Pernah kepikiran nggak, cabang Mixue dan Mie Gacoan kan ada di mana-mana, tapi kenapa cuma Mixue yang makin sepi sementara Gacoan masih tetap aja ramai, ya?
Setiap kali melewati gerai Mixue, saya merasa terenyuh. Dulu, gerai es krim yang terkenal dengan logo Snow King ini begitu diminati. Saking ramainya, antrean pembeli mengular hingga keluar gerai. Tapi, coba lihat saat ini. Gerai Mixue lebih sering terpantau sepi.
Bandingkan dengan Mie Gacoan. Meski keduanya sama-sama mencuri perhatian di awal kemunculan, Mie Gacoan dan Mixue punya jalan nasib yang berbeda. Tidak seperti Mixue yang sepi pembeli, Mie Gacoan tetap konsisten ramai. Kini, satu-satunya persamaan antara Gacoan dan Mixue adalah sama-sama memiliki outlet yang tersebar di mana-mana.
Ironis memang. Padahal biaya untuk membuka outlet Mixue tidaklah sedikit. Dibutuhkan setidaknya 300 juta untuk bisa membuka franchise Mixue. Dengan kondisi yang miris seperti saat ini, berat rasanya untuk bisa balik modal. Lantas, apa sebenarnya yang membuat Mixue sepi sedangkan Mie Gacoan selalu ramai?
Mie Gacoan lebih murah dan mengenyangkan daripada Mixue
Dari beberapa penikmat kuliner yang saya tanya, sebagian besar menjawab karena menu di Gacoan sesuai dengan prinsip makan orang pada umumnya. Murah, enak, dan bikin kenyang. Sebagai perbandingan, menu termurah di Mixue adalah Mixue Ice Cream seharga Rp8 ribu. Sedangkan harga termurah 1 porsi Mie Gacoan adalah Rp10 ribu.
Sepintas, Mixue terlihat lebih murah. Namun, apakah es krim Mixue bikin kenyang? Jelas tidak. Nyatanya, rasa manis pada es krim akan membuat seseorang jadi semakin lapar dan ingin makan lagi. Akhirnya, kelar makan es krim di Mixue mampirlah ke kang somay, kang mie ayam, dan akang-akang yang lain. Habislah tuh duit.
Bandingkan dengan Mie Gacoan. Setelah makan mie, perut terasa kenyang sehingga tidak ada keinginan untuk jajan-jajan lagi di luar.
Baca halaman selanjutnya: Gacoan menawarkan menu bervariasi…