“Makanya jangan beli es kopi terus, uangnya bisa ditabung buat beli rumah!”
“Ah, anak muda sekarang isinya self reward, tapi ngeluh nggak bisa beli rumah. Cih.”
“Saya dulu waktu masih seumuranmu sudah bisa beli rumah. Kamu malah beli mainan apa ini nggak jelas.”
Pernah dengar boomer atau si melek finansial bilang begini? Pasti pernah dong. Kalau waktu kalian baca ini dan kebetulan sedang diceramahi perkara finansial begini, saran saya ambil kanebo, lalu lap muka penceramah biar pandangannya bersih.
Cercaan pada milenial dan gen Z, terutama yang bekerja dengan gaji cukup lumayan (menyedihkan) tentang rumah memang lumayan deras. Banyak yang menuding gaya hidup mereka adalah faktor utama kenapa mereka tak bisa beli rumah. Padahal orang-orang ini lupa, harga properti naik tak masuk akal, tapi gaji tak ikut naik signifikan adalah penyebabnya.
Biar kalian paham maksud saya dan nggak ngang-ngong, saya jelaskan semampu saya.
Kondisi finansial, penghalang sebenarnya
Survei yang dilakukan oleh Bank BTN tahun 2021 mendapati alasan generasi milenial belum membeli rumah pertama karena terhalang oleh kondisi finansial (63.1%). Milenial adalah generasi terbesar kedua di Indonesia (25,87%), diikuti oleh generasi Z (27,94%).
Sebagai generasi milenial yang berkantor di Jakarta, saya mengalami sendiri sulitnya memiliki rumah pertama. Harga rumah di kawasan Jakarta jelas tak terjangkau, begitu pun harga hunian di kawasan pendukung seperti Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi. Kalaupun memaksa untuk membeli rumah dengan KPR, kami harus memaksa diri hidup sangat frugal dengan risiko kurang gizi dan liburan.
Pasar properti Indonesia sempat stagnan dan menurun di kurun waktu 2019-2021. Namun sekarang kembali menunjukkan nilai positif, dilihat dari harga-harga rumah yang semakin naik dan tak pernah turun. Saya mengambil contoh harga rumah di Tangerang Raya, yang merupakan lokasi penyumbang KPR BCA terbanyak di area Jabodetabek.
“Rumah 1 menit dari Aeon Mall BSD ditawarkan dengan harga mulai dari 700 juta.” Jika ingin membeli rumah seharga 700 juta, simulasi pembayaran yang umum adalah DP 20% dan sisanya pembiayaan KPR. Artinya, pembeli harus menyiapkan uang 140 juta rupiah untuk DP, belum termasuk biaya notaris dan lain-lain.
Sampai sini, sudah pusing belum? 140 juta plus plus itu nilai uang yang banyak banget, apalagi ketika usia 20-an.
Baca halaman selanjutnya: Gaji sekecil itu berkelahi dengan bunga floating…