Bagi-bagi kaos saat pemilu jadi salah satu kegiatan yang sering dilakukan para calon wakil rakyat. Kaos dengan gambar calon wakil rakyat beserta logo partai segedhe gaban tiba-tiba bisa banyak kita jumpai lantaran hampir semua calon menggunakan metode kampanye serupa. Bahan kaosnya pun serupa; seringnya tipis, kasar, panas, nggak nyerap keringat, dan sablonannya ala kadarnya. Yah, namanya juga gratisan, nggak baik ah kalau kebanyakan protes.
Biasanya, bapak-bapak adalah kaum yang paling pede memakai kaos partai gratisan di rumah. Jarang banget ada ibu-ibu yang mau memakai kaos kampanye ini, kecuali bahan kaosnya tebal. Bahkan tak jarang, kebanyakan bapak terlihat nyaman memakai kaos ini sekalipun si kaos sudah bolong atau koyak di beberapa bagian.
Bapak saya termasuk dalam golongan bapak-bapak yang suka pakai kaos partai gratisan. Berdasarkan hasil pengamatan saya bertahun-tahun pada bapak sendiri dan juga bapak-bapak di kampung-kampung, akhirnya saya mendapat jawaban kenapa para bapak ini suka memakai kaos partai gratisan.
#1 Biar nggak mubazir
Awalnya saya berniat untuk berbaik sangka, mungkin bapak-bapak ini punya kesadaran politik yang tinggi makanya suka pakai kaos partai. Mungkin mereka pendukung fanatik dari seorang calon wakil rakyat atau kader garis keras suatu partai. Eh, ternyata nggak juga tuh. Para bapak yang saya jumpai suka pakai kaos dari partai yang berbeda-beda. Hari ini pakai kaos partai A, besoknya partai B, besoknya lagi partai C, dst.
Sepertinya nggak mungkin kalau bapak-bapak ini punya banyak gacoan di pemilu. Mungkinkah mereka ABG labil yang bingung menentukan pilihan? Kok saya rasa nggak mungkin. Mereka bisa berganti-ganti kaos lantaran punya banyak koleksi kaos partai gratisan di lemari baju mereka. Ketimbang mubazir dan menuh-menuhin lemari atau dijadiin keset sama istrinya padahal kaosnya masih bagus, mending para bapak ini memakai semua koleksi kaos partai mereka secara bergantian biar adil. Lagi pula, kata pak ustaz, mubazir kan temannya setan. Para bapak ini tentu nggak mau jadi temannya setan, kan?
#2 Nggak sayang kalau kotor
Saya sering banget lihat kaos partai dipakai sama bapak-bapak yang mau “dinas”. Entah itu nguli, nukang di bengkel, golek ramban, angon wedhus, bertani, pokoknya saya sering menjumpai kaos ini sebagai seragam semua kegiatan dinas khas laki-laki yang butuh kerelaan untuk dikotori. Kadang, kaosnya sampai dekil banget nggak diganti. Ya wajar, sih, mosok golek ramban pakai kaos Armani ori? Kan sayang.
Kalau saya perhatikan, bapak saya juga sering banget pakai kaos-kaos partai andalan blio yang sudah belel. Biasanya bapak memakai kaos belel itu kalau mau bantu-bantu tukang yang dipanggil ke rumah buat membetulkan sesuatu. Kalau kaosnya masih bagus sih biasanya dijadikan baju tidur atau dipakai keluar rumah kayak servis motor ke bengkel.
Saya menyadari kalau perilaku bapak-bapak ini demi melindungi kesehatan mental mereka dari omelan istrinya. Maklum, kalau baju bagus kena kotor atau sampai rusak kan biasanya si istri bisa mencak-mencak. Sedangkan kalau kaos partai yang gratisan kotor atau rusak kan nggak sayang-sayang amat.
#3 Upaya berhemat
Menjadi bapak-bapak itu berat, lho, Gaes. Di balik jokes kaum bapak yang garing, terselip berbagai kegalauan tentang tanggung jawab rumit untuk menafkahi keluarga mereka. Nah, memakai kaos partai bisa jadi salah satu cara yang membantu para bapak ini berhemat.
Dengan memanfaatkan sumber daya gratisan yang menumpuk di lemari, bapak-bapak telah menghemat biaya beli kaos baru untuk pemakaian sehari-hari. Lumayan kan jatah belanja bajunya bisa mereka pakai untuk menyenangkan anak dan istri. Duh, manis banget sih Pak e~
#4 Malas diajak belanja baju baru
Alasan terakhir kenapa bapak-bapak suka pakai kaos partai gratisan adalah karena mereka malas diajak belanja baju baru. Biasanya para bapak ini sudah ngeri duluan membayangkan istrinya bakal semangat banget memilih baju sampai berjam-jam lamanya. Jadwal “me time” para bapak ini jadi korban kalau harus ikut belanja dengan istrinya. Apalagi kalau mata istrinya sudah ke mana-mana. Wah, bisa jadi beliin baju suami cuma sekadar kedok biar sang istri bisa memilih baju baru sekalian. Kalau sudah begini si bapak biasanya berpikir mending pakai kaos gratisan yang sudah ada di rumah daripada dompetnya nggak selamat.
Begitulah kira-kira alasan para bapak senang pakai kaos partai gratisan. Pakai kaos kampanye ini bukan kebiasaan jelek dan norak, kok. Nggak ada salahnya kan memaksimalkan sumber daya yang sudah ada di rumah?
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kenapa Bapak-bapak Suka Pakai Helm Motor Gratisan dari Dealer?