Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kemiripan DPR dengan Tenryuubito di One Piece

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
9 Oktober 2020
A A
tenryuubito dpr pejabat lalim nggak ada akhlak brengsek mojok

tenryuubito dpr pejabat lalim nggak ada akhlak brengsek mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau kalian menonton One Piece, pasti kalian tahu siapa itu Tenryuubito atau kaum Naga Langit. Dalam dunia One Piece, ada satu kaum yang tidak bisa tersentuh dan berada di atas semua elemen masyarakat dunia, dan Tenryuubito adalah orang-orang itu. Mereka dikenal sebagai keturunan langsung dari 20 kerajaan yang menciptakan dunia.

Mereka mungkin lemah, tapi jika berani mengusik maka konsekuensinya adalah mati di tangan aparat dunia One Piece: Marine dan World Government. Tidak tanggung-tanggung, yang turun adalah seorang admiral/laksamana. Buat yang nggak familiar dengan Marine di One Piece, seorang yang punya pangkat admiral itu pasti orang yang amat kuat. Mereka, kaum bangsawan dunia, bisa menggunakan kuasa mereka dengan seenaknya dan tanpa takut diprotes oleh rakyat kecil. Penyalahgunaan kekuasaan, dan selalu dilindungi oleh aparat yang notabenenya adalah rakyat juga. Mereka berbuat seenaknya, yang bertarung aparat dan rakyat. Familiar?

Oleh sebab itu, saya ingin menuliskan beberapa kemiripan antara Tenryuubito dengan Dewan Perwakilan Rakyat yang sedang deras-derasnya mendapat hujatan dari berbagai pihak. Gimana nggak dapat hujatan, bikin undang-undang dengan dalih kesejahteraan rakyat tapi rakyatnya malah nggak pada suka. Ibarat ngajak orang makan pedas ke penderita maag, udah tau akan berbahaya tapi tetap keukeuh ngajak. Kocik.

Tidak memikirkan nasib rakyat kecil

Tentu saja yang paling jelas adalah bahwa Tenryuubito dan DPR sama-sama tidak memikirkan rakyat kecil. DPR dan Tenryuubito sama-sama tidak memikirkan rakyat kecil, yang mereka pikirkan adalah bagaimana caranya menikmati kehidupan dengan menggunakan power mereka dan menyalahgunakannya. Tapi, bukan berarti semua DPR dan Tenryuubito begitu, sebab beberapa kali ditemukan DPR dan seorang Tenryuubito yang ternyata masih memihak rakyat kecil. Walaupun nggak banyak-banyak amat juga sih, tapi tetap bravo untuk para Tenryuubito dan DPR yang memikirkan rakyat kecil.

Hanya memikirkan duniawi

Tenryuubito dan DPR sama-sama memiliki satu kemiripan yang sama, harta dan kekuasaan. Tenryuubito digambarkan di One Piece sebagai bangsawan dunia yang tamak dan selalu saja memikirkan hal-hal duniawi. Mereka digambarkan sebagai kaum yang kaya raya, tapi di atas penderitaan rakyat.

Bagaimana dengan DPR? Sudah tahu dan jelas, bahwa banyak anggota DPR yang juga seringkali tertangkap tangan oleh KPK melakukan tindak pidana korupsi. Orang kalau korupsi, ya, tidak mungkin alasannya untuk kesejahteraan rakyat. Tidak ada riwayatnya korupsi untuk mengentaskan kemiskinan. Tapi, ada juga DPR dan Tenryuubito yang tidak korupsi. Ya, namanya kejahatan mah oknum yee. Masalahnya, oknumnya kebanyakan wqwqwq. 

Memperbudak rakyatnya

Kalau Tenryuubito itu literally benar-benar memperbudak rakyatnya beneran. Iya, memperbudak seperti masa dulu itu, loh. Kaum Naga Langit sering membeli budak di Human Auctioning House milik Donquixote Doflamingo.

Donquixote Doflamingo pun adalah keturunan bangsawan. Ngelu.

Baca Juga:

Seandainya Masih Hidup, Mungkin Begini Tanggapan Gus Dur terhadap Pengibaran Bendera One Piece

Gaji Guru 25 Juta per Bulan Itu (Baru) Masuk Akal, Kualitas Baru Bisa Ditingkatkan kalau Sudah Sejahtera!

Bedanya dengan DPR, memang DPR tidak memperbudak rakyat seperti Tenryuubito, tapi dengan rancangan undang-undang yang baru. Seperti masa kolonial Hindia Belanda, dengan kebijakan tanam paksanya. Apakah banyak yang kerja? Tentu saja banyak sekali, tapi apakah hak pekerja ada? Tidak ada, wong cuman dibayar beberapa gulden saja. Yang untung tetap sama pemerintah kolonial. Pemerintah kolonial sudah nggak ada, bedanya sekarang bangsa sendiri, hahahahaha.

Nggak ada akhlak

Dari dua alasan di atas, kita bisa bilang kalau kaum Naga Langit emang nggak ada akhlak. Kalau punya, tidak mungkin mereka semena-mena kepada rakyat, menindasnya, dan hanya memikirkan duniawi saja. Kalau punya akhlak, masalah rakyat pasti nomor satu dan duniawi nomor dua. Apalagi, belakangan kita tahu ada tragedi mikrofon dimatikan. Apa itu etis dan berakhlak saat sedang menyampaikan pendapat, lalu tiba-tiba dimatikan? 

Pantas saja Nabi Muhammad diturunkan kepada kita untuk menyempurnakan akhlak, sebab sebenarnya manusia mah pada umumnya pintar-pintar saja. Yang kurang cuman akhlak, peradaban tanpa akhlak jadinya seperti sekarang ini. Rakyat cuman jadi korban, dibenturin dengan aparat yang notabenenya adalah rakyat juga. Sama-sama punya keluarga di rumah masing-masing, sedangkan yang buat undang-undang cuman santai.

Tapi, tak ada salahnya jika kita berharap ada orang macam Donquixote Mjosgard dan orang tuanya Doflamingo. Mereka adalah anggota Naga Langit yang insyaf. Mjosgard awalnya nyebelin sih, tapi sekarang udah sadar.

Nah, pertanyaannya, yang lain bakal nyusul, atau malah makin parah?

Sumber gambar: Akun Twitter @Arief_Munanzar

 BACA JUGA Kakure Kirishitan: Sejarah Penyebaran Kristen di Jepang dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2020 oleh

Tags: dprlalimone piecePejabattenryuubito
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

Daftar Riders Pejabat Ketika Kunjungan ke Daerah Terminal Mojok.co

Daftar “Riders” Pejabat Ketika Kunjungan ke Daerah

27 April 2022
Mempertanyakan Kebiasaan Peluk Bantal Guling Orang Indonesia Saat Tidur Terminal mojok

Desain Interior Ruang Rapat Paripurna MPR/DPR RI Bikin Gagal Fokus, Pantes Anggotanya Sering Tidur

17 Agustus 2021
buruh pabrik kuli bangunan ideologi kiri buruh mojok

Tak Perlu Malu Jadi Buruh Pabrik, Malulah kalau Jadi Pejabat Korup

18 Oktober 2020
Kelam Dunia Caddy Golf: Menjadi Simpanan Orang Kaya hingga Gaji ala Kadarnya

Kelam Dunia Caddy Golf: Menjadi Simpanan Orang Kaya hingga Gaji ala Kadarnya

29 November 2022
scanlation one piece chapter 1011 attack On Titan Lebih Baik dari 'One Piece'? Mabuk, Bos?

Kaido Ternyata Mengidap PTSD: Sebuah Analisis

30 Agustus 2020
one piece luffy oda sensei MOJOK

Alternatif Ending One Piece: Revolusi Harga Mati

1 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Orang Jakarta Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Tidak Cocok untuk Kalian Mojok.co

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

11 Desember 2025
Alasan Orang Jepara Malas Liburan di Daerah Sendiri dan Memilih Plesir ke Kudus Mojok.co

Alasan Orang Jepara Malas Liburan di Daerah Sendiri dan Memilih Plesir ke Kudus

10 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Lidah Jawa Saya Kaget dan Menyerah Ketika Mencoba Dendeng Rusa dari Merauke

Lidah Jawa Saya Kaget dan Menyerah Ketika Mencoba Dendeng Rusa dari Merauke

10 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi
  • UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan
  • Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.