Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Keluh Kesah Kuliah di Jurusan Farmasi: Jago Kimia Aja Nggak Cukup

Mohammad Faiz Attoriq oleh Mohammad Faiz Attoriq
17 April 2023
A A
Keluh Kesah Kuliah di Jurusan Farmasi: Jago Kimia Aja Nggak Cukup

Keluh Kesah Kuliah di Jurusan Farmasi: Jago Kimia Aja Nggak Cukup (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dari SMA saya bercita-cita kuliah masuk jurusan Kimia, tapi orang tua malah menginginkan saya masuk jurusan Farmasi.

Ini adalah sebuah pelajaran penting bagi adik-adik pejuang SNBP dan SNBT agar jangan sampai ada penyesalah salah masuk jurusan kuliah seperti saya. Sejujurnya, kalau flashback ke tahun 2015, saya antara ingin menertawakan kebodohan saya atau malah menangisi mengapa saya memilih kuliah di jurusan Farmasi.

Jadi, ini adalah buah karma kebodohan saya sewaktu SMA pada tahun 2013 yang nggak memaksimalkan nilai Ekonomi untuk syarat masuk jurusan IPS. Waktu itu, saya hendak naik kelas XI dan belum mendapat Kurikulum 13, makanya penjurusan saya dilakukan saat naik kelas, bukan sejak awal masuk SMA.

Kenapa saya sebut buah karma kebodohan? Ya karena saya memilih IPA untuk menempuh pendidikan lanjutan setelah naik dari kelas X. Saat itu saya dilema. Mau masuk IPA, tapi nilai Biologi saya jelek. Mau masuk IPS, tapi saya malas berhadapan dengan Ekonomi. Kalau jurusan Bahasa, mohon maaf malah saya skip dulu. Saya yang masih berjiwa muda itu terlalu terobsesi dengan kedua orang tua saya yang mengajar di sebuah PTN sebagai dosen jurusan Kimia sehingga ketularan menyukai mata pelajaran Kimia.

Saya pun bersikukuh ingin masuk jurusan Kimia ketika kuliah nanti. Hitung-hitung meneruskan “legacy” ayah dan ibu saya. Namun, apa yang orang tua saya katakan? Saya justru diminta mengambil jurusan Farmasi oleh mereka. Menurut mereka, setidaknya saya masih bisa mempelajari Kimia di sana dan biar ilmunya bermanfaat.

Sebagai anak yang baik, akhirnya mau nggak mau saya merelakan jurusan Kimia berada di pilihan kedua saat SBMPTN. Sementara pilihan pertama, saya memilih jurusan Farmasi. Begitu hasil SBMPTN keluar, saya justru lolos pada pilihan pertama. Ya sudah, saya pun merelakan impian saya berkuliah di jurusan Kimia.

Makin lama nggak cocok

Di semester pertama menjadi mahasiswa jurusan Farmasi, saya masih bisa mengikuti “permainan” di jurusan ini karena mata kuliahnya masih dasar. Namun begitu memasuki semester kedua, mulai ada turunan ilmu Biologi. Di sini saya mulai agak menyerah. Hasilnya, IPK saya di bawah 3,00.

Tambah semester, saya tambah babak belur. Mata kuliah berbau Biologi mulai banyak, tapi yang bersinggungan dengan Kimia mulai sedikit. Malah bidang klinis seperti pemilihan terapi untuk penyakit tertentu dengan uji klinisnya bikin saya hancur.

Baca Juga:

5 Dosa Jurusan Ekonomi yang Bikin Lulusannya Kagok di Dunia Kerja

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Saya sempat ingin pindah jurusan sebelum semester empat berakhir, tapi orang tua saya menentangnya. Ya sudah, saya lanjutkan dengan konsekuensinya.

Semakin lama, bukannya tambah betah, saya malah tambah nggak cocok dengan jurusan Farmasi. Saya merasa semakin nggak bisa menguasai ilmunya. Misalnya, di mata kuliah Farmakologi untuk pemilihan terapi, saya nggak bisa mengikuti karena mekanismenya ruwet dan algoritmanya bikin kepala saya panas.

Apakah hanya mata kuliah Farmakologi yang bikin mumet? Ada juga ilmu Manajemen dan Komunikasi yang bikin ruwet. Akan tetapi orang tua saya memaksa agar saya tetap berjuang. Masalahnya, kemampuan saya sudah mentok. Kudu gimana coba?

Akhirnya sampai lulus IPK saya berakhir di angka 2,82. Itu pun tertolong skripsi saya yang mengambil topik Kimia Farmasi. Kayaknya ini satu-satunya bidang yang (((agak))) saya kuasai selama kuliah.

Serangkaian pengakuan

Meski prospeknya bagus karena bisa menolong orang banyak, kalau saya nggak bisa menguasai ilmunya buat apa? Begitu kira-kira pikiran saya selama berkuliah di jurusan Farmasi.

Saya jadi menyesal, kenapa saya nggak bisa membuat orang tua saya yakin bahwa Farmasi bukanlah jurusan yang tepat untuk saya. Selain itu, muncul juga penyesalan, kenapa saya nggak memaksimalkan nilai Ekonomi sewaktu SMA agar bisa masuk IPS atau memilih opsi jurusan Bahasa saja sekalian.

Namanya nasi sudah telanjur menjadi bubur, tapi buburnya salah cara masaknya. Sudah pasti rasanya jadi nggak enak banget. Begitu kira-kira analoginya. Saya baru sadar kalau menguasai Kimia saja nggak cukup untuk kuliah di jurusan Farmasi. Jurusan ini lebih kompleks dan saya nggak bisa menguasainya.

Apesnya, orang tua saya malah bersikukuh meminta saya bekerja di bidang farmasi setelah lulus kuliah. Sebenarnya saya ingin jadi fotografer atau penulis, tapi nggak kesampaian karena selalu dihakimi sebagai hobi.

Sampai sekarang saya masih menyesal. Seandainya bisa kembali ke masa SMA, saya akan memperjuangkan keinginan saya. Mungkin saya akan lebih bahagia sekarang karena nggak masuk jurusan Farmasi.

Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Apa Iya Lulusan Farmasi Cuma Bisa Baca Resep dan Jaga Apotek?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 April 2023 oleh

Tags: farmasijurusan kuliahKuliah
Mohammad Faiz Attoriq

Mohammad Faiz Attoriq

Si pria random yang tubirnya meletup-letup

ArtikelTerkait

Pengalaman Kuliah Sambil Kerja Part Time Selama 5 Tahun, Memungkinkan Dilakukan Asal Tahu Siasatnya Mojok.co

Pengalaman Kuliah Sambil Kerja Part Time Selama 5 Tahun, Memungkinkan Dilakukan Asal Tahu Siasatnya

1 Februari 2024
4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya Mojok.co

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

13 November 2025
4 Opsi Pekerjaan biar Dapat Pemasukan sambil Kuliah terminal mojok.co

Menyoal Kuliah: Mau Ambisius Apa Chill Aja Ya?

26 Agustus 2019
Hentikan Stigma Mahasiswa Seni adalah Mahasiswa Haha Hihi Musik Metal Bukan Hanya Soal Vokalis yang Berteriak

Hentikan Stigma Mahasiswa Seni Adalah Mahasiswa Haha Hihi

27 Mei 2020
Selalu Diajar Dosen Nggak Becus, Sekalinya Ketemu Dosen Baik Dikit Jadi Dianggap Hebat, padahal Itu Bare Minimum Mojok.co

Selalu Diajar Dosen Nggak Becus, Sekalinya Ketemu Dosen Baik Dikit Jadi Dianggap Hebat, padahal Itu Bare Minimum

26 Agustus 2025
suka duka KRS mojok

Di Kampus Saya, Waktu KRS Adalah Waktu Penuh Drama yang Menggemaskan

27 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.