ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Kekasih Gelap Bos Garuda yang Punya Rupa tapi Tidak Punya Adab

Mimi Hilzah oleh Mimi Hilzah
10 Desember 2019
A A
kekasih gelap bos garuda

kekasih gelap bos garuda

Share on FacebookShare on Twitter

Baru saja saya mengemas 45 stoples kue yang besok akan menuju Papua sambil tersenyum-senyum mengingat sebaris kalimat yang saya baca di sebuah tautan tentang kekasih gelap bos Garuda yang sedang heboh di linimasa sebelumnya.

“Belum tahu siapa saya, ya? Nanti saya Papuakan…”

Kalimat itu dilontarkan si wanita muda seorang pramugari yang sedang viral karena dugaan oplas yang dibiayai oleh negara, sebagai semacam ancaman. Konon perempuan cantik ini sudah terlatih mengintimidasi bahkan bisa membuat orang lain yang dianggapnya tidak becus mengurusinya tiba-tiba kehilangan jabatan bahkan melorot posisi pekerjaannya ke dasar kekecewaan. Padahal, si mbak ini ternyata menyalahgunakan relasi kuasa atas nama kekasih gelap bos Garuda itu.

Aduh kok malah ngegosip…

Bicara soal Papua, saya selalu senang tiap kali ada pelanggan dari tanah Papua memesan kue. Pelanggan-pelanggan tangguh biasanya. Mereka tidak meributkan harga kue, dianggap murah bahkan. Bagaimana tidak, harga ongkir ke Papua justru lebih mahal dari harga kuenya. Mungkin juga karena harga produk yang beredar di sana cukup mahal, ditambah variasi produk yang memang langka.

Tapi saya mencatat beberapa nama yang mungkin tidak sekeren dan secantik si wanita yang suka memPapuakan orang tadi, tapi adabnya luar biasa. Sebutlah si Gadis dan si Nona, dua pelanggan pareto dapur kami sejak dapur ini didirikan. Mereka berdua tinggal di Papua, mencari nafkah di sana dan mencintai Papua sebagaimana mencintai tanah kelahiran mereka.

Kalau mereka mengirim pesan, selalu jelas apa yang ingin mereka pesan dan dengan cara yang sangat sopan. Dan tidak pernah ada tawar menawar harga. Terkadang malah urusan pengiriman ke Papua, mereka yang mengurus sendiri. Saya cukup mengemas dengan baik dan rapi. Mereka mengirim utusan datang mengambil pesanannya atau saya mengantarkan ke rumah kerabat mereka di Makassar.

Berikut urusan pembayaran. Seingat saya belum pernah saya sampai harus menagih padahal totalan kue mereka bisa sampai berjuta-juta. Setelahnya, mereka yang sibuk berterima kasih. Bahkan si Nona tak pernah lupa mengirimkan tip untuk asisten-asisten saya. Suatu ketika mbak Nona datang berkunjung di dapur kami, ia dengan sangat rendah hati mengucapkan terima kasih kepada asisten-asisten saya.

“Terima kasih ya kalian sudah susah payah sampai lembur membuatkan kue pesanan saya. Pasti saya sangat merepotkan sebab pesanan saya paling banyak… Maafkan, ya…” Saya berikut asisten-asisten saya melongo dibuatnya.

Ini Kaka sebenarnya tra usah berterima kasih sampai minta maaf begitu, toh kami yang senang sekali kalau Kaka selalu ingat pesan kue di sini…

***

Saya menganalisa kata di-“Papuakan” itu sebagai sindiran yang tidak elok. Entah merujuk kepada orang Papua atau justru kepada tanah Papua. Kedua-duanya kok ya tetap tidak menyenangkan dimaknai apalagi kata tersebut digunakan sebagai bentuk ancaman.

Kenapa harus Papua, mbak Put? Kenapa bukan Cina saja seperti yang suka dilakukan orang-orang dari kaum onoh… Kami toh sudah kenyang dianggap bukan bagian dari republik ini whatsoever ….

Saya penasaran, apakah sewaktu melamar menjadi seorang pramugari mbak ini tidak diberikan standar-standar tertentu dalam berucap maupun bersikap sebab beliau akan mewakili maskapai terhormat yang mana merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara? Kok bisa sekacau ini, ya?

Bahkan di dapur sederhana yang saya kelola saja ada aturan yang tidak tertulis bahwa para asisten akan saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lain tidak peduli lebih muda atau lebih tua, dan tidak boleh menyinggung SARA. Saya masih bisa menolerir kekurangan semacam kekurangan dalam keahlian bekerja daripada harus berhubungan dengan orang yang kesulitan mengatur laku dan ucapannya.

Tapi ternyata rumus adab itu memang tidak serta-merta dikuasai semua orang yang terlahir (atau pun hasil oplas) dengan wajah cantik dan ganteng, berstatus sosial tinggi atau dari latar pendidikan yang hebat. Kalau mau buktinya, ya gampang. Kalian yang sering bergaul di media sosial di keseharian pasti bisa menemukan contohnya di antara daftar pertemanan kalian dan status-status yang hilir mudik di timeline.

Yang terjadi kini, kemampuan menggunakan adab tidak lagi didominasi mereka yang dalam pakaian dan atributnya dianggap mewakili kaum yang taat beribadah. Kemampuan menggunakan adab pun bukan dominasi kaum pribumi bahkan priyayi semata. Atau suku-suku tertentu.

Saya seorang Tionghoa yang justru mati-matian jatuh bangun belajar meneladankan adab dahulu sebelum ilmu, seperti yang diteladankan Rasulullah. Tapi kemudian mata sipit saya terbuka lebar, setelah berinteraksi dengan macam-macam tipe dan karakter pelanggan dari beragam latar belakang kehidupan dan keyakinan, hingga saya tiba pada kesimpulan bahwa kemampuan menggunakan adab ternyata ada di persoalan sederhana saja.

Mau atau tidak mau dan dianggap penting atau tidak penting.

Ada orang yang saking menganggap dirinya tinggi dan hebat, merasa sah saja berlaku buruk dan berucap sembarangan kepada mereka yang dianggap tidak setara. Ada orang yang terlalu mengagungkan garis keturunannya, status sosial yang dimilikinya, pekerjaannya, pasangannya, bahkan apa agama yang dianutnya, sampai-sampai ia lupa caranya berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan manusia lain.

Padahal adab itu perkara mudah saja. Berkata baik, berpikir baik-baik dan berlaku sebaik-baiknya kita ingin diperlakukan.

Memiliki prinsip itu penting tapi jangan meringsek orang lain yang memegang prinsip yang berbeda.

Punya harta itu bagus, tapi jangan mendadak pongah berakting ala OKB (Orang Kaya Baru) dan semua orang dianggap sebagai sobat misqueen.

Punya wajah cantik atau tampan itu anugerah yang harus disyukuri, tapi jangan berlebihan mencintai diri sendiri. Semua orang akan menua dan renta pada akhirnya.

Taat beribadah dan menjalankan petunjuk agama dengan sangat disiplin itu memang hanya orang-orang istimewa yang mampu, tapi jangan juga jadi bablas mudah mengkafir-kafirkan orang-orang yang mungkin sedang jatuh bangun berusaha memantapkan keyakinannya dan memimpikan bisa hidup baik-baik. Mana tahu dia yang dianggap sesat dan jahil justru lebih dulu disimpankan tempat terbaik di surga oleh malaikat karena keseringan dizalimi.

Dan punya kekasih kaya raya serta punya kuasa, perempuan jomblo mana kira-kira yang tak ingin? Tapi mbokya usahakan sekuat-kuatnya jangan sampai suami orang.

Adab dahulu, mulia kemudian.

BACA JUGA Surat Terbuka untuk Suami yang Merindukan Istri Sempurna Serupa Bidadari atau tulisan Mimi Hilzah lainnya. Follow Facebook Mimi Hilzah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Desember 2019 oleh

Tags: adabberadabkekasih gelapmanusia beradab
Mimi Hilzah

Mimi Hilzah

ArtikelTerkait

4 Adab Tanya Alamat ke Orang Jogja biar Nggak Nyasar selain Buka Helm Terminal Mojok

4 Adab Tanya Alamat ke Orang Jogja biar Nggak Nyasar selain Buka Helm

2 Februari 2022
batita Nyuruh Anak Kecil ke Masjid Itu Bagus, tapi Ajari Juga Adabnya terminal mojok

Nyuruh Anak Kecil ke Masjid Itu Bagus, tapi Ajari Juga Adabnya

27 Maret 2021
6 Hal yang Harus Dihindari Saat Menjenguk Bayi

6 Hal yang Harus Dihindari Saat Menjenguk Bayi

17 Juni 2022
Adab Meletakkan Piring Kotor di Wastafel Atau Tempat Cuci Piring yang Kerap Dilupakan Orang

Adab Meletakkan Piring Kotor di Wastafel Atau Tempat Cuci Piring yang Kerap Dilupakan Orang

4 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Tiga Hal yang Harus Dilakukan Saat Seseorang Menawarkan Bisnis MLM

Tiga Hal yang Harus Dilakukan Saat Seseorang Menawarkan Bisnis MLM

Para Perokok di Dalam Ruangan Tertutup dan Ber-AC, Motivasinya Apa sih?

Para Perokok di Dalam Ruangan Tertutup dan Ber-AC, Motivasinya Apa sih?

Berdamai dengan Kutukan Sisyphus yang Menjangkiti Kita Semua

Berdamai dengan Kutukan Sisyphus yang Menjangkiti Kita Semua

Terpopuler Sepekan

Kampung Tuguran Magelang Idaman Maba Untidar karena Dekat, Aman, dan Minim Pergaulan Bebas. Dijamin Bisa Fokus Belajar Mojok.co

Kampung Tuguran Magelang Tempat Ngekos Idaman Maba Untidar karena Dekat, Aman, dan Minim Pergaulan Bebas

10 Juni 2025
Ternak Lele tanpa Ilmu, Berujung Penyesalan dan Rasa Malu (Unsplash)

Ternak Lele Berujung Penyesalan, Tersiksa karena Bau Busuk Kolam dan Rasa Malu ketika Teman Berkunjung

13 Juni 2025
Derita S1 Informatika Lulus Cumlaude, Berakhir Jadi BuzzeRp (Unsplash)

Derita Lulusan Cumlaude S1 Informatika, Berharap Lulus Bisa Jadi Top Hacker Malah Nyasar Bekerja Menjadi Buzzer

13 Juni 2025
Vario 110, Motor Honda Terbaik yang Bikin Saya Menyesal (Wikimedia Commons)

Setelah Mencoba 9 Generasi Vario, Saya Menyesal Sudah Menjadikan Vario 110 Sebagai Generasi Terbaik Motor Honda

10 Juni 2025
Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

16 Juni 2025
Orang Kampung Pertama Kali Jajan Starbucks Kebingungan, Kebanyakan Tawaran Tambahan dan Penamaan Ukuran Minuman yang Aneh. Bikin Kapok! Mojok.co

Kebingungan Orang Kampung Pertama Kali Jajan Starbucks, Kebanyakan Penawaran dan Istilah Aneh

12 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Innova Zenix Bisa Menjadi Penyesalan Toyota karena Melahirkan Mobil Tidak Otentik dan Ternyata Innova Reborn Belum Habis
  • Pertama Kali Anak Desa Nongki di Tempo Gelato Malah bikin Canggung karena Pilih Varian Aneh dan Bertindak Konyol
  • Jukir di Surabaya Bisa Ngajak Ribut dan Bikin Repot karena Uang Rp2 Ribu, Tukang Parkir Jogja Lain Cerita
  • Orang Kebumen Pertama Kali Nginep di Jepang: Bingung Cara Pakai Toilet sampai Cebok Pakai Botol Air
  • Bukan Janji, Tapi Jalan : 100 Hari Pertama Masa Kepemimpinaan Wali Kota Solo
  • 14 Tahun Pakai Yamaha Xeon, Motor Butut yang Kuat Menerjang Jalanan Terjal Tasikmalaya ke Pantai Pangandaran

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.