Sudah hampir 4 tahun saya merantau ke Kediri. Selama 4 tahun ini saya sangat jarang pulang ke kampung halaman. Teman-teman saya pun penasaran kenapa saya bisa begitu betah di Kota Tahu ini.
Saya akui, saya memang (cukup) bahagia tinggal di Kediri. Tempat ini tidak sempurna, tapi saya masih bisa menoleransi kekurangan-kekurangan itu. Buat kalian yang sekiranya nggak bisa berdamai dengan kekurangannya, saya sarankan nggak usah tinggal di sini. Mending kalian cari daerah lain daripada tetap memutuskan ke Kota Tahu, tapi nggak bahagia. Nah, di bawah ini beberapa tanda kalian nggak cocok hidup di Kediri:
#1 Menginginkan gaji besar di Kediri
Kalian yang ingin merantau ke Kediri dengan harapan gaji yang besar, sebaiknya urungkan niat itu. UMR daerah ini tidak begitu besar, hanya sekitar Rp2,4 juta. Tidak sebesar Karawang atau Jakarta yang bisa menembus Rp4 juta. Dengan kata lain, potensi mendapatkan gaji besar sangat minim.
Selain itu, berdasar pengalaman kawan-kawan saya, lapangan pekerjaan di Kediri yang berbasis PT atau perusahaan besar macam Gudang Garam itu cukup sulit. Paling gampang ya cari kerja di usaha perorangan macam coffee shop atau pertokoan. Tapi ya begitu, kemungkinan besar gajinya akan UMR atau bahkan di bawah UMR. Bahkan, banyak dari kawan-kawan saya yang gajinya cuma Rp1 juta.
Kalian mungkin saja bisa hidup irit dan menabung, mengingat biaya hidup yang relatif murah. Namun, coba pikir-pikir lagi deh bagaimana rasanya hidup selama 1 bulan dengan uang segitu. Belum lagi, kalau kamu merantau itu berniat membayar hutang budi ke orang tua, atau bahkan membiayai kebutuhan keluarga di kampung halaman.
#2 Kurang sabar di jalan raya
Dulu, sebelum saya kuliah di Kediri, kawan saya yang pernah liburan ke Kediri sempat mengingatkan saya hati-hati ketika berkendara. Sebab, pengendara pelat AG itu begitu brutal di jalan raya. Saya hanya tertawa mendengar omongan itu. Pikir saya, apa hubungannya antara plat nomor dan kedisiplinan berkendara.
Akan tetapi, setelah bertahun-tahun hidup di Kediri, omongan itu benar adanya. Ini bukan berarti seluruh orang Kediri itu nggak disiplin dalam berkendara ya. Hanya saja, memang kebanyakan orang dengan pelat kendaraan AG itu berkendaranya ngawur. Beberapa pelanggaran lalu lintas yang kerap dilakukan adalah menerobos lampu merah, hingga cara menyalip itu benar-benar brutal.
#3 Suka keluar malam
Selain harus berhati-hati sama pengendara, kalian juga perlu ekstra hati-hati kalau suka keluar di malam hari. Kejahatan di jalanan Kediri saat malam hari nggak bisa dipandang sebelah mata, terutama in case balap liar. Keberadaan balap liar di Kota Tahu terkadang menjadi kedok untuk mereka yang hendak melakukan kejahatan-kejahatan sejenis merampok. Di bulan Juni ini saja, sudah beberapa kali kasus balap liar terjadi.
Sekarang, Kediri di wilayah kota mungkin sudah mulai aman. Namun, daerah kabupatennya itu yang masih sarat akan kejahatan-kejahatan jalanan. Saya pribadi juga sempat menuliskannya di Terminal Mojok karena jadi korban balap liar itu. Oleh sebabnya, kalau kamu suka keluar saat tengah malam, maka perlu ekstra hati-hati memutuskan untuk hidup di Kediri.
Baca halaman: #3 Suka keluar malam …