• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Divisi Danus Memang Harus Pelit

Muhammad Ikhdat Sakti Arief oleh Muhammad Ikhdat Sakti Arief
20 Agustus 2019
A A
divisi danus

divisi danus

Share on FacebookShare on Twitter

Di setiap kegiatan mahasiswa, divisi danus (dana dan usaha) pasti selalu ada. Karena divisi inilah yang mencari bahan bakar supaya kegiatan bisa berjalan. Sebagus apapun konsep sebuah kegiatan, kalau tidak ada anggaran, tidak akan bisa apa-apa.

Orang-orang yang tergabung dalam divisi danus harus punya jiwa-jiwa entrepreneur yang baik. Pandai memanfaatkan setiap peluang yang ada. Kalau bisa harus kapitalis—semua hal harus diuangkan.
Danus harus pandai-pandai mencari peluang. Mencari tempat-tempat yang bisa menghasilkan uang. Terutama di keramaian. Misalnya di wisuda kampus, pasar malam, atau di tempat yang banyak orang berkumpul. Kalau di daerah saya—Kendari—taman kota biasanya selalu ramai di akhir pekan. Di tempat-tempat seperti itulah biasanya anak-anak danus mencari dana—menjual roti dan juga es buah.

Kebanyakan cara divisi danus mencari dana untuk kegiatan adalah dengan menjual. Yang dijual biasanya adalah makanan—roti, nasi kuning, dan juga minuman-minuman. Yang sedikit kreatif biasanya akan punya olshop, walaupun kecil-kecilan. Yang dijual biasanya alat-alat kosmetik. Dan apapun yang bisa mendatangkan uang. Tapi tenang, divisi danus pantang jual agama.

Kalau awal-awal masuk kuliah ada kakak-kakak cantik yang menawarkan es buah atau jualan lain kepada maba (mahasiswa baru), kemungkinan mereka adalah anak-anak danus yan sedang mencari dana tambahan kegiatan organisasi. Kalau kalian ada uang, silahkan dibeli. Kalau kalian saat kuliah ingin gabung dengan suatu organisasi, pasti akan merasakan hal seperti itu.

Maba memang biasanya menjadi “penghasil uang”. Selain karena masih baru—kemungkinan masih punya banyak uang, juga lebih mudah dibujuk untuk beli. Biasanya maba-maba yang sejurusan akan disuruh untuk membeli aksesoris yang berhubungan dengan jurusannya. Misalnya, stiker logo jurusan, pin logo jurusan, sampai kaos yang menandakan kalau dia dari jurusan tertentu.

Karena divisi danus kebanyakan jualan, makanya anak-anak danus harus komunikatif. Tidak boleh gengsian. Itulah kenapa anak danus itu kebanyakan perempuan—berdasarkan pengalaman saya. Mereka lebih pandai menjual dan membujuk pelanggan untuk membeli.

Kalau laki-laki disuruh jualan, pasti susah untuk laku. Mereka susah untuk menawarkan jualan kepada orang lain—gengsi bos. Entah apa yang menghalangi kami-kami—kaum lelaki—ini untuk bilang, “es buahnya mas, mbak”. Mungkin takut ditolak. Mending ditolak, biasanya tidak diperdulikan—dilirikpun tidak. Kalaupun ada laki-laki yang keliling menawarkan jualan, pasti ada satu perempuan yang menemani. Laki-laki mah cuma jadi “babu”, ngangkatin barang jualan.

Namanya jualan, yha main untung-untungan. Kadang laku, kadang juga tidak. Apalagi anak danus itu bukan hanya dari organisasi kita saja. Anak danus dari organisasi lain juga banyak yang jualan. Persaingan bisnis di dunia danus ini keras, bos.

Kalau ada yang tidak laku, terpaksa barang jualan dibeli sendiri sama anak-anak danus. Atau mulai menawarkan ke teman-teman sekos, teman se-tongkrong-an. Dan yang paling efektif, menawarkan ke teman sejurusan. Misalnya saya mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, maka saya akan menawarkan ke anak-anak Bahasa Inggris yang lain. Mulai dari junior, seangkatan, senior, sampai alumni-alumninya. Dan biasanya cara ini selalu berhasil. Makanya kami punya istilah, “di manapun jualannya, yang beli ya kita-kita juga.”

Selain jualan, anak danus juga biasanya akan menyebar proposal di pelbagai perusahaan. Bahkan juga ke instansi pemerintahan. Berharap bisa menjadi sponsor dan tentu saja dapat tambahan dana. Seperti halnya berjualan, proposal yang dimasukan ke perusahaan juga untung-untungan. Kadang diterima, kadang juga tidak.

Mengajukan proposal ke perusahaan-perusahaan juga butuh perjuangan. Koneksi sekecil apapun harus dimanfaatkan. Terkadang, perusahaan yang dituju ada diluar kota. Jadi harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter untuk hanya untuk memasukan proposal. Dan itupun belum tentu diterima.

Divisi danus berteman baik dengan bendahara—yang tugasnya mencatat semua pemasukan dan pengeluaran sekecil apapun. Supaya nantinya bisa dipertanggungjwabkan di laporan pertanggung jawaban dan juga di akhirat. Jadi jangan main-main, bos.

Bendahara dan juga anak danus harus skeptis. Kalau ada yang minta dana untuk suatu keperluan, harus dipastikan dengan benar. Kalau bisa dikasi uang pas—tidak kurang, apalagi lebih. Itu sudah menjadi SOP dari anak danus dan juga bendahara.

Menjadi bendahara maupun anak danus harus kuat untuk dikatakan pangkia (pelit). Karena memang bendahara harus menekan pengeluaran. Harus hemat sehemat-hematnya.
Tugas anak danus itu berat, boi. Apalagi kalau kegiatan punya target dana yang bisa dibilang tidak sedikit. Bisa sampai ratusan juta.

Mewakili teman-teman yang suka nynyir sama anak danus, kami mohon maaf kepada anak-anak divisi danus. Juga sebagai nasihat untuk diri sendiri, berhentilah nyinyirin anak danus. Sekadar mengingatkan, dikatain pelit itu sakit, boi. (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: dana usahadivisi danusEOMahasiswapanitia

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Nama saya Ikhdat, seorang pengangguran (semoga cepat dapat kerja) pecinta senja, penikmat kopi (biar dibilang anak indie) yang suka nulis.

ArtikelTerkait

Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Anak UIN Juga Manusia, Bisa Salah, Bisa Khilaf

12 Maret 2023
KKN Itu Asyik dan Menyenangkan, tapi Tidak untuk Diulang

KKN Itu Asyik dan Menyenangkan, tapi Tidak untuk Diulang

8 Maret 2023
Saya Justru Menyesal Tidak Jadi Kuliah di Jogja

Saya Justru Menyesal Tidak Jadi Kuliah di Jogja

16 Februari 2023
Pengalaman Saya Menjadi Joki Skripsi yang Penghasilannya Nggak Main-main terminal mojok.co joki tugas

Kok Bisa Ada Mahasiswa yang Bangga Pakai Jasa Joki Tugas, Sehat, Bos?

5 Februari 2023
10 Jurnal Ilmiah Gratisan yang Dibutuhkan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Terminal Mojok

10 Jurnal Ilmiah Gratisan yang Dibutuhkan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

8 Januari 2023
Jangan Jadikan Aktif di Ormawa sebagai Alasan Nilai Jelek

Jangan Jadikan Aktif di Ormawa sebagai Alasan Nilai Jelek

5 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
jan ethes

Jan Ethes Pakai Sepatu Gucci dan Kaitannya dengan Kemerdekaan

divisi konsumsi

Divisi Konsumsi, Dipuji dan Digunjing

identitas

Identitas



Terpopuler Sepekan

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia
Otomotif

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

oleh Tiara Uci
19 Maret 2023

Saya merasa baik-baik aja naik AirAsia dan udah akrab dengan delay-nya. Tapi kok penerbangan kali ini rasanya berbeda.

Baca selengkapnya
7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

16 Maret 2023
Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

20 Maret 2023
KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi (Unsplash)

KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi yang Sayangnya Cuma 1 Armada

19 Maret 2023
6 Benefit Rumah Dekat Kuburan yang Jarang Disadari Banyak Orang

6 Benefit Rumah Dekat Kuburan yang Jarang Disadari Banyak Orang

17 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!