Warga Banyuwangi tentu tahu Kecamatan Ijen, salah satu jalur utama menuju ke Bondowoso. Namun semua mengakui bahwa kondisi jalan utama di Kecamatan Ijen yang menjadi jalur alternatif Banyuwangi-Bondowoso memang sangat memprihatinkan. Jalan ini sering kali mengalami longsor dan tampaknya tidak mendapat perhatian yang memadai dari Pemerintah Kabupaten Bondowoso.
Hal ini tentu sangat merugikan bagi pengguna jalan yang sering melintas di sana, serta bagi mereka yang memanfaatkan jalur ini. Sebab kondisi jalan yang tidak karu-karuan karena sering mengalami kerusakan akibat longsor menjadi sumber kekhawatiran bagi para pengendara. Selain risiko kecelakaan yang lebih tinggi, juga ada kemungkinan kerusakan kendaraan akibat jalan yang tidak rata dan tertutup material longsor.
Untuk mengurangi kerugian bagi pengguna jalan yang sering melintas di jalur alternatif Banyuwangi-Bondowoso melalui Kecamatan Ijen, berikut 4 alternatif yang bisa dipertimbangkan untuk dilakukan pemerintah.
Daftar Isi
Melibatkan ahli untuk perbaikan jalan
Topografi Kecamatan Ijen memang pegunungan, namun ini bukan menjadi alasan untuk membiarkan kerusakan jalan. Upaya melibatkan ahli geoteknik dalam melakukan evaluasi dan perencanaan jalan yang lebih baik tentu bisa dilakukan. Sebab dengan pendekatan ilmiah dan keahlian yang tepat, dapat dilakukan pemodelan dan analisis untuk mengidentifikasi faktor penyebab longsor dan merancang solusi yang efektif agar tidak menghambat mobilitas masyarakat.
Jika kita berpikir tentang waktu yang terbuang akibat kemacetan akibat kondisi jalan yang buruk, jelas mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Selain itu, kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap jalan ini juga dapat mengganggu akses transportasi dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Jalur alternatif yang baik antara Banyuwangi dan Bondowoso sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, memfasilitasi perdagangan, dan memudahkan mobilitas masyarakat. Namun, dengan kondisi jalan yang buruk, semua ini terancam akan menyulitkan warga.
Pemeliharaan rutin jangan nunggu longsor susulan
Pemerintah Kabupaten Bondowoso harus menjadikan pemeliharaan rutin jalan utama di Kecamatan Ijen sebagai prioritas dan jangan nunggu longsor susulan. Sebab kalau nunggu longsor duluan, pekerjaannya malah dobel: menanggulangi longsor, sekaligus memperbaiki jalan.
Oleh karena itu, penting bagi Pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk segera mengambil tindakan yang diperlukan. Perawatan rutin dan penanganan longsor ini harus menjadi prioritas agar tidak bertambah parah saat terjadi longsor susulan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bondowoso juga perlu turut andil untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi jalan dan menyusun rencana perbaikan yang komprehensif.
Pengawasan dan peringatan tanda bahaya
Pemerintah Bondowoso juga bisa melakukan pemasangan tanda peringatan bahaya yang jelas dan pengawasan terhadap kondisi jalan yang rawan longsor di Kecamatan Ijen. Ini bisa dengan memberikan peringatan kepada pengguna jalan tentang titik rawan longsor dan kondisi jalan yang buruk dan berpotensi berbahaya. Sehingga mereka dapat mengambil tindakan pencegahan yang sesuai dan menghindari risiko yang mungkin terjadi.
Pengembangan infrastruktur
Pengembangan infrastruktur jalan yang lebih baik dapat menjadi solusi jangka panjang. Bahkan kalau perlu, melibatkan investor. Apalagi di sekitaran Kecamatan Ijen terdapat perusahaan besar yang fokus dalam pengembangan Geothermal sehingga perannya bisa dimaksimalkan. Tapi ya, perlu hati-hati, tak ada makan siang yang gratis. Jadi jika mengajak investor, perlu pembicaraan mendetil.
Harapannya dengan mengadopsi langkah-langkah di atas, pengguna jalan dapat merasakan peningkatan keamanan dan kenyamanan saat melintasi jalur alternatif Banyuwangi-Bondowoso melalui Kecamatan Ijen. Mari kita berharap agar Pemerintah Kabupaten Bondowoso segera memberikan perhatian yang memadai terhadap jalan utama di Kecamatan Ijen ini agar pengguna jalan lebih nyaman saat perjalanan.
Penulis: Fareh Hariyanto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Rekomendasi Wisata di Banyuwangi selain Kawah Ijen