Kecamatan Gunung Anyar Surabaya Timur bisa jadi alternatif bagi kalian yang ingin tinggal di Surabaya, males sama keramaian tapi tetap mudah aksesnya
Surabaya Timur sudah seperti jantung kedua Kota Surabaya, jantung pertama tentu saja di Surabaya Pusat. Degup jantung kedua berdetak kencang karena Surabaya Timur punya dua mall, dua kampus besar, perumahan mewah, apartemen, coffee shop fancy dan resto-resto high class. Gemerlap Surabaya Timur berada di wilayah Kecamatan Mulyorejo, Gubeng, dan Keputih.
Tiga kecamatan tadi adalah spotlight-nya Surabaya Timur. Tapi ada satu kecamatan di Surabaya Timur yang jauh dari gemerlap, yaitu Kecamatan Gunung Anyar. Terletak di paling selatan wilayah Surabaya Timur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Sidoarjo.
Karena letaknya di perbatasan kota, Kecamatan Gunung Anyar tidak terlalu dikenal, berbeda dengan Kecamatan Benowo di Surabaya Barat, meskipun sama-sama terletak di perbatasan kota, Benowo punya Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) yang megah. Coba tanya orang Surabaya, apa yang dikenal di Gunung Anyar? Jarang yang bisa menjawab. Padahal ada Ecowisata Mangrove di Gunung Anyar. Namanya juga kota Bonek, pastinya GBT lebih banyak diperbincangkan.
Tidak ada yang istimewa di Kecamatan Gunung Anyar, tapi justru karena tidak ada yang istimewa, maka Kecamatan Gunung Anyar bisa jadi pilihan untuk dijadikan tempat tinggal yang lebih slow di Surabaya.
Dekat dengan pintu masuk tol, tapi bebas dari macet
Kecamatan Gunung Anyar adalah salah satu kecamatan di Surabaya Timur yang dilewati Middle East Ring Road (MERR) atau Jalan Lingkar Dalam Timur. Letak kecamatan tersebut ada di sisi paling selatan MERR, berbatasan dengan Sidoarjo dan sangat dekat dengan pintu Tol.
Dekat dengan pintu tol menjadi salah satu kelebihan tinggal di Kecamatan Gunung Anyar Surabaya. Tentu saja yang beruntung adalah mereka yang punya kendaraan roda 4. Surabaya Barat jadi terasa dekat, mau ke luar kota langsung masuk tol tanpa melewati daerah kota yang macet. Selain itu, Bandara Juanda juga sangat dekat, cuma 7 menit dari Gunung Anyar. Tak perlu khawatir kena macet karena arah tol langsung masuk pintu bandara.
Kelebihan lainnya, MERR yang memotong wilayah Gunung Anyar Surabaya lebih lengang dibandingkan dengan tiga kecamatan lain yang juga dilewati MERR. Buat yang belum pernah melintasi jalan MERR, jalan ini dikenal padat merayap terutama di pagi hari dan sore saat jam pulang kerja. Tapi begitu sampai jalan MERR yang masuk ke wilayah Kecamatan Gunung Anyar, seketika lega.
Lengangnya arus lalu lintas di Jalan MERR Gunung Anyar bisa jadi karena penduduknya tidak sebanyak kecamatan lain di Surabaya Timur, karena memang wilayah Kecamatan Gunung Anyar tak begitu luas dan termasuk kecamatan muda di Surabaya Timur.
Tak ada kuliner fancy, tapi jangan sepelekan kuliner hidden gem di wilayah Gunung Anyar
Kalau kita melintasi Jalan MERR yang berada di wilayah Kecamatan Sukolilo, kita disuguhi pemandangan resto fancy seperti Marugame Udon, McD, atau coffee shop ternama. Sementara di jalan MERR Gunung Anyar didominasi warkop dan penyetan kaki lima. Ada juga coffee shop dan seperti biasanya tentu ada beberapa Indomaret di sepanjang jalan. Intinya, tidak ada yang fancy di jalan MERR Gunung Anyar.
Ada yang bilang Gunung Anyar Surabaya tertinggal soal kuliner, tidak prospek buat investasi kuliner karena letaknya di pinggir Surabaya. Padahal, info dari teman yang bekerja di properti, harga lahan bisnis di MERR Gunung Anyar lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah MERR lainnya.
Tapi justru karena tidak ada resto mahal, pengusaha kecil masih bisa leluasa membuka bisnis di wilayah MERR Gunung Anyar. Tapi entah sampai kapan warkop-warkop, penyetan kaki lima, dan coffee shop kecil bisa bertahan. Sudah hukum alam saat raksasa datang, yang kecil pasti tersingkir.
Wilayah Gunung Anyar tak hanya Jalan MERR, dan kuliner jagoan tak selalu fancy. Jangan khawatir soal kuliner, pilihannya banyak. Mulai dari penyetan sampai sushi ada semua. Gunung Anyar menyimpan kuliner-kuliner nikmat di dalam perkampungan dan perumahan.
Salah satu yang pernah saya kunjungi kedai Sushi rumahan di dalam perumahan Wiguna, tak jauh dari UPN. Lalu ada lagi kuliner Pakistan yang hanya melayani pesanan online, lokasinya di perkampungan Gunung Anyar. Harga bersahaja rasa tetap fancy.
Harga nongkrong di Gunung Anyar masih masuk akal untuk mahasiswa
Meskipun berada di ujung perbatasan kota Surabaya, ada dua kampus yang berdiri di atas wilayah Kecamatan Gunung Anyar, yaitu UPN Veteran Jatim dan UINSA. Sudah menjadi hal yang lumrah, di mana ada kampus maka di sekitarnya akan bermunculan coffee shop. Memang benar, banyak rumah tinggal yang berubah jadi coffee shop kecil, apalagi sejak UINSA berdiri di tahun 2022. Kampus UINSA letaknya berada di tepi jalan MERR. Beberapa coffee shop mulai bermunculan tak jauh dari kampus UINSA dan selalu ramai.
Kabar baiknya, harga kopi di coffee shop di wilayah Gunung Anyar masuk akal untuk mahasiswa. Jauh lebih terjangkau nongkrong di coffee shop di sekitar UPN atau UINSA jika dibandingkan dengan coffee shop yang berada di sekitar Kampus C Unair.
Harga kos lebih manusiawi
Kalau tadi soal harga kopi yang bersahaja, sekarang soal harga kos yang terjangkau di wilayah Gunung Anyar. Dari pengalaman saya saat mengantar anak saudara mencari kos di dekat UPN, saya kaget karena masih ada kos mahasiswa seharga 700 ribu, di dalam perumahan, dapat kipas angin, dapat nasi putih dan dekat dengan kampus. Padahal, ini Surabaya, kota dengan UMK yang bikin iri orang Jogja.
Harga kos 700-850 ribu kalau di wilayah Kampus Unair tentu saja kondisinya jauh berbeda. Biasanya di tengah perkampungan, fasilitas seadanya, dan jauh dari kampus. Bisa jadi karena wilayah Gunung Anyar ini didominasi oleh perumahan kelas menengah, tak ada perumahan elit seperti di wilayah Surabaya Timur lainnya. Namanya juga kaum menengah, dapat untung sedikit dari bisnis kos sudah syukur.
Tak ada Ferrari yang melintasi MERR Gunung Anyar
Jangan harap bertemu Ferrari atau Lamborghini di MERR Gunung Anyar, karena mobil-mobil mewah hanya melintas di kawasan elit Surabaya Timur, terutama di sekitar Galaxy Mall. Tak ada mobil mewah yang melintas di Gunung Anyar bisa bikin hati tenang. Terutama buat pengendara roda dua yang suka terburu-buru di pagi hari dan suka tak sengaja menyerempet roda 4 saat jalan sedang padat.
Surabaya sudah terlalu padat, ritme semakin tinggi dan tentu saja panas. Buat pendatang yang ingin mencari kehidupan baru di Surabaya, mungkin hidup di wilayah Gunung Anyar bisa jadi pilihan tempat tinggal baru yang nyaman.
Penulis: Rina Widowati
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Surabaya Timur Lebih Cocok Jadi Pusat Kota Surabaya ketimbang Surabaya Pusat Itu Sendiri
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
