Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kebun Raya Bogor Perlu Belajar dari Taman Safari Bogor agar Tidak Ditinggalkan 

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
24 November 2023
A A
Kebun Raya Bogor Perlu Belajar dari Taman Safari Bogor agar Tidak Ditinggalkan Mojok.co

Kebun Raya Bogor Perlu Belajar dari Taman Safari Bogor agar Tidak Ditinggalkan (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kota Bogor punya banyak tempat wisata yang ikonik dan tersebar di berbagai sudut wilayahnya. Salah satunya, Kebun Raya Bogor yang hingga saat ini masih menjadi primadona. Letaknya yang strategis menjadikan kebun ini mudah dijangkau dengan berbagai moda transportasi. Tidak heran kalau Kebun Raya Bogor nyaris selalu ramai dikunjungi di akhir pekan atau selama libur sekolah. 

Saya mengakui kebun dengan 15.000 jenis koleksi itu memang punya daya tarik yang besar bagi pengunjung dari luar Bogor. Namun, bagi warga Bogor, kebun ini sudah kehilangan daya pikatnya. Saya beberapa kali mengajak teman-teman semasa sekolah dahulu untuk reuni kecil-kecilan di Kebun Raya Bogor. Mereka selalu menolak. “Di tempat lain aja. Di Kebun Raya cuman gitu-gitu doang.”

Memang sih, semua kenalan saya atau kerabat yang sudah lama tinggal di Bogor setidaknya pernah ke kebun ini minimal satu kali dalam hidupnya. Kunjungan itu biasanya terjadi saat mereka kecil bersama keluarga, di waktu ada acara perpisahan sekolah (antara TK-SD), atau kegiatan seperti munggah atau cucurak sebelum puasa Ramadhan tiba. 

Pada akhirnya,  Kebun Raya Bogor tidak lagi menjadi pilihan utama bagi warganya sendiri. Apalagi dari dulu sampai sekarang, isi, susana, dan pemandangan di sana tidak banyak berubah. Begitu-begitu saja. Jadinya nggak bikin penasaran, bukan begitu, warga Bogor?

Perlu belajar dari Taman Safari Bogor

Mungkin akan berbeda ceritanya kalau Kebun Raya Bogor melakukan banyak inovasi yang signifikan. Bisa jadi kebun seluas 87 hektare itu masih jadi primadona bagi warganya sendiri. Jujur saja sebagai warga Bogor yang sudah beberapa kali ke sana, Bogor yang tidak banyak perubahan memang membosankan. 

Soal inovasi, mungkin Kebun Raya Bogor bisa belajar dari Taman Safari Bogor atau Taman Safari Indonesia. Setelah renovasi, Taman Safari Bogor tampil lebih fresh dan modern. Beberapa bagian di dalamnya juga dirombak sehingga menjadi lebih ramah bagi pengunjung dengan berbagai usia. 

Kalau Taman Safari Bogor saja bisa melakukan, kenapa tidak dengan Kebun Raya Bogor? Sangat disayangkan kalau kebun yang begitu ikonik itu melempem karena kurang berinovasi dalam banyak hal. 

Padahal kalau mau dicermati lagi, kebun ini sebenarnya memiliki potensi menarik banyak pengunjung luar kota maupun dalam kota. Salah satu daya pikatnya adalah bunga Rafflesia Arnoldii dan koleksi tumbuhan dan tanaman yang lengkap. Mereka juga punya kafe Dedaunan yang ikonik dan dengan lahan rerumputan luas yang biasa digunakan untuk berkumpul dalam rangka piknik sekaligus tempat bermain anak-anak.

Baca Juga:

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

5 Alasan Orang Kabupaten Bogor Malas Bepergian ke Ibu Kotanya, Cibinong, dan Lebih Memilih ke Kota Bogor

Kalau boleh memberi sedikit masukan sederhana, saya berharap Kebun Raya Bogor diberi irisan edukasi yang terdigitalisasi dan interaktif. Ide tersebut sepertinya akan lebih menarik bagi kebanyakan anak-anak sekarang.

Mitos sebagai pemanis Kebun Raya Bogor

Sebagai seseorang yang sudah bertahun-tahun hidup di Bogor, saya pernah mendengar mitos-mitos seputar Kebun Raya Bogor. Mulai dari jangan main di dekat pohon besar, karena nanti bisa kesurupan makhluk halus. Sampai dengan jangan berkunjung bersama pacar  nanti dalam waktu dekat bisa putus.

Kalau menurut saya, recognition tentang mitos ini fungsinya untuk lucu-lucuan saja, sebagai pemanis. Nggak perlu terlalu diseriusi. Kalau mitos-mitos diberi bumbu humor yang cocok dengan selera generasi sekarang, boleh jadi malah menjadi daya pikat tersendiri. Kebun Raya Bogor pun menjadi tempat wisata yang nggak formal-formal amat sekaligus menyesuaikan zaman. 

Harapan saya sebagai warga sekitar akan Kebun Raya Bogor itu sebenarnya nggak muluk-muluk amat. Saya cuma ingin kebun yang terletak di pusat kota itu kembali memiliki daya pikat yang kuat sehingga banyak orang Bogor kembali lagi ke sana untuk berbagai kegiatan. Daya pikat bisa ditingkatkan dengan  berbagai inovasi yang dicetuskan pengelola. 

Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Rekomendasi Tempat Jogging di Bogor Paling Strategis. Jadi Makin Semangat Olahraga

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 November 2023 oleh

Tags: bogorKebun Raya Bogortaman safari bogorwisata bogor
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Jalan Sholeh Iskandar Bogor Dianaktirikan Pemkot, Kondisinya Parah

5 Aturan Tidak Tertulis Saat Mengendarai Motor di Bogor, Patuhi ketimbang Jadi Gila dan Tak Selamat di Jalan!

27 Juli 2025
bandros sarapan ala sunda mojok

Bandros, Surabi, dan Ulen: Mana yang Paling Lezat buat Sarapan?

15 Desember 2020
5 Rekomendasi Tempat Jogging di Bogor Paling Strategis. Jadi Makin Semangat Olahraga

5 Rekomendasi Tempat Jogging di Bogor Paling Strategis. Jadi Makin Semangat Olahraga

2 September 2023
Membandingkan Karakteristik 3 Jalan Raya dari Jakarta ke Bogor, Mana yang Paling Aman untuk Dilalui?

Membandingkan Karakteristik 3 Jalan Raya dari Jakarta ke Bogor, Mana yang Paling Aman untuk Dilalui?

28 Oktober 2023
4 Ciri Warung Mie Ayam Enak di Kota Bogor Menurut Warga Lokal

4 Ciri Warung Mie Ayam Enak di Kota Bogor Menurut Warga Lokal

1 November 2025
Kendaraan Plat F Lebih Beringas daripada Plat B Jabodetabek Mojok.co

Alasan Pengendara Plat F Jauh Lebih Brutal dan Ditakuti daripada Plat B di Jalanan Jabodetabek

2 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.