Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Kecantikan

Kebiasaan Ngirit Skincare yang Sebaiknya Dihentikan

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
9 Agustus 2022
A A
Kebiasaan Ngirit Skincare yang Sebaiknya Dihentikan Terminal Mojok

Kebiasaan Ngirit Skincare yang Sebaiknya Dihentikan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, termasuk kulit terlihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pernyataan ini terbukti dari ramainya utasan maupun pembahasan mengenai review produk perawatan kulit di sejumlah media sosial. Ditambah lagi, bahasan tersebut tak melulu seputar merek mana yang direkomendasikan atau perihal harga produk yang rekening friendly. Para penggiat skincare tersebut saling mengedukasi tentang kegunaan berbagai bahan baku yang diracik dalam satu kemasan produk skincare.

No pain, no gain. Semboyan ini nyatanya juga berlaku dalam dunia kecantikan. Guna mendapat kulit yang glowing paripurna, tak jarang banyak orang melakukan perawatan yang terdengar sedikit menyakitkan. Misalnya saja penggunaan laser untuk menipiskan noda pada kulit. Atau pemakaian metode PRP (Platelet-rich plasma) yang tak jarang membuat sebagian orang bergidik nyeri bahkan sebelum menjajalnya.

Namun, ternyata “pain” yang didapatkan demi glowing up bukan hanya berupa siksaan fisik, lho. Dompet pun turut merasakan “pain” tersebut lantaran mahalnya jasa perawatan di klinik kecantikan maupun harga skincare di pasaran. Tak heran, banyak orang memutar otak untuk menekan pengeluaran perawatan kulit mereka, khususnya dalam memutuskan berbelanja produk skincare yang terkadang belum sampai sebulan saja sudah habis.

Sebagian orang mengakali budget skincare mereka dengan membeli produk lokal atau kelas drugstore yang memiliki kandungan serupa dengan brand yang berharga lebih mahal. Separuhnya lagi, sok ngide menggunting packaging produk skincare—khususnya yang dikemas dalam bentuk tube—dengan tujuan bisa digunakan hingga tetes terakhir. Katanya sih ini salah satu beauty hacks yang wajib dilakukan. Pokoknya nggak boleh ada kata rugi!

Padahal memotong kemasan produk perawatan kulit atas nama penghematan ini merupakan dosa besar dalam dunia skincare. Alih-alih merasa lebih bijak dalam membelanjakan uang, kebiasaan ini justru bisa menjerumuskan kita ke dalam masalah yang lebih serius. Misalnya saja, skin barrier malah rusak. Kalau kejadian gini, bukannya irit, malah boncos. Saran untuk nggak menggunting packaging skincare ini ada alasan medisnya, lho. Murni tentang kesehatan, bukan strategi marketing biar konsumen lebih boros membelanjakan uang untuk kebutuhan skincare mereka.

Pertama, memotong kemasan skincare memungkinkan terjadinya kontaminasi produk oleh bakteri. Jadi gini, produsen skincare tentunya nggak asal-asalnya memutuskan kemasan suatu produk. Misalnya saja sunscreen yang dibungkus dalam kemasan tube dengan lubang kecil dengan maksud supaya produknya nggak mudah bersinggungan langsung dengan udara maupun tangan yang rentan ditempeli bakteri.

Lha, kalau kita nekat memotong kemasan sunscreen atas nama pengiritan, sangat mungkin bagi bakteri ikut masuk lewat udara maupun jari saat mencolek produk. Selanjutnya, bakteri tersebut bisa berkembangbiak di dalam sehingga malah akan membuat kulit kita berjerawat, iritasi, bahkan breakout.

Kedua, produk skincare yang sudah terkena udara akan cenderung mengalami oksidasi karena proses kimiawi. Ingat, lubang kecil kemasan tube itu dibuat ada maksudnya. Salah satunya ya meminimalisir risiko peristiwa oksidasi. Sebab, bila terjadi oksidasi, bahan aktif yang terkandung dalam produk skincare akan mengalami penurunan kualitas dan efektivitas. Artinya, nggak ada gunanya lagi diaplikasikan ke kulit karena fungsinya sudah menurun bahkan hilang sama sekali.

Baca Juga:

Anak SD Zaman Sekarang Sudah Punya Skincare Routine Lengkap dan Tampilan Layak Selebgram: Padahal Saya Pas Bocah Bangga Punya Kaos Sablon dari Pasar Malam

Kalau Kosmetik Punya Zodiak, Viva Itu Capricorn. Nggak Banyak Gaya, tapi Bisa Diandalkan

Jadi, gimana? Apakah itu berarti kita sama sekali nggak boleh memotong kemasan skincare biar bisa nyolek krim yang menempel di pinggiran kemasan? Boleh, dong. Tapi, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Selain jaminan gunting serta tangan kita yang harus steril, produk yang kemasannya digunting tersebut harus segera digunakan saat itu juga. Dengan kata lain, nggak boleh disimpan dan digunakan beberapa saat kemudian atau di lain hari.

Selain itu, memindahkan produk skincare ke wadah yang lebih kecil untuk traveling pun sebenarnya nggak disarankan karena dimaksudkan untuk pemakaian beberapa kali. Akan lebih bijak jika kita membeli produk khusus travel size. Ngirit nggak berarti selalu bagus, Bestie. Apalagi kalau taruhannya kulit wajah kita, kan?

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Skinimalism Adalah Jawaban Tepat buat Kaum yang Ogah Ribet Pakai Skincare Berlapis-lapis.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2022 oleh

Tags: drugstoreiritskincare
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

Membandingkan Essence vs Serum_ Mana yang Lebih Nampol untuk Kulit Wajahmu_ terminal mojok

Membandingkan Essence dan Serum: Mana yang Lebih Nampol buat Kulit Wajahmu?

12 April 2021
skincare untuk cowok skincare lokal skincare routine mojok

Skincare Lokal Terbukti Ampuh, kok Masih Melirik Produk Luar?

26 Januari 2021
Suzuki Karimun Estillo: Nggak Apa-apa Sempit, yang Penting Irit!

Suzuki Karimun Estillo: Nggak Apa-apa Sempit, yang Penting Irit!

23 Juli 2023
5 Penyebab Kulit Wajah Tetap Bermasalah meski Sudah Rajin Pakai Skincare Terminal Mojok

5 Penyebab Kulit Wajah Tetap Bermasalah meski Sudah Rajin Pakai Skincare

5 Juli 2022
Kesan Pertama Saya Mencoba MS Glow Whitening Series, Skincare yang Lagi Viral

Kesan Pertama Saya Mencoba MS Glow Whitening Series, Skincare yang Lagi Viral

8 September 2023
Kepompong Emas Rahasia Kecantikan Putri Kraton Terminal Mojok

Kepompong Emas: Rahasia Kecantikan Putri Kraton

24 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.