Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kata Siapa Nonton Drakor Bikin Halu?

Novi Setya Ningrum oleh Novi Setya Ningrum
1 November 2019
A A
Kata Siapa Nonton Drakor Bikin Halu?
Share on FacebookShare on Twitter

Omo eottoke! Lee Jae Suk idaman banget. Udah baik, ganteng, perhatian! Sisain satu buat aku.

Drama korea (drakor) menjadi hiburan tersendiri bagi sebagian orang. Mulai dari remaja hingga ibu-ibu rumah tangga. Mereka rela berjam-jam menonton drakor dan rela begadang sampai pagi untuk menyelesaikan episodenya. Kisah cinta yang berliku hingga didukung visual pemain menjadi magnet tersendiri.

Kebanyakan dari pecinta drakor ini, sering kali bertansformasi jadi bucin. Mereka tergila-gila dengan “oppa-oppa Korea”, hingga lupa segalanya. Ibu-ibu rumah tangga yang sering lupa kalau sedang masak karena nonton drama. Remaja yang pura-pura lupa kalau besok harus ujian. Mereka lebih senang dengan kisah Lee Seung Gi dan Suzy di Vagabond dari pada belajar fisika.

Semakin fanatiknya penggemar K-Drama membuat industri hiburan Korea mampu menguasai pasar. Sebut saja Indonesia, Malaysia, Jepang, dan masih banyak lagi. Namun K-Drama jangan dibandingkan dengan Hollywood karena keduanya mempunyai sasaran audiens dan budaya yang secara frontal berbeda. Meskipun begitu, drakor bisa mengambil ruang tersendiri khususnya di Asia dan kini terus merambah pasar Amerika dan Eropa.

Bukan sesuatu yang tabu, jika Drama Korea lebih bagus dari sinetron Indonesia. Mulai dari judul, properti yang digunakan, hingga latar. Drama Korea selalu totalitas dan mampu membius penontonnya seolah-olah itu nyata. Berbicara masalah aktor dan aktrisnya, tidak diragukan lagi dalam memainkan sebuah drama. Mereka seperti menyatu dengan perannya. Berbeda dengan sinetron Indonesia yang cenderung dipaksakan.

Bukan tidak mendukung produk lokal. Tapi bukankah begitu nyatanya. Banyak sinetron Indonesia yang mengandalkan rating untuk melanjutkan naskah episode esok hari. Dan memasukkan iklan yang menurut saya hard dan frontal. Ya, tidak ada yang perlu disalahkan, media memang membutuhkan komersialisasi dalam produksi. Yang perlu dilakukan lebih pada memperbaiki.

Dalam perkembangannya, pecinta drakor terus meningkat jumlahnya. Tapi karena fanatiknya mereka, hingga lupa bahwa segala sesuatu itu mempunyai dampak. Tidak terkecuali menonton drama korea. Banyak yang mengatakan menonton drakor membuat penontonnya berhalusinasi.

Kenapa bisa begitu, ya? Kebanyakan nonton drakor, membuat seseorang berpeluang tinggi untuk berhalusinasi atau berkhayal. Efek setelah nonton drakor dari yang pengin dipacari oppa-oppa Korea sampai semua aktornya dianggap suami sendiri. Beberapa drama memang mampu membuat penontonnya menjadi drama lovers. Yang berdiri di garis terdepan mendukung artis-artis korea. Menjadi fans fanatik dan rela berkorban uang berjuta-juta agar dapat menghadiri jumpa fansnya si artis.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

Halu ini menjadi masalah besar. Kebanyakan penontonnya akan menganggap kalau realita kehidupan ya seperti di drama. Pacaran, ada konflik dari cinta segi tiga sampai segi empat, akhirnya bersatu, nikah dan hidup bahagia. Setiap pagi ada yang kiss, ngucapin selamat pagi. Terus olahraga bareng naik sepeda tendem. Malamnya dinner dibawah winter, terus dipeluk.

Beberapa halu ini disebabkan karena jalan cerita yang menyentuh dan gagal move on dari semua seluk beluk drama. Pemainnya yang kharismatik, baik yang utama atau second lead. Tidak jarang pemain second lead ini mampu menghipnotis penontonnya dan berakhir gagal move on. Kalau pemainnya baik, pinter, rendah hati, dan setiap senyum membuat adem. Muncul khayalan, “Seandainya dia jadi jodohku, Ya Tuhan sisakan satu untukku”.

Setelah nonton drama sering berurai air mata. Ini yang disebut baper. Mereka menganggap ini biasa. Toh, karena ceritanya juga sedih. Awas, baper ini bisa berakhir buruk. Mulai dari semangat yang menurun dalam menjalani hari dan marah-marah kepada orang sekitar. Padahal mereka tidak melakukan apa-apa. Penyebabnya, kebanyakan drakor bisa mengubah mood seseorang. Yang semula senang menjadi sedih. Yang semula sedih jadi tambah sedih.

Pencinta drakor pasti pernah mengalami over ekspektasi. Dan ketika ekspektasi tidak sesuai dalam drama, dapat menyebabkan sedih yang berkepanjangan. Bagi sesama pecinta drakor, ini adalah hal biasa. Tapi berbeda dengan anti drama. Mereka akan menganggap ini bukan sesuatu yang biasa lebih kepada sifat aneh. Jangan sampai para drakor lovers dianggap tidak waras, ya. Perasaan dari ketidaksesuaian ekspektasi dan realita ini sama seperti ketika kita sedih melihat korban bencana. Kurang lebih seperti itu, meskipun tidak bisa disamakan sepenuhnya.

Maraton nonton drakor, membuat produktifitas menurun. Saking antusiasnya, 10 episode bisa ditonton semalaman. Bisa menahan kantuk demi drama. Paginya bukan tidak mungkin mereka akan merasa mengantuk luar biasa. Apalagi ketika hari kerja atau sekolah. Kehadiran diri hanya hadir tanpa ada hasil kerja. Namun, beberapa orang menyiasati ini dengan menonton di hari libur. Ini cukup ampuh selama bisa menahan untuk tidak menonton selama hari kerja. Selamat menonton drakor, judul apa nih yang terbaru?

BACA JUGA Emak-Emak Pencinta Drakor VS Emak-Emak Anti Drakor atau tulisan Novi Setya Ningrum lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 November 2019 oleh

Tags: drakorhobikorea
Novi Setya Ningrum

Novi Setya Ningrum

ArtikelTerkait

4 Drakor Terbaik Ju Ji-hoon, Aktor Korea yang Sedang Laris Manis di Layar Kaca

4 Drakor Terbaik Ju Ji-hoon, Aktor Korea yang Sedang Laris Manis di Layar Kaca

8 Januari 2025
Rekomendasi Drama Korea Bertema Medis yang Dijamin Seru dan Bikin Pinter terminal mojok.co

Rekomendasi Drama Korea Bertema Medis yang Dijamin Seru dan Bikin Pinter

9 November 2020
Voice Over Challenge_ Seru-seruan yang Bisa Datangkan Cuan terminal mojok

Voice Over Challenge: Seru-seruan yang Bisa Datangkan Cuan

14 Juni 2021
4 Adegan Drama Korea yang Nggak Relate bagi Orang Indonesia Mojok.co

4 Adegan Drama Korea yang Nggak Relate bagi Orang Indonesia

16 Januari 2024
Prima Tossa, Motor Korea yang Awetnya sampai Akhir Zaman

Prima Tossa, Motor Korea yang Awetnya sampai Akhir Zaman

9 September 2023
Drama Terbaik So Ji-Sub, Aktor Korea Termahal yang Berhasil Borong Penghargaan Terminal Mojok

Drama Terbaik So Ji-Sub, Aktor Korea Termahal yang Berhasil Borong Penghargaan

31 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.