Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Kata Siapa Mobil Listrik Ramah Lingkungan? Sembarangan!

Fareh Hariyanto oleh Fareh Hariyanto
21 September 2022
A A
mobil listrik pemanasan global mojok

mobil listrik pemanasan global mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Mobil listrik sebenarnya nggak ramah lingkungan, serius ini.

Ramainya pabrikan otomotif mengeluarkan produk kendaraan berbahan bakar listrik menjadi fenomena yang masif ditemui beberapa tahun terakhir. Fakta bahwa kendaraan ini tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak membuat masyarakat melihatnya sebagai solusi dari pencemaran udara yang menjadi masalah baik di perkotaan maupun pedesaan.

Puncaknya awal bulan ini, di mana pemerintah resmi menaikkan harga BBM dengan alasan besaran subsidinya yang naik berlipat ganda hingga menggerus APBN.

Hal itu ternyata membuat kendaraan listrik, utamanya mobil listrik semakin mendapat perhatian berlebih hingga membuat produk ini digadang-gadang menjadi produk yang ramah lingkungan pengganti kendaraan konvensional. Ditambah upaya jor-joran yang dilakukan pabrikan dengan memberikan perhatian pada muatan brand mereka dengan menggandeng banyak pendengung untuk mengenalkan ke masyarakat sehingga muncul glorifikasi itu.

Lalu apakah benar glorifikasi mobil listrik ramah lingkungan menjadi hal yang tepat? Berikut fakta di balik mobil listrik yang perlu diketahui.

Bahan baku listrik

Ada satu hal yang perlu kita sepakati, yaitu mobil listrik tidak mengeluarkan emisi. Tidak ada polusi yang berbahaya seperti kendaraan konvensional. Sekilas, mobil listrik memang ramah lingkungan, kalau yang dilihat adalah emisi gas buangnya.

Namun, jika kita bicara lebih jauh, yaitu bahan baku “pembuat” listrik, ceritanya lain lagi.

Harus diketahui bahwa listrik di Indonesia masih menggunakan fosil sebagai bahan bakarnya. PLN merilis pada 2021, 6.143 unit pembangkit listrik yang dimilikinya dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar.

Baca Juga:

Wuling Air EV, Mobil Listrik yang Jadi Musuh Bersama para Pengendara Mobil di Parkiran

BYD: Menjadi Pemimpin Mobil Listrik Dunia, Menandai Era Baru Industri Otomotif Globa

Menurut laporan Statistik PLN, sepanjang 2021 pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 3,09 juta kiloliter (kl). Angka tersebut meningkat 15,76 persen dari tahun 2020 yang hanya 2,67 juta kl.

Bahkan pemakaian batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik juga meningkat 2,69 persen menjadi 68,47 juta ton pada 2021, dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 66,68 juta ton.

Kalau begitu, ya sebenarnya sama saja. Gas buang mobil memang nggak ada, tapi polusinya tetap ada. Hanya pindah masalah saja.

Bahan baku baterai

Meski bahan baku baterai mobil listrik sudah beragam, tetap saja dalam prosesnya menghasilkan polusi juga.

Mulai baterai lithium-ion yang dipakai oleh kendaraan listrik hibrida dan plug-in. Ada juga baterai berbahan nikel-logam-hidrida umum untuk mobil hibrida. Serta polimer lithium dan fosfat besi lithium yang lebih banyak di gunakan keluaran terbaru.

Disadari atau tidak, dari jenis baterai mobil listrik yang beredar di pasaran itu. Seluruh bahan baku yang digunakan merupakan bahan fosil.

Tentu bahan itu didapat dengan cara menambang dan dalam jangka panjang juga akan berimplikasi pada kerusakan lingkungan. Tidak hanya saat proses penambangannya, saat pengolahan bahan tersebut juga memiliki berisiko terjadi pencemaran.

Setidaknya ada beberapa resiko dari industrialisasi baterai mobil listrik. Mulai dari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), konsumsi energi yang tinggi saat proses produksi, serta jejak air limbah yang digunakan tentu berdampak besar terhadap manusia dan lingkungan.

Seperti baterai pada ponsel ataupun perangkat elektronik lainnya, faktor ketahanan menjadi satu hal yang tidak bisa dinafikan. Baterai pada mobil listrik memiliki masa pakai yang tergolong cukup singkat, sekitar sepuluh hingga 15 tahun saja atau 200 ribu kilometer.

Melihat umur baterai yang lumayan pendek, risiko menumpuknya limbah baterai mobil listrik terlihat amat nyata.

Itulah dua fakta mobil listrik yang katanya ramah lingkungan. Jika industri listrik Indonesia tetap mempertahankan bahan bakar fosil untuk pembangkitnya, realitasnya tetap kelam dan menimbulkan dampak kerusakan lingkungan.

Penulis: Fareh Hariyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mobil Listrik untuk Keperluan Dinas, Satu Lagi Atraksi Pemerintah yang Makin Nggak Lucu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2022 oleh

Tags: bahan bakarbaterailistrikmobil listrikramah lingkungan
Fareh Hariyanto

Fareh Hariyanto

Perantauan Tinggal di Banyuwangi

ArtikelTerkait

Nestapa Warga Pulau Obi, Korban Ambisi Jokowi

Nestapa Warga Pulau Obi, Korban Ambisi Jokowi

7 Februari 2023
nissan kicks e-power mojok

Nissan Kicks e-Power Beneran Mobil Listrik meski Sulit Dipahami Masyarakat

16 Desember 2020
menggoyangkan

Penting Ya Ritual “Menggoyangkan” Kendaraan Bermotor di SPBU

29 Agustus 2019
Yamaha Mio 3 Kebiasaan Buruk Pemilik Matik yang Gampang Kambuh. (Unsplash.com) tiara 120 s mio soul karbu

Mio Soul Karbu, Matic Paling Bertenaga di Kelasnya, tapi Borosnya Minta Ampun

3 September 2023
Wuling Air EV, Musuh Bersama para Pengendara Mobil di Parkiran

Wuling Air EV, Mobil Listrik yang Jadi Musuh Bersama para Pengendara Mobil di Parkiran

27 September 2025
Hyundai dan Visi Besar Menciptakan Masa Depan yang Lebih Baik mojok.co

Hyundai dan Visi Besar Menciptakan Masa Depan yang Lebih Baik

26 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.