Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kasih Anak Sebatas Download-in Drama Korea

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
7 Oktober 2020
A A
Ko Moon Young di Drama 'It's Okay to Not Be Okay' Membantah Dongeng Disney yang Nggak Masuk Akal terminal mojok.co

Ko Moon Young di Drama 'It's Okay to Not Be Okay' Membantah Dongeng Disney yang Nggak Masuk Akal terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika saya sedang kucing-kucingan dengan rasa takut pandemi, menuju kafe nunut wi-fi guna download Genshin Impact, tiba-tiba ibu saya malah WhatsApp begini, “jangan lupa download My Country episode tiga sampai enam belas, ya. Kisahnya Seo Hwi related banget sama jaman dulu itu tuh…” katanya dengan diakhiri emoticon tertawa. Padahal saya sangat yakin, maksudnya adalah emoticon sedih atau menangis.

Saya pun cuma hanya bisa mengiyakan. Katanya, perintah Ibu adalah segalanya. Saya, sih, hanya manut. Bukan karena takut dosa, tapi karena takut nggak dikasih makan malam. Repot. Ada rasa lapar yang harus dituntaskan dengan cara nggak mengeluarkan rupiah.

Saya adalah seorang penikmat kultur pop Jepang, sepak bola, dan penggemar militan Happy Asmara. Saya lebih suka ngibing ketimbang nonton film. Saya lebih suka Purawisata ketimbang bioskop. Ya pokoknya begitu. Jauh dari kultur Korea dan nggak bermaksud membencinya juga, sih.

Ya, pada saat itu saya belum berdamai dengan lingkungan bahwasannya keluarga saya adalah pecinta kultur pop Korea. Bagaimana tidak, saya saja perlu waktu beberapa tahun agar berdamai bahwa saya ini seorang wibu. Padahal hanya suka baca manga, tidak dengan anime.

Nah, kebetulan, saya selalu terjebak dalam pusaran hobi dua wanita terdekat dalam hidup saya. Yakni ibu dan kakak saya. Apapun yang sedang populer, mereka libas. Mereka—ibu dan kakak saya—kalau menyukai sesuatu itu selalu sifatnya nyebelin. Misalkan ketika jaman-jamannya India. Mereka bahkan pernah koleksi film India bajakan yang banyaknya hampir satu kardus.

Anehnya, percaya atau tidak, mereka hanya nonton palingan tiga film saja secara diulang-ulang. Sisanya hanya dijadikan pajangan alias tidak ditonton. Tapi, ketika saya koleksi komik satu gudang dan kebetulan saya hanya membaca Slam Dunk, dan beberapa saja, amukan lah yang saya dapatkan.

Amarah Hades putera Kronos si penguasa dunia bawah nggak ada apa-apanya ketimbang amukan Ibu saya. Kadang Ibu saya ini seperti sifatnya seperti para petinggi ibu pertiwi, nggak adil dan cenderung nyebelin.

Kultur India pernah, Amerika Latin pernah, Taiwan pernah, Jepang pernah, dan yang terakhir adalah Korea. Barangkali Korea-lah yang terlama dan tidak mudah menebak kapan trend ini akan luntur sebagaimana Jerry Yan, Vic Zhou, Ken Zhu, dan Vanness Wu yang beranjak tua.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Menonton Drama Korea Reply 1988 yang Legendaris setelah 10 Tahun Rilis

Jika memang nantinya Korean wave luntur, kultur apa yang akan menggantikannya? Uzbekistan? Entah. Semua melaju sebagaimana mustinya, ada rel-rel yang mereka lalui tanpa mengkhianatinya.

Tapi, semenjak adanya drakor dalam otak ibu saya, jelas banyak mengubah banyak hal yang kadang membuat saya berpikir, kok jadi saya yang repot? Tapi, di suatu titik, ada juga beberapa hal unik setelah Ibu saya kecemplung di dunia Korea ini.

Pertama, ibu saya jadi sedikit bertambah perhatian. Terlebih, merantaunya kakak saya ke ibukota, jelas ibu saya kehilangan orang yang bisa diajak untuk ngobrol perihal kultur pop Korea. Mau ajak bicara siapa lagi? Nenek saya? Bahkan blio lebih paham perkembangan hubungan rumah tangganya Mas Pur Tukang Ojek Pengkolan ketimbang oppa Song Joong‑ki.

Jelas komunikasi kami sekarang berjalan dua arah. Yang semula saya pulang kuliah atau kegiatan lainnya, masuk kamar dan kemudian menulis untuk skripsi Terminal Mojok, sekarang ibu saya mulai banyak bicara dan bercerita. Sialnya, blio lebih banyak cerita tentang drama yang habis ia tamatkan. Ya, mana paham saya tentang Crash Landing on You atau Doctor Romantic? Doctor Stone baru saya paham.

Contohnya ketika saya sedang bedah Shonen Magz, tiba-tiba blio datang dan berkata, “Kasian banget ya Goblin harus nunggu reinkarnasi Ji Eun-Tak selama berpuluh-puluh tahun.” Dan saya pun nimpali, “iya, Bu, sama. Aku juga kayaknya harus nunggu puluhan tahun biar lihat anime Boruto isinya bukan filler terooos.”

Kedua, banyak mengaplikasikan nilai luhur yang dipetik dalam drakor. Contohnya ketika saya pulang kuliah. Sedang asik-asiknya balas chat dan nunggu maghrib, ibu saya datang dan duduk sambil menanyakan bagaimana kuliah saya, apakah mau ganti sepatu, apakah mau beli baju lagi sampai-sampai bilang tas yang saya gunakan sudah tidak layak pakai.

Ternyata, ketika saya tanya kenapa, ini adalah hasil didikan drakor yang membuka mindset ibu saya akan pentingnya komunikasi dengan anak. Lantas ibu saya juga jadi sering bagi-bagikan masakannya kepada tetangga. Saya pun jadi bingung, emang sekarang jadwal blio nakjil, ya? Sambil ngeplak kepala saya, blio menjelaskan bahwa ini adalah efek dari nonton drama Reply 1988. Sebegitunya.

Sebagai manusia biasa yang mengusung prinsip philos dan logos, saya pun download dengan diam-diam melalui laptop. Hasilnya adalah mbrebes mili, yakin. Apa lagi ada scene yang memperlihatkan Deok-sun—si anak kedua—yang ulang tahunnya dirapel dengan kakaknya karena tanggal lahir mereka hampir sama.

Dan tepat Oktober ini, kejadian serupa menimpa saya karena tanggal ultah saya dan kakak hanya berjarak tiga hari. Pertanyaannya, kenapa sih drakor itu sebetulnya mengambil premis sederhana tapi selalu bermakna?

Ketiga, membuka ruang diskusi yang luas antara saya dan ibu. Contohnya seperti pertanyaan di awal, apakah Korean wave bertahan lama? Ibu saya memberi analisis logis yang berangsur menggeser stigma di otak saya. Katanya blio, “Korea akan bertahan lama. Soalnya bukan seperti India yang bertumpu pada Shah Rukh Khan dan Hrithik Roshan, ketika mereka sudah mulai tua dan lelah, ya udah. Tapi, Korea ini selalu muncul idola yang baru. Idola satu dan idola lainnya pun punya fanbase yang terbagi rata. Bukan hanya drama saja, tapi juga bidang kesenian yang lain.”

Tiba-tiba saya langsung kepikiran Son Heung-min.

Keempat, nasihat-nasihat ibu saya yang selalu mengatakan, tidak suka itu tidak selalu harus membenci. Tapi, jika boleh jujur, saya sebenarnya netral-netral saja sama kultur pop Korea. Pun, jika misal saya membenci, punya kekuatan apa saya untuk membenci mereka? Drakor pun ada beberapa yang membekas di hati saya. Selain Reply 1988, ada juga Thumping Spike, Hotel Del Luna dan Kingdom. Playlist saya pun kadang disisipi oleh “Boy With Luv” dari BTS atau lagu-lagu dari Mbak-mbak Twice dan Black Pink in your area.

Ada yang dramanya kurang dan musiknya kurang nampol di kuping? Jelas ada. Tapi, saya nggak punya waktu dan senorak mereka yang membenci dan membentuk aliansi kubu mara-mara ngatain plastik. Maksud saya, buat apa?

Yang jelas, keempat adalah hal yang paling saya suka, yakni ibu saya mengijinkan hobi tidak sehat saya. Apa lagi jika bukan begadang. Sehabis ibadah Isya, blio selalu datang menghampiri saya di ruang tamu. Sambil membawakan segelas kopi, blio berkata, “download-in Itaewon Class, ya. jangan tidur dulu soalnya paket malem 15GB berlaku mulai jam 1.”

Well, kasih ibu memang sampai kapan pun tidak akan pernah bisa saya kembalikan. Namun, setidaknya, download-in drakor untuk blio adalah kebanggaan tersendiri bagi saya yang tidak pernah membahagiakan blio dalam hal akademik dan prestasi. Kasih Ibu sepanjang masa, kasih anak sebatas download-in drama korea.

Sumber Gambar: YouTube Rod Sevilla.

BACA JUGA Kenangan Ketakutan dan Merinding ketika Membaca Novel Goosebumps dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Oktober 2020 oleh

Tags: blackpinkdrama koreaIbukasih ibureply 1988
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

5 Aktor dan Aktris Korea yang Overrated Terminal Mojok

5 Aktor dan Aktris Korea yang Overrated

16 Januari 2023
Juvenile Justice dan Realitas Kenakalan Remaja di Korea Selatan

Juvenile Justice dan Realitas Kenakalan Remaja di Korea Selatan

26 Februari 2022
Cho Samdal dalam Drama Korea Welcome to Samdal-ri Adalah Kita yang Enggan Balik ke Kampung Halaman

Cho Samdal dalam Drama Korea Welcome to Samdal-ri Adalah Kita yang Enggan Balik ke Kampung Halaman

21 Desember 2023
5 Alur Drama Korea Nggak Jelas yang Bikin Geleng-geleng Kepala Terminal Mojok.co

5 Drama Korea dengan Alur Nggak Jelas yang Bikin Geleng-geleng Kepala

26 April 2022
Seo Dal-mi dan Nam Do-san Punya Kriteria Mutlak buat Jadi Stafus Milenial terminal mojok.co nonton start-up drama korea bae suzy nam joo hyuk

Berkumpullah Para Second Lead Syndrome Han Ji Pyeong di Drama ‘Start-Up’

5 November 2020
4 Hal Nggak Masuk Akal yang Muncul dalam Drama Korea

4 Hal Nggak Masuk Akal yang Muncul dalam Drama Korea

2 Desember 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.