Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Kangen Arsene Wenger Sebagai “Sosok Manusia”, Bukan Pelatih di Atas Lapangan

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
4 Juli 2020
A A
arsene wenger arsenal MOJOK

arsene wenger arsenal MOJOK

Share on FacebookShare on Twitter

Jumat (03/07), saya ditanya apakah kangen dengan sosok Arsene Wenger. Jawaban saya adalah, ya, saya kangen dengan sosok Arsene Wenger. Kangen dengan sosoknya sebagai manusia, bukan pelatih Arsenal yang berdiri di pinggir lapangan. Kalau soal pelatih, saya sudah rela, sekaligus lega untuk move on.

Wenger sebagai sosok maupun pelatih akan selalu lekat dengan Arsenal. Namun, sesuai kenyataan yang terjadi beliau adalah bagian dari masa lalu. Terutama jika melihat posisi beliau sebagai pelatih. Zaman sudah berubah. Cara bermain pun mengikuti. Pendekatan akan sebuah pertandingan juga berubah. Sudah selayaknya, siapa pun subjeknya, akan ditelan oleh zaman.

Ketika mundur dari jabatannya sebagai pelatih, saya rasa Arsene Wenger sadar kalau roda zaman itu menggelinding dengan cepat. Satu langkah terlambat untuk mundur memang, tetapi ketika rasa cinta mendominiasi, keras kepala Arsene untuk tidak mau mundur, untuk saat ini, perlu kita hargai. Namanya sudah kadung cinta. Mau bagaimana lagi.

Dari sisi teknis, Arsenal sudah berada di tangan yang tepat. Atau setidaknya terasa seperti itu di tangan Mikel Arteta. Pelatih baru ini membawa “kebaruan” dan rasa optimisme baru. Sebuah perasaan yang dulu pernah rasakan di tahun-tahun pertama karier Arsene Wenger bersama Arsenal. dia revolusioner, menghadirkan sesuatu yang baru.

Satu hal yang saya rindukan adalah Arsene Wenger sebagai sosok “manusia”. Dirinya yang bisa menjadi bapak sekalogus tukang jagal di ruang ganti Arsenal. Sosoknya yang begitu bahagia ketika melihat Nicolas Anelka mencetak gol perdana. Dia yang begitu marah kepada Jose Mourinho sampai hampir lepas kendali di sebuah pertandingan.

Dia pernah dianggap sedingin es, tetapi justru sangat ekspresif kalau sudah bicara sepak bola. Dia yang dianggap gila kerja. Atas segala atensinya kepada detail. Saya merindukan sosok Arsene Wenger yang seperti itu. Sebagai sosok yang menjadi sumur inspirasi saya sejak masih kanak.

Salah satu aspek yang membekas dalam benak saya adalah atensi Arsene Wenger kepada kemanusiaan. Kepada kasih sayangnya untuk George Weah.

Kemanusiaan yang besar di dalam diri Arsene Wenger bisa kita lacak dari sosok George Weah. Mungkin sebagian dari kamu sudah mengenal kisah ini. Sebuah kisah yang menjadi sangat relevan sebagai sebuah monument meninggalnya George Floyd karena tindak kekerasan yang dilakukan polisi Amerika Serikat.

Baca Juga:

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Manchester United Adalah Lelucon Dimulai dari Internal, tapi Selalu Bodoh lalu Menyalahkan Pelatih dan Pemainnya

“Ketika tindak rasisme seperti mencapai puncaknya, Arsene Wenger merawat saya seperti anaknya sendiri. Dia mengajari saya bahwa hitam dan putih bisa hidup bersama. Arsene adalah sosok ayah bagi saya. Setiap kali bermain, saya siap untuk berkorban segalanya demi sebuah kemenangan yang saya persembahkan untuknya,” kata George Weah suatu kali.

Arsene Wenger memboyong Weah ke AS Monaco pada 1988 dari Tonnerre Yaoundé, sebuah klub lokal di Kamerun. Sejak masih melatih Monaco, hingga pensiun bersama Arsenal, Arsene Wenger selalu membangun jaringan pencari bakat kelas dunia. Matanya seperti radar, mampu mendeteksi bakat dan potensi pemain muda.

Weah hijrah ke Eropa berkat Wenger. Masa kerja mereka berdua tidak lama, hanya 4 tahun. Namun, bagi karier Weah, masa 4 tahun bisa dikatakan sebagai batu penjuru, sebuah fondasi. Dari Monaco, Weah pindah ke Paris Saint-German lalu AC Milan. Perkembangan karier yang pesat berakhir dengan ganjaran pemain terbaik dunia pada 1995. Weah adalah pemain Afrika yang pertama dan masih satu-satunya memenangi penghargaan tersebut.

Pada 2018, Weah mengundang Wenger ke Liberia untuk menerima penghargaan tertinggi. Penghargaan itu bernama: “Humane Order of African Redemption with the rank of Knight Grand Commander”.

Weah, yang menjabat sebagai Presiden Liberia mengingat Arsene Wenger sebagai sosok krusial dalam karier dan perkembangannya sebagai manusia. Ketika karier Weah mencapai masa keemasan, di Liberia, perang saudara pecah. Setelah pensiun, Weah aktif di dunia politik dan dianggap bisa menyatukan kembali Liberia.

Sepak bola, pada titik tertentu, punya kekuatan merusak yang luar biasa besar. Namun, di sisi lain, kita mengasihi sepak bola atas tindakan kemanusiaan dan kepedulian kepada sesama. Arsene Wenger memberi contoh ketika merangkul George Weah. Saat ini, sepak bola, menggandeng tangan kita untuk memperjuangkan keadilan dan persamaan hak untuk orang kulit berwarna. Black Lives Matters!

Atas nama kasih sayang dan aspek kemanusiaan yang besar di dalam hatinya, saya merindukan Arsene Wenger.

Merci Arsene.

BACA JUGA Jika Arsenal Tanpa Ambisi, Wajar Jika Aubameyang Ragu dan Akhirnya Pergi dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. Follow Twitter Yamadipati Seno.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 Januari 2022 oleh

Tags: arsenalArsene Wengerliga inggris
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

mohamed elneny mesut ozil arsenal liga inggris mourinho NLD MOJOK.CO

Mesut Ozil dan Arsenal: Kisah Klasik Cinta Tak Harus Selalu Bersama

15 Agustus 2020
Arsenal, Mesut Ozil, dan Duduk Perkara Masalah yang Perlu Dipahami MOJOK.CO

Arsenal, Mesut Ozil, dan Duduk Perkara Masalah yang Perlu Dipahami

29 Juli 2020
Arsenal Mengalahkan MU Sekaligus Membungkam Bacot-bacot Sumbang (Unsplash)

Arsenal Mengalahkan MU Sekaligus Membungkam Bacot-bacot Sumbang

23 Januari 2023
arsenal mikel arteta liga inggris MOJOK.CO

Arsenal, Sebuah Tim dengan Kekuatan Spesial untuk Menyakiti Diri Sendiri

13 Juli 2020
Arsenal Harusnya Menang Tanpa “Diving” Bukayo Saka (Unsplash)

Arsenal Seharusnya Bisa Mengalahkan Bayern di Liga Champions dan Ini Bukan tentang “Diving” Bukayo Saka

10 April 2024
Manchester United

Sampai Kapan Fans Manchester United Harus Bersabar? Sampai Kapan-kapan!

6 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

30 Desember 2025
Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak Mojok.co

Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak

30 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.