Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Arsenal, Makna Always Forward, dan Hadiah Paling Manis Untuk Emi Martinez

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
2 Agustus 2020
A A
Arsenal, Makna Always Forward, dan Hadiah Paling Manis Untuk Emi Martinez MOJOK.CO

Arsenal, Makna Always Forward, dan Hadiah Paling Manis Untuk Emi Martinez MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah 22 tahun saya menjadi fans Arsenal. Sudah 22 tahun pula saya menyaksikan kebahagiaan dan kesedihan silih berganti mendukung klub dari London Utara ini. Namun, saya kira, baru musim ini, semuanya terasa aneh. Terasa asing, mengecewakan, meskipun alhamdulillah, di ujung musim, ada satu kebahagiaan yang bisa dirayakan.

Ketika Unai Emery ditunjuk menjadi pelatih, tepatnya di musim perdana, peralihan dari era Arsene Wenger, semua kegagalan masih terasa sama saja seperti musim-musim sebelumnya. Apalagi saat itu, saya mewakafkan niat dan ikhlas untuk mengawal Emery selama satu musim. Menggantikan seorang legenda tentu tidak mudah. Jika Emery mendapat “izin untuk gagal” selama satu musim, saya kira tidak masalah untuk dilakukan.

Masuk musim ke dua, ketika kritikan kepada Emery semakin deras, saya sudah merasa kalau pengabdiannya tidak akan lama. Emery seperti seorang pendaki gunung yang kehilangan tongkat untuk berjalan dan kompas sebagai petunjuk arah. Yang awalnya semenjana, menjadi sangat menyedihkan.

Klimaks pertama terjadi di Baku, Azerbaijan, tempat final Liga Europa digelar. Arsenal masuk final dengan begitu meyakinkan. Sebaliknya, Chelsea justru tengah masuk ke dalam periode buruk di akhir musim. Namun, seperti selayaknya Arsenal, yang punya kekuatan ajaib untuk menyakiti diri sendiri, final itu menjadi malam kesedihan yang mendalam bagi banyak fans.

Musim ketika, paruh pertama, manajemen Arsenal masih menaruh kepercayaan kepada Emery. Sebuah “kesabaran” yang harganya terlalu mahal. Pelatih asal Spanyol itu merusak banyak hal di ujung kariernya bersama The Gunners.

Cara bermain yang semakin tak karuan. Tidak terlihat tujuan nyata dari memainkan Lucas Torreira sebagai false 10 ketika di dalam skuat ada the real number 10, Mesut Ozil, misalnya. Emery gagal “menjaga” psikis pemain, terutama gagal melindungi Granit Xhaka yang tengah berada dalam periode buruk.

Emery tidak tahu caranya membantu David Luiz mengurangi blunder. Dia juga tidak tahu caranya membangkitkan Shkodran Mustafi. Rusak skema dan rusak psikis, kesabaran manajemen Arsenal memang berisiko tinggi. Dan sayang, risiko itu yang datang pada akhirnya. Untuk kemudian mereka memecat Emery, kebijakan yang telat enam bulan dieksekusi.

Setelah Emery, manajemen memasrahkan Arsenal ke tangan Freddie Ljungberg. Mantan pemain Arsenal ini dekat dengan banyak pemain muda. Sosok yang membantu Emery melejitkan karier Bukayo Saka dan Joe Willock. Sayang, Ljungberg tidak didukung oleh staf mumpuni. Sejak awal, manajemen memang tidak memandang Ljungberg sebagai “dia jangka panjang”.

Baca Juga:

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Manchester United Adalah Lelucon Dimulai dari Internal, tapi Selalu Bodoh lalu Menyalahkan Pelatih dan Pemainnya

Musim yang aneh. Setelah dua dekade melihat satu pelatih menanggung kegagalan, kini kesedihan itu dibagi rata ke tiga pelatih. Dia yang ketiga adalah Mikel Arteta. Pelatih muda yang kedatangannya memberi angin sejuk. Arteta membawa optimisme dan keyakinan untuk “always forward”.

Saya tidak terbiasa meliat pergantian banyak pelatih di satu musim. Arsenal, dengan nilai luhur yang selalu dijunjung, bukan City, Chelsea, atau Tottenham is full of shite. Musim yang aneh, ketika Arsenal harus bersalin kulit, demi sebuah kebahagiaan.

Namun, kita sadar yang namanya “waktu” tidak akan pernah bisa ditebus kembali. Sebuah kenyataan yang membuat kalimat “always forward” di jersey kemenangan Arsenal nomor 14 di FA Cup menjadi begitu masuk akal. Semuanya akan dan harus bergerak ke depan. Meninggalkan kesedihan dan menjadikannya pondasi demi waktu yang akan datang.

Always forward, Arsenal

Bagi saya pribadi, kemenangan nomor 14 di FA Cup ini adalah hadiah terbaik untuk Emi Martinez. Always forward, kiper asal Argentina itu sudah satu dekade mengabdi untuk Arsenal. Setelah enam kali masa peminjaman, bertahun-tahun selalu ada di balik bayang-bayang, Emi mendapatkan kesempatannya.

Saya percaya dengan sebuah petuah bijak yang berbunyi: kesempatan akan datang kepada mereka yang bekerja keras. Izinkan saya menambahkan menjadi: “Kesempatan akan datang kepada mereka yang bekerja keras, sabar, dan setia menunggu waktunya untuk bersinar.”

Emi meninggalkan Argentina di usia 17 tahun. Di usia remaja itu, Emi sudah sadar bahwa dia harus tega meninggalkan keluarganya. Ibu dan kakanya tidak mau ditinggal. Mereka menangis. Bapaknya juga menangis tapi untuk alasan berbeda. Bapaknya begitu sedih karena tidak bisa menghidupi keluarganya secara layak.

Emi, dengan kesadaran penuh meski diselimuti rasa takut, menerima tawaran Arsenal. Sejak belia, Emi terbiasa sendirian di Arsenal. Memupuk kesabaran demi keluarganya.

Sebagai seorang kiper, apalagi kiper kedua atau ketiga, berada di balik bayang-bayang kiper utama adalah pil pahit yang kudu ditenggak setiap hari. Posisi kiper berbeda dengan pemain di posisi lain, di mana rotasinya bisa berlangsung begitu cepat. Kiper harus begitu sabar menunggu kesempatan; antara cederanya kiper utama atau bermain di kompetisi kasta kedua.

Ketik Bernd Leno cedera, Emi memikul beban berat mengawal pertahanan Arsenal yang kita tahu sangat komikal dan mengenaskan. Namun, Emi tidak bisa memilih. Yang bisa dia lakukan adalah be a man dan manfaatkan kesempatan ini. Tanpa kecekatan dan mental Emi, saya rasa, FA Cup nomor 14 untuk Arsenal belum akan terjadi.

Emi, mungkin seperti saya, merasa bahwa musim ini begitu aneh. Emi, justru merasakan juara ketika tim ini sedang dalam kesulitan. Ketika dirinya “mendapat berkah” dari cederanya rekan sendiri.

Namun, sekali lagi, “Kesempatan akan datang kepada mereka yang bekerja keras, sabar, dan setia menunggu waktunya untuk bersinar.” Yang bisa dilakukan Emi hanya “always forward”. Terus maju dan ambil kesempatan. Kini, Emi bisa dengan bangga dan percaya diri menantang Leno sebagai kiper utama Arsenal. Ya, bagi saya, dia layak mendapatkan kesempatan itu.

Piala FA Cup adalah hadiah terbaik untuk Emi. Menjadi bekalnya untuk terus maju dan menantang yang terbaik di bawah mistar gawang Arsenal.

Di tengah segala kekecewaan musim ini, semua komponen Arsenal, termasuk kita para fans, hanya bisa “always forward”. Rayakan apa yang bisa dirayakan. Namun, jangan pernah lupakan kalau Arsenal tengah menuju krisis jika revolusi tidak terjadi. Mawas diri, tundukkan kepala, dan lihat ke dalam diri sendiri. Diri ini masih penuh kelemahan dan masa depan hanya akan berisi kerja keras, air mata, banjir peluh, dan darah.

Langkah harus terus diayun, kaki menjejak ke bumi, hati selalu bulat untuk setia mendukung, arah selalu ke depan. Namun, spion juga harus selalu jernih. Untuk mengintip kembali segala kekurangan dan kelemahan. Sebagai bekal terbaik untuk menebus dunia semenjana Arsenal selama satu dekade terakhir.

Always forward, Gooner, brothers and sisters.

Sumber gambar: Wikimedia Commons.

BACA JUGA Milan Kalahkan Juventus, tapi Dapat Penalti, Milanisti Kecewa dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Terakhir diperbarui pada 2 Agustus 2020 oleh

Tags: arsenalartetaaubameyangemi martinezFA Cupliga inggris
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

Persamaan Ormas Islam Indonesia dan Klub Liga Inggris MOJOK.CO

Persamaan Ormas Islam Indonesia dan Klub Liga Inggris, Liverpool Adalah NU dan Arsenal Itu HTI

25 Juli 2020
manchester united Liverpool MOJOK

Manchester United, VAR, dan Wasit: Ketika Fans Liverpool Dikasih Panggung Buat Ngomong

29 Juli 2020
emiliano martinez fans arsenal manchester united mojok

Fans Arsenal dan Manchester United, Terima Saja Hasil Imbang biar Nggak Berisik

1 Februari 2021
Liverpool

Liverpool yang Arogan, Lupa Diri dan Berpotensi Jadi Leicester City Jilid 2

27 Juli 2020
Mumpung Gratis Selama PPKM, Berikut Rekomendasi Film Klasik Indonesia di Mola TV Terminal mojok.co

Dear Mola TV, Percuma Punya Konten Beragam kalau Gangguan pada Jam Prime Time

24 Oktober 2021
arsene wenger arsenal MOJOK

Arsenal, Gabriel Magalhaes, dan Ujian Kesabaran ketika Kesalahan Terjadi

22 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Semua Cocok Makan Mie Ayam Pakde Wonogiri, Salah Satunya Orang dengan Lidah Surabaya seperti Saya Mojok.co

Nggak Semua Orang Cocok Makan Mie Ayam Pakde Wonogiri, Saya Salah Satunya

7 November 2025
Lulusan Jurusan Matematika Murni Paling Tahan Menghadapi Masalah, tapi Dicuekin Dunia Kerja Mojok.co

Lulusan Jurusan Matematika Murni Paling Tahan Menghadapi Masalah, tapi Dicuekin Dunia Kerja

9 November 2025
Cepu, Kecamatan di Blora yang Paling Pantas Dikasihani Mojok.co

Cepu, Kecamatan di Blora yang Paling Pantas Dikasihani

6 November 2025
Gudeg Sagan Gudeg Jogja yang Ramah bagi Lidah Wisatawan (Unsplash)

Gudeg Sagan: Gudeg Jogja yang Ramah bagi Lidah Wisatawan

4 November 2025
7 Keunggulan yang Ditawarkan UNS, Kampus Lain Nggak Punya

7 Keunggulan yang Ditawarkan UNS, Kampus Lain Nggak Punya

5 November 2025
Kartasura, Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yang Ketularan Problem Perkotaan Mojok.co

Kartasura, Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yang Ketularan Problem Perkotaan

7 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=rrP1NPUFHS0

DARI MOJOK

  • Pameran “Petak Umpet Sastra Anak” Mengumpulkan Orang Dewasa yang Rindu dengan Novel Anak Karya Penulis Indonesia
  • Di Balik Tangkapan Jitu Kiper Futsal UGM: Cedera di Jari Tangan hingga Doa Orang Tua yang Selalu Mengiringi
  • El Capitano dan Sepasang Decker yang Menjaga Irama Permainan Tim Futsal Putri UGM
  • Simbol Semarang “Kota Pelestari Budaya”: Festival Wayang, Patung Bima Srikandi, hingga Akademi Wayang
  • Guru Tak Pernah Benar-benar Merasa Pulang, Raga di Rumah tapi Pikiran dan Hati Tertinggal di Sekolah
  • Starcross Membuktikan bahwa Nilai Kreativitas dan Komunitas Lebih Kuat dari Tren yang Datang dan Pergi

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.