Indonesia terkenal dengan beragamnya suku yang otomatis memperkaya keragaman budaya, termasuk bahasa. Lantaran bahasa di Indonesia ini sangat banyak bahkan mencapai ratusan, tidak heran jika terdapat beberapa kata yang mirip antar satu bahasa dengan bahasa yang lain. Nah, kali ini saya akan membahas beberapa kata dalam bahasa Madura yang mirip dengan bahasa lain yang terkadang menimbulkan salah paham.
#1 Gendeng
Terdapat kata dalam bahasa Madura yang mirip dengan kata dalam bahasa Jawa yaitu “gendeng”. Namun, meskipun penulisan dan pelafalannya hampir sama, artinya agak berbeda walaupun sama-sama berkonotasi negatif. “Gendeng” dalam bahasa Jawa berarti “gila”. Sedangkan kata “gendeng” di Madura berarti “bodoh”. Terdapat sedikit perbedaan walaupun sama-sama bermakna negatif, bukan?
Pelafalannya juga hampir mirip. Kenapa saya bilang hampir mirip? Karena cara pengucapannya ada sedikit perbedaan. Kata “gendeng” di Madura, huruf “g”-nya lebih ditekan daripada pengucapan dalam bahasa Jawa.
#2 Patek
Di Madura, kata “patek” bisa menjadi penyebab kericuhan. Sebab, kata ini biasanya digunakan untuk makian. Arti dari kata ini dalam bahasa Indonesia adalah “anjing”. Kata “patek” di Madura ini mirip dengan bahasa Osing.
Padahal, dalam bahasa Osing, kata “patek” bisa diartikan “terlalu” dalam bahasa Indonesia. Misalnya, dalam bahasa Osing, “Aku ora patek iso.” Kalimat ini memiliki arti, “Aku belum terlalu bisa.” Ini berbeda, kan, dengan bahasa Madura yang maknanya adalah anjing?
#3 Biruh
Kata ketiga ini paling sering disalahpahami oleh orang luar Madura bahkan orang Madura itu sendiri. Dalam bahasa Madura, “biruh” berarti “hijau”. Kata ini mirip dengan kata dalam bahasa Indonesia yaitu “biru” yang berarti warna biru. Kemiripan inilah yang pada akhirnya membuat bahasa Madura disalahpahami dan dikatakan tidak memiliki kata untuk mendeskripsikan kata “hijau”.
Padahal, kata “biruh” ini memang mendeskripsikan kata hijau. Sedangkan untuk warna “biru” digunakan kata “geddung”. Salah kaprah ini juga didukung dengan sering kelirunya orang Madura saat berbicara bahasa Indonesia dan mendeskripsikan hijau dengan kata “biru” karena kebiasaan saat berbahasa Madura. Banyak juga orang Madura yang ternyata menganggap bahwa bahasanya memang tidak memiliki kata untuk mendeskripsikan warna hijau.
#4 Lok
Kata keeempat ini adalah perbedaan makna di dalam bahasa Madura itu sendiri. Di daerah Bangkalan atau daerah Madura pulau, kata “lok” bisa berarti “tidak”. Jika dia mengatakan, “Jeruk se lok celok,” artinya jeruk yang tidak kecut. Sementara itu, kami para diaspora Madura yang berada di daerah Jember dan sekitarnya, pasti akan salah paham jika mendengar kata tersebut.
Karena kami akan mengira itu hanya pegulangan. Jika seseorang bilang “lok celok”, kami akan menganggap bahwa yang diinginkan adalah jeruk yang kecut-kecut. Kami menggunakan kata “tak” atau “enjek” jika ingin menggungkapkan kata “tidak”.
Itulah beberapa kata dalam bahasa Madura yang mirip dengan bahasa lain, tapi maknanya berbeda. Dari keempat itu, mana yang pernah bikin kamu kecele saat berinteraksi dengan orang Madura?