Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kampung Pelangi Semarang, Tempat Wisata Paling Overrated di Semarang, Nggak Ada yang Menarik, Terlalu Biasa untuk Disebut Tempat Wisata!

Dito Yudhistira Iksandy oleh Dito Yudhistira Iksandy
4 Agustus 2024
A A
Kampung Pelangi Semarang, Tempat Wisata Paling Overrated di Semarang, Nggak Ada yang Menarik, Terlalu Biasa untuk Disebut Tempat Wisata!

Kampung Pelangi Semarang, Tempat Wisata Paling Overrated di Semarang, Nggak Ada yang Menarik, Terlalu Biasa untuk Disebut Tempat Wisata!

Share on FacebookShare on Twitter

Kampung Pelangi Semarang itu jujur saja overrated. Gini amat tempat wisata, nggak ada menariknya!

Beberapa bulan lalu, saya dan beberapa kawan memutuskan untuk berangkat ke Semarang. Selain ingin melarikan diri dari jenuhnya mengerjakan skripsi, Kota Lumpia menjadi destinasi tujuan karena salah satu kawan saya berasal dari sana. Jadi, setidaknya kami punya tour guide pribadi yang sekaligus bisa menyediakan penginapan gratis. Hehe.

Untuk perjalanan 2 hari 1 malam, kawan saya sudah menyiapkan daftar tempat wisata yang akan kami kunjungi. Tiga di antaranya adalah Kota Lama, Lawang Sewu, dan Kampung Pelangi. Ketiga tempat tersebut dipilih karena jaraknya berdekatan dan searah. Selain itu, ketiganya juga masih termasuk dalam daftar wisata yang wajib dikunjungi di Semarang.

Terus terang saya takjub dengan arsitektur bangunan di Kota Lama dan Lawang Sewu. Bagaimana tidak, bangunan peninggalan Belanda ini pasti memikat siapa saja yang pertama kali melihatnya. Masalahnya adalah di destinasi terakhir, yakni Kampung Pelangi. Kebahagiaan saya langsung lenyap begitu menginjakkan kaki di tempat ini.

Kampung Pelangi terlalu biasa untuk bisa disebut sebagai tempat wisata

Menurut penjelasan kawan dan beberapa sumber yang saya baca, dulunya Kampung Pelangi Semarang adalah kawasan perkampungan biasa bernama Kampung Wonosari. Namun, Pemkot memutuskan untuk merenovasi kampung ini agar punya daya tarik dan nilai jual sehingga mampu menjadi destinasi wisata baru.

Oleh karena itu, semua rumah di kampung ini dicat warna-warni. Itulah sebabnya wisata ini disebut dengan Kampung Pelangi, merujuk pada warna rumah yang cerah dan penuh warna. Akan tetapi, ketika saya sampai di sana sudah banyak cat yang memudar dan terkelupas sehingga mengurangi estetika tempat ini.

Padahal, nilai jual dari wisata ini ada di warna rumahnya. Kalau kayak gini, kan, jadi nggak menarik lagi. Mau dibuat tempat foto-foto pun juga nanggung, sebab masih lebih bagus di Kota Lama atau Lawang Sewu. Selain itu, saya juga menemukan beberapa titik di kampung ini yang banyak sampah dan terlihat nggak dirawat. Jadi, bikin saya ragu kalau kampung ini beneran destinasi wisata.

Nggak ada yang menarik selain sunset dan toko bunga

Selain perkara penampilan yang butuh perawatan dari Pemkot Semarang, saya merasa Kampung Pelangi Semarang juga butuh jualan lain agar bisa benar-benar disebut sebagai tempat wisata. Menurut saya, tempat wisata setidaknya harus menjual sari dari dua hal: pemandangan atau kegiatan yang menyenangkan.

Baca Juga:

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

Masalahnya, di Kampung Pelangi nggak ada keduanya. Lha, gimana, pemandangannya terlalu monoton. Memang, sih, teman saya bilang kalau pemandangan sunset di area atas kampung ini juara. Tapi, mosok cuma kalau lagi sunset doang? Ayolah, padahal wisata ini pernah mendunia, lho.

Kegiatan yang bisa dilakukan di kampung ini pun juga sebatas foto-foto dan menyusuri kampung. Sudah, gitu, doang. Paling kalau mau yang sedikit lebih menghibur kalian bisa melipir ke pasar bunga di depan kampung. Waktu itu, saya sempat diajarin merangkai bunga oleh salah satu penjual di sana. Lumayan seru, lah.

“Dipalak” gerombolan bocil di Kampung Pelangi

Saya juga punya pengalaman menjengkelkan ketika sedang menyusuri gang-gang di Kampung Pelangi Semarang. Saat itu, kelompok saya tiba-tiba diikuti oleh sejumlah bocil. Awalnya, kami tak menghiraukan keberadaan mereka. Namun, beberapa menit kemudian, salah satu bocil menghampiri kami dan meminta uang.

Walaupun demikian, kami tetap nggak menggubris permintaannya. Lha, kami juga cuma bawa uang pas-pasan. Masalahnya, semakin dicuekin, cara mereka minta makin nggak nyantai. Bocil-bocil ini terus mengekor dan minta uang. Alhasil, saya memberikan uang Rp5 ribu agar mereka segera pergi. Beruntungnya cara ini berhasil.

Sebagai catatan, saya nggak tahu kejadian kayak gini emang umum terjadi atau cuma di kelompok saya. Tapi, yang jelas hal ini pasti bikin siapa pun yang berkunjung risih.

Pemkot Semarang sepertinya salah ambil inspirasi

Saya menduga kalau Pemkot Semarang sepertinya salah ambil referensi ketika mencoba menjadikan kampung ini sebagai tempat wisata. Sebab, secara konsep dan eksekusinya sama persis dengan Kampung Warna-Warni Jodipan, Malang. Kalau memang benar sepertinya Pemkot Semarang perlu menyesali hal tersebut.

Bukan tanpa alasan, sebab Kampung Warna-Warni Jodipan pun nggak diminati oleh mereka yang berkunjung ke Malang. Eh, kok bisa-bisanya Pemkot Semarang ikutan bikin konsep serupa. Coba Pemkot bikin inovasi yang lebih segar. Ingat, Kampung Pelangi itu masih termasuk wisata yang wajib dikunjungi kalau di Semarang, lho.

Mosok wisatanya cuma kayak gini tok? Dibilang tempat wisata, tapi kok meragukan. Kalau dibilang kampung biasa, tapi brandingnya tempat wisata. Coba, deh, pemkot pikirin inovasi yang lebih fresh gitu. Cukup saya aja yang kecewa ketika berkunjung ke Kampung Pelangi Semarang, orang lain usahakan jangan.

Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pantai Tirang Semarang, Pantai Overrated yang di dalamnya Serba Bayar, padahal Fasilitasnya Medioker!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Agustus 2024 oleh

Tags: jodipankampung pelangi semarangSemarangtempat wisata
Dito Yudhistira Iksandy

Dito Yudhistira Iksandy

Saya punya motor namanya Arnol.

ArtikelTerkait

Lawang Sewu Semarang (Unsplash.com)

5 Fakta Keliru Terkait Semarang yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang

21 Juni 2022
5 Soto Semarang yang Layak Masuk Bucket List Pelancong Mojok.co

5 Soto Semarang yang Layak Masuk Bucket List Pelancong

13 Oktober 2025
tren bersepeda di tempat wisata sompok imogiri jogja pemandangan sawah hutan mojok.co

Bersepeda di Tempat Wisata Jadi Tren: Berkah yang Jika Tak Diolah, Bisa Jadi Bencana

13 September 2020
Pengalaman Tinggal di Semarang Utara, Terjebak Dalam Kos Selama Tiga Hari karena Banjir Setinggi Perut

Pengalaman Tinggal di Semarang Utara, Terjebak Dalam Kos Selama Tiga Hari karena Banjir Setinggi Perut

22 Maret 2024
Surabaya Jauh Lebih Superior dari Semarang (Unsplash)

Semarang Boleh Lebih Superior Ketimbang Cikarang, tapi Masih Kalah Jauh Dibandingkan Surabaya

17 Juli 2023
Depok Semarang Ruwet, tapi Masih Bisa Dimaafkan, Tidak Seperti Depok di Daerah Lain Mojok.co

Depok Semarang Ruwet, tapi Masih Bisa Dimaafkan, Tidak Seperti Depok di Daerah Lain

17 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.