Kebanyakan orang mengira, penduduk di Kampung Inggris Kediri menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi sehari-hari. Awalnya saya juga menganggap demikian hingga saya sendiri merasakan hidup di kampung itu selama satu minggu.
Suatu hari sekolah saya mengadakan program liburan belajar di Kampung Inggris Kediri. Tempat saya tinggal dan sekolah sebenarnya tidak begitu jauh dari kampung tersebut. Namun, saya sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin agar tidak mengalami culture shock yang hebat ketika tinggal di Kampung Inggris Kediri.
Sesampainya di kampung tersebut, tepatnya di Kampung Inggris Pare yang terletak di Desa Tulungrejo, ekspektasi saya menguap begitu saja. Kampung Inggris Kediri seperti kampung-kampung lain di Indonesia. Masih banyak yang menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari. Hanya saja, memang terlihat banyak anak muda yang lalu lalang di jalanan kampung.
Asal-usul Kampung Inggris Kediri
Sebenarnya, ketertarikan saya terhadap Kampung Inggris Kediri muncul karena ayah saya. Beliau beberapa kali membahas tentang kampung ini. Beliau juga sempat menceritakan asal-usul kampung itu bisa menjadi pusat belajar bahasa Inggris.
Awalnya ada seorang bule bernama Mr Kalend yang tinggal di Pare setelah mondok di Pondok Pesantren Modern Gontor. Dia berguru KH Ahmad Yazid yang juga dikenal menguasai delapan bahasa, sekaligus tinggal di Pesantren Darul Falah.
Singkat cerita, Mr. Kalend ditugaskan untuk mengajarkan dua mahasiswa IAIN Sunan Ampel. Setelah berguru pada Mr Kalend, dua mahasiswa itu dinyatakan lulus. Berita itu tersebar seantero IAIN Sunan Ampel sehingga banyak mahasiswa lain ingin datang belajar bahasa Inggris juga pada Mr. Kalend.
Sejak saat itu, Mr. Kalend mendirikan Basic English Course (BEC) yang masih berdiri hingga sekarang. BEC menjadi cikal bakal berdirinya kursus bahasa Inggris lain. Mr. Kalend lah yang menyarankan para alumni untuk mendirikan kursus sendiri. Ratusan lembaga pendidikan bahasa Inggris di sana, yang rasanya tiap tahun terus bertambah.
Sebenarnya, warga sekitar memang diajarkan bahasa Inggris untuk memaksimalkan kursus-kurusyang ada di sana. Hanya saja, rencana itu tidak berjalan lancar. Mengajarkan bahasa baru kepada warga setempat yang sudah terbiasa dengan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia memang tidak mudah. Apalagi tidak sedikit warga yang sudah sepuh di sana.
Akan tetapi ekosistem yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris tetap diupayakan dengan kerja sama antara lembaga pendidikan dengan beberapa warung, tempat makan, maupun fasilitas-fasilitas lain di kampung tersebut. Peserta kursus wajib menggunakan bahasa Inggris etika bertransaksi dan berinteraksi.
Belum tentu mahir bahasa Inggris
Ini pertanyaan yang paling sering saya dengar, apakah mereka yang pernah belajar di Kampung Inggris Kediri langsung lancar berbahasa Inggris? Saya dengan yakin bisa menjawab tidak. Tergantung masing-masing individu.
Kalau berdasar pengalaman, saya kembali mendatangi Kampung Inggris Kediri setelah lulus SMA. Saya mengambil program yang lebih intensif daripada kunjungan pertama saya. Selama dua bulan saya belajar intensif di sana, kemampuan bahasa Inggris pun meningkat cukup pesat.
Berbeda dengan kawan-kawan yang saya temui di sana. Beberapa ternyata sudah bolak-balik kampung ini berkali-kali. Bahkan, ada yang sudah menetap bertahun-tahun khusus untuk belajar bahasa Inggris. Ada berbagai macam alasan yang mendorong kedatangan mereka ke Kampung Inggris Kediri lebih dari sekali. Beberapa memang merasa belum mahir, sementara yang lain lebih ingin mendalami bahasa asing yang satu ini.
Akan tetapi, jangan tanya saya lembaga mana yang terbaik ya. Setiap lembaga punya keunggulan masing-masing. Jika ada yang berminat mungkin bisa mencari tahu informasi masing-masing lembaga terlebih dulu. Kalian yang berasal dari luar pulau dan ingin mengikuti kursus di Kampung Inggris Kediri, tapi enggan untuk merantau. Tenang saja, sekarang banyak lembaga yang mulai menerapkan sistem belajar online kok.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.