Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kalian Masih Membela Upah Murah Jogja ketika Defisit Gaji Jadi Realitas? Mending Kita Gelut!

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
15 Maret 2024
A A
Kalian Masih Membela Upah Murah Jogja Ketika Defisit Gaji Jadi Realitas? Mending Kita Gelut! gaji di jogja

Kalian Masih Membela Upah Murah Jogja Ketika Defisit Gaji Jadi Realitas? Mending Kita Gelut! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalian bosan dengan isu upah murah Jogja (baca: Daerah Istimewa Yogyakarta)? Merasa isu ini hanya gorengan orang sok intelek? Atau malah menilai isu ini bukti anak muda Jogja kurang bersyukur? Mending kita gelut saja di tengah Alkid. Karena isu UMR memang harus disuarakan sampai kuping para ndoro pemerintahan meleleh. Tidak ada kata nanti atau sabar, karena gaji anak muda di Jogja sudah defisit!

Betul, sudah defisit alias boncos! Gaji yang diperoleh sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan untuk sekadar hidup layak dan belum sejahtera. Masalah seperti ini masih mau bawa-bawa narimo ing pandum?

Masalah ini harus jadi ketakutan bersama. Kalau perlu, satu provinsi harus panik. Sebelum semua terlambat dan berakhir nestapa. Hanya karena pemerintah yang pongah serta rakyatnya yang kebanyakan narimo.

Gaji di Jogja kok bisa defisit?

Ketika membaca “defisit gaji,” saya cuma bisa melongo. Apakah hanya masalah manajemen keuangan pribadi? Atau masalah yang lebih kompleks?

Jadi defisit gaji adalah kurangnya gaji yang diperoleh pekerja untuk hidup layak. Harus digaris bawahi, untuk hidup layak. Berarti ini bukan perkara manajemen keuangan semata. Bukan karena gaji tiris setelah open table atau karaokean. Bukan juga karena gaji yang diterima habis di forex ataupun slot.

Defisit gaji di Jogja terjadi bukan hanya karena upah rendah. Tapi juga harga kebutuhan yang tidak sepadan. Meskipun jadi daerah dengan upah dua juta koma belas kasihan, pengeluaran di Jogja tidak jauh berbeda dengan daerah lain. Apalagi di Kota Jogja yang kini mulai tumbuh menjadi kota besar.

Inflasi ikut menyumbang defisit gaji ini. Ketika upah murah tidak mengalami peningkatan signifikan, inflasi terjadi terus menerus. Belum lagi isu inflasi pangan yang lebih tinggi dari rerata kenaikan gaji nasional. Makin mengerikan? Tentu saja!

Bisa saja gaji di Jogja untuk foya-foya, tapi…..

“Lho, anak muda Jogja masih bisa tuh foya-foya! Outfitnya masih bagus!” Mungkin di benak Anda terlintas ungkapan itu. Sebelum saya ajak gelut, mari kita pahami situasinya. Memang, banyak anak muda Jogja tetap hidup mapan bahkan foya-foya dengan gaji mengenaskan. Tapi apakah gaji mereka yang menyelamatkan? Belum tentu!

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Salah satu penyelamat anak muda Jogja dari gaji mencekik adalah hidup bersama orang tua. Dari biaya perumahan sampai pangan masih ditanggung penuh ataupun sebagian. Belum lagi kebutuhan lain seperti kendaraan serta dana darurat. Selama orang tua memiliki kapital yang cukup, maka upah rendah Jogja masih bisa ditolerir.

Ada juga muda-mudi Jogja yang memiliki gaji setingkat Jakarta. Syaratnya adalah kerja remote di perusahaan di luar Jogja. Ini jadi solusi paling masuk akal untuk meromantisasi, “Jogja itu murah.” Dengan gaji di atas 5 juta, pemenuhan kebutuhan hidup di Jogja tidak terlalu berat.

Masalahnya, berapa banyak orang yang punya privilese di atas? Sedangkan masih banyak muda-mudi Jogja yang hidup hanya mengandalkan gaji semata. Belum lagi yang jadi generasi roti lapis yang harus menanggung banyak orang. Kita tidak bisa menjadikan kelompok dengan privilese itu sebagai pembelaan terhadap upah murah. Karena justifikasi macam ini yang ikut mendorong defisit gaji di Jogja.

Stop membudayakan solusi merantau dan kerja sampingan

“Ya kalau mau cukup, cari kerjaan sampingan lah! Kalau perlu merantau sekalian”

Mungkin hati Anda kini menjerit demikian. Jujur saja, sudah waktunya kita gelut! Tapi saya coba bersabar dan jelaskan pelan-pelan. Budaya merantau dan kerjaan sampingan tidak pernah jadi solusi bagi kasus defisit gaji. Justru malah menjadi bom waktu.

Perkara merantau, jelas tidak semua orang punya kesempatan. Ada yang punyan tanggungan menjaga keluarga. Ada pula yang tidak punya modal. Tapi yang pasti, merantau tidak akan pernah menyelesaikan isu upah gaji di Jogja. Yang ada, pasar tenaga kerja di daerah lain makin ketat yang bisa menimbulkan tren upah murah baru.

Kerja sampingan juga tidak boleh menjadi solusi. Harusnya, upah dari satu pekerjaan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan serta penghargaan atas skill yang dimiliki. Sedangkan pekerjaan sampingan dilakukan sebagai pemenuhan aspirasi ataupun kebutuhan tersier. Yang terjadi, pekerjaan sampingan malah ikut menutup kebutuhan dasar untuk hidup layak.

Kedua pendapat saya terdengar utopis? Tidak! Sudah selayaknya kita bekerja dengan situasi aman. Baik aman untuk hidup layak, maupun aman dari bahaya kerja. Jadi stop menormalisasi merantau dan kerja sampingan sebagai solusi. Masalah upah murah dan defisit gaji di Jogja tidak bisa diselesaikan dengan jalan pintas di atas. Karena ini masalah besar yang perlu penyelesaian dari pemerintah.

Gaji defisit adalah masalah struktural dan kultural

“Lalu apa solusinya? Jangan cari kesalahan terus!”

Apakah Anda kini berpikir demikian? Tolong logikanya dipakai sedikit saja. Isu defisit gaji di Jogja dan upah murah tidak akan selesai di tangan rakyat. Tapi harus ada keterlibatan pemerintah! Ini bukan cari-cari kesalahan, lha wong memang salah pemerintah.

Pemprov DIY harus menyiapkan solusi, baik jangka pendek atau panjang. Karena masalah ini adalah masalah struktural. Selama pemerintah mengikuti skema kenaikan upah tanpa ada tindakan lain, masalah ini akan tetap ada. Harus ada insentif demi mengontrol biaya kebutuhan hidup. Belum lagi solusi perumahan yang kini makin mencekik.

Bagaimana solusi konkritnya? Ya silahkan pemerintah pikirkan. Masak gaji kami sudah defisit, masih harus mikir solusi gratisan? Yo rungkat bosku!

Masalah upah murah ini juga kultural. Selama upah murah dibenarkan masyarakat, maka tekanan untuk perbaikan sistem pengupahan makin lemah. Yang terjadi, kelompok miskin baru akan lahir sebagai hal yang (dianggap) normal. Kelompok yang tidak layak dapat subsidi, namun tidak mampu memenuhi kebutuhan hanya demi hidup layak.

Apakah setelah melihat realitas ini, Anda masih membela gaji di Jogja? Masih percaya upah hari ini layak asalkan hidup sederhana dan narimo ing pandum? Sudahlah, mending kita gelut saja! Sudah kelewat tumpul hati dan pikiran Anda!

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA UMP Jogja Memang Naik, tapi Tetap Saja Tak Ada Efeknya, Tetap Tak Bisa Beli Apa-apa!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Maret 2024 oleh

Tags: defisit gajigaji di jogjaJogjaUMRumr jogja
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Kasta Siomay Enak di Jogja, Silakan Coba dan Buktikan Mojok.co

Kasta Siomay Enak di Jogja, Silakan Coba dan Buktikan

28 September 2024
Rekomendasi Hotel di Jogja yang Ramah Anak (Unsplash.com)

5 Rekomendasi Hotel di Jogja yang Ramah Anak

18 Juni 2022
Jogja, Kota Pelajar yang Tak Belajar dari Kesalahan Jakarta

Jogja, Kota Pelajar yang Tak Belajar dari Kesalahan Jakarta

19 November 2019
3 Dosa Jalan Bantul yang Membuat Warga Lokal seperti Saya Sering Apes ketika Melewatinya Mojok.co

3 Dosa Jalan Bantul yang Membuat Warga Lokal seperti Saya Sering Apes ketika Melewatinya

5 September 2025
Krisis Etika di KRL Jogja Solo Relasi Stasiun Palur (Unsplash)

Krisis Etika di KRL Jogja Solo Relasi Stasiun Palur: Ketika Gen Z Tidak Paham Kursi Prioritas dan Berani “Melawan” Petugas

23 Januari 2024
Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

14 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.