Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Kalau Temanmu Resign, Tugasmu Hanya Memberi Semangat, Nggak Usah Komentar yang Lain

Witianatalatas oleh Witianatalatas
19 Oktober 2021
A A
hobi resign dari tempat kerja alasan ragu cara memutuskan menyesal mojok.co

resign dari tempat kerja alasan ragu cara memutuskan menyesal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tiga bulan lalu saya mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja selama hampir delapan tahun lamanya. Sudah dapat yang lebih baik? Ya belum. Lha kok berani? Ini rencana yang sudah saya pikirkan jauh sebelum pagebluk datang. Namun, seperti kebanyakan karyawan yang mengeluh tiap hari, resign tak jadi-jadi, tanpa terasa sudah hampir delapan tahun saya masih berada di tempat yang sama.

Kebetulan saja titik puncak saya-tidak-bisa-bertahan-lebih-lama-lagi makin meruncing di tengah kondisi yang serba susah ini. Saya harus mengambil tindakan, walau penuh pertaruhan.

Berbagai cara saya lakukan jauh sebelum keputusan resign diambil. Wawancara pekerjaan sana sini belum ada yang klik. Berkali-kali melamar beasiswa S2, berkali-kali juga ditolak. Yang terakhir membangun kios makanan di depan minimarket dan sekolah, eh pagebluk menyerang. Akhirnya, tutup juga. Saya sebenarnya memiliki usaha yang sudah dibangun dari masih berkuliah. Bapak saya hanya mendukung jika saya menjadi pekerja kantoran, bisnis saya itu berakhir menjadi usaha sampingan. Beralasan ingin fokus ke usaha yang sudah ada dan berbekal uang tabungan inilah, saya memutuskan untuk memulai perjalanan baru. 

Keputusan resign memancing berbagai respons. Tiba-tiba saja banyak yang ikut memberi masukkan dan saran tanpa diminta. Tidak semua respons menyenangkan. Ada respons-respons yang sebenarnya lebih baik disimpan sendiri saja daripada memadamkan mimpi orang.

“Nggak sayang?”

Sebenarnya bertanya begini untuk apa sih? Supaya orang yang sudah mantap dengan keputusannya jadi galau bahkan menyesal?

Mengundurkan diri dari sebuah pekerjaan adalah keputusan yang besar. Sebelum akhirnya sampai pada keputusan itu, pertanyaan yang sama sudah ditanyakan oleh dan ke diri sendiri. Banyak sekali yang perlu dipertimbangkan, mungkin sampai sedikit makan dan sulit tidur karena takut dan cemas.

Temanmu itu hampir pasti sudah memikirkan secara matang persoalan sayang atau tidak dan persiapan ke depannya. Nggak bisa didukung saja begitu? Misal, “Semangat ya! Apapun keputusan Kamu pasti yang terbaik”. Lagian sayang itu kan nggak selalu harus bersama. Ya lain halnya kalau teman kamu yang resign itu ternyata masih meninggalkan utang. Wajar kalau kamu bertanya, “Nggak sayang? Nanti bayar hutangmu bagaimana?” Kenyataannya waktu saya resign tempo hari, yang bertanya “nggak sayang” justru yang masih mengutang ke saya. 

Berkomentar skeptis

Pertanyaan umum saat resign biasanya adalah mau pindah ke mana. Untuk kasus saya, jawabannya mau fokus di bisnis dulu. Salah seorang teman yang belum pernah merintis bisnis, langsung menasihati panjang lebar bahwa seharusnya memulai bisnis dilakukan selama masih menjadi pekerja kantoran. Sehingga, saat waktunya resign, bisnis tersebut setidaknya sudah berjalan.

Baca Juga:

Cari Kerja Memang Susah, tapi Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Juga Nggak Ada Gunanya

Hanya Ada 2 Tipe Orang yang Bisa Menetap di Jogja, yaitu Orang yang Berjiwa Wirausaha atau Orang yang Nggak Butuh Duit

Ya betul juga sih, bisnis saya sudah saya bangun bahkan sebelum menjadi pekerja kantoran. Dan sekarang, saya ingin fokus mengembangkannya. Mendengar itu, teman saya bilang lagi, bahwa bisnis bisa saja jatuh di tengah situasi pagebluk seperti ini. Ya benar, memang bisnis saya menurun tetapi masih berjalan setidaknya bisa pegangan selama 1-2 tahun ke depan dan saya optimis bisa tumbuh setelah keadaan membaik.

Pun jika gagal, toh saya tidak penasaran lagi, mungkin malah menambah pengalaman. Begitulah kemudian dia terus menerus melempar pertanyaan yang skeptis. Saya tahu niat blio baik sekali, sungguh perhatian. Padahal blio cukup merespons “semoga lancar dan sukses ya bisnisnya”. Jangan sampai kamu begitu lho ya ke teman kamu yang resign. Malah terkesannya kamu iri karena belum lulus dari kantormu.

Kalau kata Mba Jen Sincero di bukunya yang berjudul ​​You Are a Badass: How to Stop Doubting Your Greatness and Start Living an Awesome Life, walaupun bertujuan memberikan perhatian, orang seringkali meletakkan kekhawatirannya kepada orang lain yang berani meninggalkan zona nyamannya karena dirinya sendiri belum tentu bisa melakukan itu.

“Masih mau ngantor kan?”

Baru saja saya mendapat pesan WhatsApp dari seorang teman. Kalimatnya, “Masih mau ngantor kan?”, diakhiri dengan emoji menyeringai seperti takut menyinggung saya. Belakangan ketahuan itu hanya pembuka dirinya ingin menawarkan lowongan pekerjaan di kantornya. Baik sekali teman saya itu, walau kalimat pembukanya sempat membuat saya mengingat-ingat apa dia yang selama ini membiayai saya.

Kalau teman kamu yang resign itu nggak kunjung terlihat kembali menjadi pekerja kantoran, biarin aja. Bertanya seperti itu terkesan temanmu itu adalah manusia tanpa kesibukan yang hidupnya hanya bergantung, bahkan menyusahkan orang lain.

Bisa jadi dia tidak kembali menjadi pekerja kantoran karena sedang menjalani rencana yang sudah lama ia susun. Kan lebih enak kalau kalimatmu “Sedang sibuk apa? Di kantorku ada lowongan di posisi A, Kamu tertarik?” Lagian kerja itu nggak melulu kantoran.

Untungnya orang-orang semacam itu jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Saya bersyukur lebih banyak orang di sekitar saya yang mendukung. Walau keputusan saya sangat tidak masuk akal untuk di masa sekarang. Bisa jadi juga hanya basa-basi, memberikan semangat sebagai formalitas bagian dari syarat pertemanan yang baik. Setidaknya saya atau teman kamu yang resign itu tetap yakin mengejar rencananya.

Misalnya pun nanti di tengah jalan terhenti entah karena gagal atau lain hal, bukan karena kata-katamu. Melainkan karena ada proses yang harus dilalui dan pengalaman sedang mengajarkan temanmu sesuatu. 

“Orang tampaknya selalu merasa lebih tahu, bagaimana orang lain seharusnya menjalani hidup, tapi mereka tidak tahu bagaimana seharusnya menjalani hidup sendiri” kalau katanya Paulo Coelho di buku The Alchemist. Jalan yang temanmu ambil itu bukan urusanmu, kecuali konsekuensinya menyenggol hidup kamu. Terbiasalah mengucapkan selamat kepada teman yang resign atas keberaniannya mengambil keputusan yang sulit tanpa menghakimi, apalagi menyayangkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh

Tags: BisniskomentarresignWirausaha
Witianatalatas

Witianatalatas

Baru saja resign dan lanjut magang sebagai budak kucing.

ArtikelTerkait

Mencari Pizza di Tumpukan Jerami: Betapa Sulitnya Mencari Pizza yang enak di Pemalang

Mencari Pizza di Tumpukan Jerami: Betapa Sulitnya Mencari Pizza yang Enak di Pemalang

4 September 2023
Sempat Tersusul, Tokopedia Kembali Jadi Marketplace No. 1, Kok Bisa_ terminal mojok

Sempat Tersusul, Tokopedia Kembali Jadi Marketplace No. 1, Kok Bisa?

12 September 2021
Fotografer Lari, Profesi dengan Potensi Cuan yang Amat Lumayan untuk Kamu Coba

Fotografer Lari, Profesi dengan Potensi Cuan yang Amat Lumayan untuk Kamu Coba, Satu Foto Seharga Seratus Ribu!

18 Januari 2025
pre-order mojok.co

Plus Minus Dalam Menggunakan Sistem Pre-order Saat Berwirausaha

27 Juni 2020
Nggak Pentingnya Ngasih Komen Menit-Menit Spesial di Kolom Komentar YouTube

Nggak Pentingnya Ngasih Komen Menit-Menit Spesial di Kolom Komentar YouTube

30 Oktober 2019
Es Teh Jumbo, Bisnis Biasa Saja yang Mampu Bertahan di Berbagai Musim Mojok.co

Es Teh Jumbo, Bisnis Biasa Saja yang Mampu Bertahan di Berbagai Musim

15 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.