Sedang ramai diperbicangkan di media sosial, pasangan yang nikah gratis di KUA tanpa mengadakan pesta atau acara yang mengundang banyak orang. Semua prosesi dilaksanakan dengan khidmat di KUA, bahkan banyak dari mereka pamer foto sedang berpose dengan pakaian pernikahan lengkap di depan tukang batagor atau tukang sayur yang minim dekorasi tanpa rasa gengsi atau malu.
Di tengah situasi ekonomi yang semakin sulit, keputusan nikah gratis di KUA tersebut sungguh masuk akal. Daripada menghabiskan puluhan hingga ratusan juta sekadar untuk pesta nikah sehari, bukankah lebih baik uangnya memang ditabung untuk kehidupan setelah menikah? Untuk beli rumah misalnya.
Nikah gratis di KUA dengan biaya yang bisa diminimalisir dan tidak ribet ini mungkin saja bisa menggeser tren menikah dengan mengadakan pesta. Kalau memang begitu, maka akan ada orang-orang yang terancam nasibnya, yaitu para buruh dekorasi pesta nikah. Kebetulan saya pernah sekali mencicipi pekerjaan tersebut dan nampaknya saya kapok karena kerja yang begitu berat dengan upah yang begitu murah.
Jadi buruh dekorasi pesta nikah adalah pekerjaan berat yang melelahkan
Kita semua tahu, sebuah pesta pernikahan biasanya diadakan dari pagi hingga sore. Kalau orang yang punya hajatan cukup kaya raya dengan duit berlimpah, bisa jadi pestanya diadakan hingga malam bahkan berhasi-hari. Kalau acara dimulai dari pagi, tentu persiapannya harus dimulai beberapa jam sebelumnya yang berarti para buruh dekorasi sudah mulai kerja dari malam hari.
Sayangnya, pekerjaan mendekorasi ini nggak sesederhana itu, kawan. Banyak barang yang harus disiapkan karena tiap pesta pernikahan memiliki konsep yang berbeda, sehingga barang yang harus dibawa menyesuaikan konsep yang digunakan.
Waktu kerja buruh dekorasi pesta nikah bahkan sudah dimulai dari siang, satu hari sebelum hari H. Waktu itu saya kebetulan dapat acara nikah yang diadakan hari Sabtu, sehingga saya sudah harus stand by di gudang sejak siang hari sebelumnya, atau tepatnya setelah salat Jumat.
Pekerjaan buruh dekorasi pesta nikah atau yang sering disebut “ngedekor” ini dimulai dengan menaikkan barang-barang ke atas truk logistik. Jangan anggap pekerjaan ini enteng ya, karena barang-barang yang diangkut jarang sekali ada yang enteng. Mulai dari gebyok pelaminan, besi tenda, dan stage kayu semuanya berat betul. Barang yang enteng paling hanya dedaunan palsu yang biasa kita lihat di tengah jalan menuju pelaminan kedua mempelai.
Kerja belasan jam untuk menyiapkan satu pesta nikah
Setelah barang-barang selesai dimuat, para buruh akan mulai berangkat ke lokasi gedung pernikahan yang telah ditentukan. Biasanya prosesi pengangkutan barang ke truk tersebut baru rampung sore menjelang magrib. Lantaran acara pernikahan dalam sehari tidak hanya satu gedung, proses pemuatan barang ke truk akan terjadi berulang-ulang sampai semua barang telah sampai di lokasi. Setelahnya baru diikuti oleh para buruh yang naik ke truk dan berangkat ke gedung masing-masing.
Perjalanan ke gedung ini biasanya memakan waktu satu sampai dua jam. Maklum, Jumat sore adalah waktu yang sangat ruwet bagi lalu lintas kendaraan di Jakarta. Waktu itu saya dengan teman-teman sampai di lokasi sekitar pukul 8 malam dan memutuskan rehat sejenak dengan rokok dan kopi.
Sekitar pukul 9 malam, pekerjaan kembali dimulai dengan menurunkan muatan yang ada di truk. Penurunan muatan langsung dilanjutkan dengan instalasi segala barang sesuai dengan arahan kapten. Jabatan kapten ini biasanya diemban oleh orang yang sudah berpengalaman soal dekorasi pesta nikah. Instalasi ini tidak semudah yang dibayangkan, lho, karena ada beberapa barang yang harus diberikan treatment khusus, seperti latar pelaminan dengan dekorasi tertentu.
Totalnya kurang lebih selama 15 jam waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan satu acara pernikahan. Dimulai dari jam 1 siang untuk memuat barang sampai instalasi seluruh barang yang biasanya selesai waktu subuh. Pekerjaan ngedekor tidak selesai di situ karena para buruh masih harus membongkar instalasi setelah acara selesai dan dimuat kembali ke truk untuk diantar kembali ke gudang. Ketika semua barang telah sampai kembali di gudang, itulah saat yang disebut kerja sudah benar-benar selesai.
Upah yang murah
Kerja yang panjang dan melelahkan itu sayangnya tidak sebanding dengan upah yang dibayarkan. Sistem pembayaran buruh dekorasi pesta nikah dihitung dari jumlah acara pernikahan yang didekorasi, biasanya sih kami menyebutnya gedung.
Tiap satu gedung, tenaga buruh dekorasi pesta nikah itu dihargai sebesar Rp300.000 ditambah uang makan sebesar Rp25.000. Lucunya, kalau buruh tersebut memegang dua acara atau dua gedung, upahnya hanya menjadi Rp500.000 dengan uang makan sebesar Rp50.000. Kalau dihitung per jam, berarti tarif per jam buruh dekorasi pesta nikah tersebut hanya dihargai sebesar Rp21.500.
Meski dihargai dengan murah, banyak teman-teman saya yang masih setia menggeluti pekerjaan tersebut. Alasannya sederhana, pekerjaan tersebut tidak ribet baik secara teknis atau administrasi. Mereka tidak perlu memberikan SKCK, ijazah, atau tetek bengek lainnya. Semua hanya modal kemauan dan tenaga.
Biasanya orang-orang yang bekerja ngedekor juga adalah orang-orang yang putus sekolah, kerja serabutan, dan bahkan ada juga yang masih sekolah. Upah yang murah tersebut setidaknya bisa menyambung hidup dan uang jajan mereka.
Kalau memang nanti tren nikah gratis di KUA dinormalisasi dan banyak pasangan yang tidak lagi bikin pesta nikah, saya tidak bisa membayangkan nasib buruh dekorasi pesta nikah yang banyak menggantungkan hidup mereka dari profesi tersebut. Menurut kalian gimana?
Penulis: Muhammad Arief Bimaputra
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Pesta Pernikahan Orang Lain Bukan Ajang Peragaan Busana, Stop Tampil Heboh!