Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kalau Masih Sayang sama Pacar, Jangan Ajak Main ke Baturraden

Yanuar Abdillah Setiadi oleh Yanuar Abdillah Setiadi
22 Oktober 2022
A A
Kalau Masih Sayang sama Pacar, Jangan Ajak Main ke Baturraden

Kalau Masih Sayang sama Pacar, Jangan Ajak Main ke Baturraden (Mufid Majnun via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi kalian yang pernah berkunjung ke Purwokerto, pasti nggak asing dengan Baturraden. Kecamatan Baturraden berjarak sekitar 15 km dengan jarak tempuh sekitar 20 menit ke utara dari pusat Kota Purwokerto. Letak kecamatan satu ini berada di bawah kaki Gunung Slamet. Hal ini yang membuat Baturraden tak lepas dari cerita-cerita mitos.

Ada satu mitos yang masih populer dan sering saya dengar di Baturraden. Bagi Pasangan muda-mudi yang berkunjung ke Baturraden, akan merasakan geger geden hingga berujung kandas. Bahkan, ada beberapa pasangan yang memang sengaja datang ke sana untuk menguji apakah hubungan mereka masih layak untuk dipertahankan atau tidak.

Mitos Baturraden yang berkembang ini dikenal bukan tanpa sebab. Dalam cerita rakyat Banyumas, dahulu kala Kabupaten Banyumas dipimpin oleh seorang Adipati. Ia memelihara beberapa ekor gajah. Tempat gajah itu tinggal disebut dengan Kutaliman. Kata “Kuta” yang berarti kota atau tempat. Dan kata “Liman” yang memiliki makna gajah. Sekarang, Kutaliman sudah dijadikan sebagai salah satu nama desa yang ada di Kecamatan Kedung Banteng.

Untuk mengurus gajah-gajah yang dipelihara, sang adipati menugaskan kepada seorang pemuda. Pemuda inilah yang merawat gajah milik sang adipati. Tanpa sepengetahuan sang adipati, pemuda ini menjalin kisah asmara dengan putri Sang Adipati.

Sepintar-pintarnya menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga. Begitulah kata pepatah. Hingga suatu saat hubungan gelap mereka mulai terendus. Hal ini karena sang Adipati mengetahui putrinya hamil. Kemudian, dicarilah laki-laki yang menghamili putrinya. Dan ternyata, laki-laki itu adalah sang pemuda yang merawat gajah Sang Adipati. Hubungan mereka pun tak direstui oleh Adipati. Mereka berdua diusir ke arah timur. Sang pemuda dan Putri berjalan ke arah timur hingga sampai di Baturraden. Dalam perjalanan, mereka melalui berbagai tantangan dan rintang yang tak mudah. Bahkan harus menyeberangi sungai yang sangat deras hingga sampai di Baturraden.

Saat sudah sampai di Baturraden, mereka hidup bersama hingga Sang Putri melahirkan. Ia merasa kaget dengan kehidupan yang dijalaninya. Di mana dulunya Ia adalah anak raja yang memiliki darah biru, kini harus hidup penuh haru dan pilu. Sang putri tidak kuat menjalani kehidupan yang begitu keras dengan seorang pemuda jelata. Kehidupan istana yang menyediakan segala yang Ia minta berbanding terbalik dengan kehidupan di Baturraden, yang pada saat itu masih hutan belantara.

Akhirnya Sang Putri memutuskan untuk pergi tanpa sepengetahuan suami dan anaknya. Hal ini Ia lakukan karena tidak kuat menjalani kehidupan di lereng Gunung Slamet. Dari itulah mitos tentang Baturraden berkembang.

Mitos bahwa setiap sejoli yang memadu kasih akan kandas jika berkunjung ke Baturraden masih bergelora hingga kini. Bahkan, beberapa teman Saya pun tidak berani membawa kekasihnya untuk sekadar menikmati keindahan Baturraden yang terkenal dengan udara sejuknya. Mereka selalu mangkir saat diajak untuk jalan-jalan ke Baturraden.

Baca Juga:

5 Hal Menyenangkan di Purwokerto yang Bikin Betah

5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung

Sebenarnya, kisah cinta Sang Pemuda dan Putri memiliki hikmah terselubung. Bahwa menjalin kisah cinta itu bukan perkara mudah. Banyak pertimbangan yang harus diambil dalam menjalani kehidupan asmara hingga tahap yang serius. Dalam istilah Jawa dikenal dengan sebutan bibit, bebet, dan bobot. Jika tiga aspek ini belum terpenuhi, tak mengagetkan bila salah satu pihak yang memilih untuk menunda bahkan membatalkan pernikahan. Bahkan, ketika dipaksa untuk dilanjutkan akan berakhir sia-sia. Sang Putri pun rela meninggalkan anaknya dan mengabaikan insting seorang ibu dalam merawat buah hatinya.

Jadi, bagi kalian yang belum siap untuk ditinggal pasangan, jangan berani-berani ke Baturraden, deh. Apalagi coba-coba menguji seberapa tangguh hubungan kalian akan bertahan. Ini bisa menyebabkan fenomena “ditinggal pas lagi sayang-sayange”.

Sumber gambar: Mufid Majnun via Unsplash

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Biar Kalian Nggak Bingung, Saya Kasih Tahu Bedanya Purwokerto dan Banyumas

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Oktober 2022 oleh

Tags: baturradenkandasMitosPasangan
Yanuar Abdillah Setiadi

Yanuar Abdillah Setiadi

Santri. Murid Cak Nun, Rocky Gerung, Sujiwo Tejo. Instagram: @yanuarabdillahsetiadi

ArtikelTerkait

Sebelum Harimu Bersamanya oleh Lya Fahmi: Persiapan Pernikahan Bukan Cuma Cinta dan Uang

Sebelum Harimu Bersamanya oleh Lya Fahmi: Persiapan Pernikahan Bukan Cuma Cinta dan Uang

Membuang Limbah Popok Bayi ke Sungai karena Alasan Mitos Itu Nggak Masuk Akal, Malah Kualat sama Alam

Membuang Limbah Popok Bayi ke Sungai karena Alasan Mitos Itu Nggak Masuk Akal, Malah Kualat sama Alam

12 September 2023
Panduan Mendampingi Pacar Joobseeker terminal mojok.co

Pengalaman Kencan Buta Pertama Kali: Seru dan Canggung pada Waktu Bersamaan

24 September 2020
Ladies, Cowok Tsundere Memang Penuh Pesona, asalkan Fiksi Terminal Mojok

Ladies, Cowok Tsundere Memang Penuh Pesona, asalkan Fiksi

15 Mei 2022
5 Destinasi Wisata di Jawa Timur yang Sebaiknya Nggak Dikunjungi sama Pasangan Terminal Mojok

5 Destinasi Wisata di Jawa Timur yang Sebaiknya Nggak Dikunjungi sama Pasangan

16 Januari 2022
posisi duduk

Posisi Duduk Saat Belajar di Kelas dan Segala Mitosnya

5 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.