Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kafe Kalcer di Lamongan Jelas Bukan Hal Buruk, karena Anak Muda Lamongan Butuh Ruang Berekspresi

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
6 November 2025
A A
Kafe Kalcer di Lamongan Jelas Bukan Hal Buruk, karena Anak Muda Lamongan Butuh Ruang Berekspresi

Kafe Kalcer di Lamongan Jelas Bukan Hal Buruk, karena Anak Muda Lamongan Butuh Ruang Berekspresi

Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan ini Lamongan mulai kedatangan gelombang baru: kafe-kafe dengan konsep kalcer. Bukan cuma soal interiornya yang estetik, tapi juga orang-orang yang datang ke sana. Iya, pengunjungnya tampil dengan outfit khas anak Jaksel—kemeja linen, tote bag, dan sneakers—seolah ingin mengatakan kalau dirinya paham selera kalcer.

Ekosistem kafe memang hal yang menarik. Ia bukan sekadar urusan kursi kayu, latte art, atau playlist Hindia yang diputar barista. Lebih dari itu, ia adalah ruang utuh yang membentuk gaya hidup. Ruang yang bisa membuat orang datang bukan cuma untuk minum kopi, tapi juga untuk merasa “menjadi bagian dari sesuatu”.

Dan rupanya, “sesuatu” itu kini sampai juga ke Lamongan. Saya sempat nyengir waktu pertama kali lihat. Di kota yang biasanya identik dengan pecel lele, tahu campur, dan mas-mas nongkrong di warkop, tiba-tiba muncul kafe berkonsep kalcer yang isinya anak muda berpose ala-ala pemuda aesthetic. Tapi ya, saya nggak sinis. Justru senang. Karena di balik semua itu, saya melihat satu hal, bahwa anak muda Lamongan sebenarnya sangat butuh ruang berekspresi.

Anak muda butuh ruang berekspresi

Harus diakui bahwa mereka yang suka gaya kalcer, ya memang butuh tempat di mana mereka bisa jadi diri sendiri. Mau pakai celana kain, pakai tote bag, atau nenteng buku puisi di kafe, mereka nggak perlu takut dibilang “aneh” atau “gaya-gayaan”. Sebab kalau tampil begitu di tengah ukhtea-ukhtea ponpes atau lingkungan yang terlalu normatif, bisa-bisa langsung dikasih label “kurang syar’i” atau “nggak Lamongan banget”.

Dan benar saja, lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap gaya hidup. Ketika ada ruang yang ramah ekspresi, anak muda akan tumbuh dengan keberanian untuk menampilkan dirinya. Adanya kafe kalcer ini, meskipun terkesan “Jakselisasi” Lamongan, sebenarnya adalah angin segar. Iya, ini merupakan tanda bahwa anak muda di sini mulai punya ruang aman untuk mengekspresikan selera dan identitasnya.

Saya membayangkan beberapa tahun lagi di Lamongan akan ditemukan gaya bahasa ala-ala anak Jaksel, yang agak-agak keminggris. Iya, percakapan yang terdengar seperti potongan dialog dari podcast anak skena, lengkap dengan penyisipan kata-kata seperti “literally”, “which is”, “prefer”, dll.

Fenomena ini tentu bukan datang tiba-tiba. Selain karena banyak anak Lamongan yang kuliah atau merantau ke kota besar, pengaruh konten digital juga luar biasa kuat. Bahasa, gaya berpakaian, bahkan cara duduk bisa menular lewat layar TikTok dan Instagram. Dan ketika mereka pulang, semua itu terbawa, lalu berbaur dengan kultur lokal.

Andai Lamongan dikelola dengan baik

Kalau boleh curhat sedikit, untuk dapat fasilitas bare minimum saja, kami sebagai warga kadang harus berandai-andai. Apa memang sudah waktunya Lamongan ini diurus arek-arek sendiri? Karena kalau nunggu yang sekarang-sekarang, kayaknya kita cuma dikasih janji tiap musim pemilu tiba.

Baca Juga:

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

Coba bayangkan kalau tata kota rapi, jalanan layak, dan ada banyak open space buat nongkrong atau bikin acara komunitas. Anak muda nggak perlu lagi ke kota lain hanya untuk cari suasana yang mendukung ekspresi mereka. Masa iya, mau pakai pakaian kalcer saja harus susah-susah cari kafe yang jauh dari rumah?

Lamongan sebenarnya punya potensi besar. Dan kafe-kafe kalcer ini bisa jadi pintu awal untuk menumbuhkan rasa percaya diri bahwa jadi anak muda Lamongan juga bisa keren, bisa punya gaya, tanpa harus kehilangan akar lokalitasnya. Karena pada akhirnya, yang paling urgent bukan kafe kalcer, tapi ruang agar anak mudanya berani untuk jadi diri sendiri di kotanya sendiri.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Lamongan Semakin Suram di Balik Gemerlap Mojokerto dan Tuban

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 November 2025 oleh

Tags: budaya jakselkafe di lamongankafe kalcer di lamonganlamongan
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

Naik Trans Jatim Bakal Merana kalau Bareng Penumpang Nggak Peka seperti Ini Mojok.co

4 Penderitaan Warga Lamongan-Gresik yang Sehari-hari Naik Trans Jatim Koridor K4

14 September 2025
Nasi Boran, Kasta Tertinggi Kuliner Khas Lamongan. Melebihi Pecel dan Soto Mojok.co

Nasi Boran, Kasta Tertinggi Kuliner Khas Lamongan. Melebihi Pecel dan Soto

26 November 2023
Surat Terbuka untuk Bupati Lamongan Terpilih dari Warga yang Sudah Lelah Mojok.co

Surat Terbuka untuk Bupati Lamongan Terpilih dari Warga yang Sudah Lelah

4 Februari 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Lamongan Megilan: Tagline Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja

28 Juni 2025
Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

Jogja dan Lamongan Itu Saudara Kembar: Sama-sama Punya Masalah Upah Rendah, dan Sama-sama Susah Jadi Pemimpin!

14 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.