Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Mari Bersabar terhadap Potensi Lambatnya Kabinet “Gemoy” Merah Putih Prabowo-Gibran

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
24 Oktober 2024
A A
Mari Bersabar terhadap Potensi Lambatnya Kabinet “Gemoy” Merah Putih Prabowo-Gibran

Mari Bersabar terhadap Potensi Lambatnya Kabinet “Gemoy” Merah Putih Prabowo-Gibran (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran rasanya akan kesulitan disuruh langsung “berlari”.

Indonesia telah sah memiliki presiden baru. Mayoritas masyarakat Indonesia tentu bersuka cita. Ya sudah pasti lah, kan mayoritas (58 persen) dari kita memilih Bapak Prabowo saat kontestasi Pilpres lalu. Maka dari itu saya ucapkan selamat kepada Bapak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk 5 tahun mendatang.

Tak berselang lama setelah dilantik, Presiden Prabowo kemudian mengumumkan susunan kabinetnya yang terdiri dari total 109 menteri, wakil menteri, dan kepala badan yang akan mengisi 48 kementerian dan 5 lembaga setingkat kementerian. Jumlah tersebut tentu bertambah dari susunan kabinet Presiden Jokowi periode II yang hanya terdiri dari 34 menteri dan 14 wakil menteri.

Kabinet “gemoy” Merah Putih berpotensi bikin gerak pemerintahan Presiden Prabowo lambat

Presiden Prabowo berdalih bahwa Kabinet Merah Putih yang “gemoy” ini merupakan bentuk tanggung jawabnya untuk menghadapi berbagai tantangan bangsa Indonesia yang luas. “Negara kita besar, Bung,” kata beliau. Tapi India bisa kok cukup dengan 77 jabatan setingkat menteri dan wakil menteri. Amerika Serikat yang juga besar malah cukup dengan 25 orang yang mengisi susunan kepala departemen dan setingkat dengannya.

Apa pun alasan lain dari susunan kabinet gemoy Presiden Prabowo, entah itu mengakomodasi kemitraan politik atau sejenisnya, susunan Kabinet Merah Putih akan membuat APBN Indonesia, khususnya terhadap belanja pegawai (gaji dan tunjangan para menteri) akan bertambah. Yah, mau dibilang boros anggaran, tapi kinerja mereka belum bisa kita justifikasi saat ini. Meski beberapa menteri kok sudah blunder dengan pernyataan-pernyataannya.

Tapi selain itu, tantangan lainnya tentu sudah bisa kita prediksi bahwa gerak pemerintahan Presiden Prabowo pada masa awal kepemimpinannya berpotensi besar akan menjadi sangat lambat lambat. Sekitar 34 menjadi 48 menteri, tentu butuh banyak penyesuaian agar kementerian-kementerian yang dibentuk benar-benar berfungsi sebagai lokomotif program-program pemerintah.

Nah, supaya kita bisa bersabar dengan potensi lambatnya Kabinet “gemoy” Merah Putih dari Presiden Prabowo, saya uraikan beberapa alasan yang membuat kesabaran kita setidaknya beralasan. Setidaknya jadi pereda misuh-misuh yang terlontar melalui mulut atau jari-jari kita di media sosial.

Kompleksitas birokrasi membuat kementerian tidak bisa langsung berlari

Saya mengutip cuitan dari Mbak Nabiyla Risfa Izzati di akun X-nya yang demikian:

Baca Juga:

Derita dan Kejadian Konyol Pengalaman Saya Saat KKN di Jember: Salah Satunya Dikira Timses Prabowo Hanya karena Berpakaian Necis

Menangisi Menteri yang Kena Reshuffle Itu Konyol!

“Bayangin, kementerian-kementerian yang dipisah ini, besok harus mulai: bagi-bagi gedung, bagi-bagi ATK, oper-oper orang, ganti kop surat dan bikin logo baru. Dah gitu acara sertijab + silaturahmi menteri wamen baru 7 hari 7 malam.”

Itu untuk hal yang sifatnya teknis sekali, lho. Misalnya soal administrasi, apabila status kementeriannya baru, harus bikin kode program baru gitu? Bikin kode satker baru? Daftar referensi baru? Pejabatnya bikin kontrak kinerja dengan nomenklatur baru? Bisa dibayangkan bagaimana ruwetnya transisi yang akan dihadapi tiap kementerian, kan? Dan hal itu akan dilalui oleh seluruh jenjang dan struktural kelembagaan.

Dulu sekelas NGO tempat saya bekerja saja transisi dari kepengurusan lama ke yang baru, bisa memakan waktu hampir satu tahun. Itu NGO, lho, gimana kalau kementerian?

Infrastruktur kelembagaan yang tidak siap

Imbas dari kompleksitas birokrasi membuat infrastruktur dari kelembagaan juga tidak akan segera siap. Infrastruktur di sini tentu mencukup infrastruktur fisik seperti kantor dan fasilitas pegawai lainnya. Selain itu jangan lupakan infrastruktur non-fisik seperti sistem manajemen, sistem kerja, maupun struktur kelembagaan.

Menambah kementerian berarti perlu membentuk struktur birokrasi baru, termasuk eselon dan pegawai, yang memerlukan waktu untuk beradaptasi. Proses ini akan mengganggu kinerja kementerian yang baru dibentuk atau dipecah karena adanya transisi internal yang tidak mulus.

Komunikasi dan koordinasi Kabinet Merah Putih yang tidak akan mudah

Saya masih ingat Presiden Jokowi dulu pernah mengeluhkan bagaimana sulitnya mengoordinasikan 34 kementerian yang ada. Saat ini dengan jumlah kementerian dan orang yang bertambah, tantangan koordinasi Kabinet Merah Putih tampaknya akan semakin berat. Terlebih kita semua tahu bagaimana kinerja kementerian/lembaga yang sering terdikotomi dan tidak terintegrasi satu sama lain.

Soal data saja, tiap kementerian punya versi datanya masing-masing. Apalagi ini belum soal regulasi, kebijakan, dan hal-hal strategis lainnya. Tentu berpotensi saling paradoks dan tumpang tindih bila tidak dilakukan koordinasi dengan baik.

Situasi tersebut tidak hanya memperlambat implementasi kebijakan, tetapi juga bisa menimbulkan konflik kewenangan di antara instansi terkait seperti yang sudah terjadi sebelumnya di beberapa bidang seperti lingkungan dan energi.

Efisiensi yang sulit dicapai dalam waktu dekat

Kalian sering lihat ketika semut mengerumuni gula? Nah, itu gambaran ketika sebuah kebijakan yang punya anggaran besar akan jadi rebutan oleh kementerian atau lembaga yang beririsan. Mereka akan saling berebut apalagi kalau menterinya itu tipe-tipe populis. Hal itu membuat efisiensi dari Kabinet Merah Putih jadi tantangan tersendiri.

Selain itu, efisiensi dalam penyelesaian masalah multidimensional di masyarakat juga memerlukan lebih banyak waktu dan sumber daya. Sebab, harus melibatkan lebih banyak kementerian. Belum lagi aspek keuangan dan pembiayaan, termasuk penggajian para menteri, wakil menteri, dan staf khusus, turut menjadi beban tambahan.

Dari gambaran itu saja, dapat dibayangkan kan akibat struktur yang gemoy ini, Kabinet Merah Putih akan kesulitan untuk segera bergerak cepat, efektif, dan efisien.

Melihat semua tantangan yang ada, tentu kita tidak bisa berharap bahwa Kabinet Merah Putih ini akan langsung berlari. Orang yang gemoy tentu akan ngos-ngosan apabila dipaksa untuk segera berlari kencang. Yang ada malah jatuh, lututnya cedera, dan bahkan bisa kena serangan jantung. 

Maka dari itu, mari kita bersabar, berdoa, dan berharap Presiden Prabowo benar-benar menjalankan semua yang dikatakannya. Tapi kalau pada kenyataannya kesabaran kita tidak dijawab dengan kinerja baik oleh Kabinet “gemoy” Merah Putih ini, ya udah nggak apa-apa. Tugas rakyat kan memang begitu, bersabar dan berharap.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Panduan Menjelajahi Gunung Tidar Magelang untuk Jajaran Menteri Prabowo agar Nggak Diganggu Monyet dan Naik Ratusan Tangga dengan Selamat.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Oktober 2024 oleh

Tags: kabinet menterikabinet merah putihmenteri kabinet prabowoPrabowo
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Saya Mau Kok Dikatain Goblok dan Dipimpin Prabowo yang Suka Ngomong Kasar (Unsplash)

Saya Mau kok Dikatain Goblok dan Dipimpin Prabowo si Pemarah dan Suka Ngomong Kasar di depan Mimbar

10 Januari 2024
Prabowo yang Lebih Sakti dari Ridwan Kamil, Ma'ruf Amin, TGB, dan Ustaz Yusuf Mansyur

Prabowo yang Lebih Sakti dari Ridwan Kamil, Ma’ruf Amin, TGB, dan Ustaz Yusuf Mansyur

5 November 2019
Memang Kenapa Kalau Tempo Sering Mengkritik Jokowi?

Jokowi, Kenapa Menhan Diminta Menyamar Jadi Mentan?

22 Juli 2020
sandiaga uno prabowo-sandi cebong kampret jokowi mojok

Surat Protes dari Perwakilan Kampret untuk Sandiaga Uno

1 Januari 2021
Gen Z Wannabe dan Fakta Terbaru dari Jokowi yang “Berkhianat” (Unsplash)

Keluarga Jokowi Tidak Berkhianat. Mereka Hanya Mencoba Menjadi Gen Z yang Mengutamakan Kesehatan Mental

26 Oktober 2023
4 Derita dan Kejadian Konyol Saat KKN (Unsplash)

Derita dan Kejadian Konyol Pengalaman Saya Saat KKN di Jember: Salah Satunya Dikira Timses Prabowo Hanya karena Berpakaian Necis

14 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.