Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

KA Gaya Baru Malam Selatan New Generation: Ketika Si Tua Bangka Dipaksa Glow-Up demi Status Sosial

Dodik Suprayogi oleh Dodik Suprayogi
2 Oktober 2025
A A
KA Gaya Baru Malam Selatan New Generation: Ketika Si Tua Bangka Dipaksa Glow-Up demi Status Sosial

KA Gaya Baru Malam Selatan New Generation: Ketika Si Tua Bangka Dipaksa Glow-Up demi Status Sosial

Share on FacebookShare on Twitter

KA Gaya Baru sekarang banyak berubah, lebih mewah dan elegan. Begitulah kesan saya setelah sekian lama kembali menaiki kereta Gaya Baru yang dulu terkenal dekil dan jalannya lambat. Sekilas info, KA Gaya Baru Malam Selatan (GBMS) itu dulunya adalah simbol perantau sejati. Kereta ekonomi yang setia pada semboyan murah, jauh, dan bikin pantat kebas.

Yah, seperti kereta ekonomi pada umumnya, kursinya tegak lurus 90 derajat. Seolah mengajarkan disiplin militer selama 14 jam perjalanan dari Surabaya ke Jakarta. Ini bukan cuma kursi, ini adalah sekolah kehidupan, belajar bertahan hidup di antara tumpukan barang dan siku tetangga yang asing.

Namun, kini zaman sudah berubah. KA Gaya Baru yang legendaris itu dipaksa glow-up total. KAI, dalam upayanya yang tak pernah lelah untuk membuat semua orang merasa nyaman dan pastinya membayar lebih, meluncurkan GBMS New Generation. Ini adalah sebuah pertobatan massal dari dosa kursi 90 derajat.

Revolusi kursi dan pintu yang memutus rantai penderitaan

Dulu, kursi KA Gaya Baru berformasi 3-2 dan saling berhadapan, sebuah desain yang memaksa kita berinteraksi dan bertatap mata dengan orang asing. Kursi inilah yang membentuk karakter siapa yang kuat menahan pegal, dialah yang menang.

Sekarang? Halah. Kursi New Generation formasi 2-2. Tempat duduknya dipangkas dari 106 menjadi 72. Kursinya pun sudah captain seat, bisa diatur kemiringannya dan yang paling gila, bisa diputar. Fantastis sekali!

Ini belum seberapa. Dulu, jika mau pindah gerbong, kita harus berhadapan dengan pintu lipat baja yang beratnya minta ampun. Kita harus mengerahkan tenaga Samson untuk menggeser pintu itu, sambil berharap jari tidak terjepit. Aksi ini menciptakan drama, siapa yang kuat dan berani membuka pintu.

Kini? Semua hilang. Pintu antargerbong sudah otomatis, cukup dipencet. Hilang sudah kesempatan untuk pamer otot dan berinteraksi fisik dengan benda mati. Perjalanan Surabaya-Jakarta yang dulunya adalah arena pertarungan fisik dan mental kini berubah jadi sesi healing yang damai. Ini namanya pengkhianatan terhadap sejarah perantauan.

Harga tiket dan status sosial yang sok elit

“Ada harga, ada rupa”, seenggaknya KA Gaya Baru menyadarkan hal itu.

Baca Juga:

Perjalanan Bersama Joglosemarkerto Mengubah Cara Saya Melihat Kereta Ekonomi

KA Batavia Rute Jakarta-Solo, Satu-satunya Kereta Ekonomi yang Berangkat dari Stasiun Gambir

Tentu saja, kenyamanan itu berbanding lurus dengan harga. Tiketnya memang masih berlabel ekonomi, tapi sudah bukan ekonomi kelas bawah lagi. GBMS sudah mulai sok elit, dan perlahan menghapus cerita masa-masa sulitnya. Kursi revolving, reclining, dan pintu otomatis itu ada harganya, Bung!

Biaya yang kita bayarkan bukan cuma untuk BBM lokomotif, tapi juga untuk membayar martabat baru. Martabat tidak lagi harus duduk tegak atau mengeluarkan keringat hanya untuk pindah gerbong.

Ini adalah bukti bahwa KAI telah berhasil memutus rantai penderitaan ekonomi klasik. Tapi di sisi lain, KAI juga telah memutus rantai nostalgia para pejuang perantauan yang rindu dengan kerasnya sandaran 90 derajat. KA Gaya Baru New Generation ini terlalu privasi dan individualis. Hilang sudah drama berebut ruang kaki dan momen canggung menatap mata tetangga kursi selama belasan jam.

Yang tersisa hanyalah perjalanan yang lancar, nyaman dan meninabobokan. GBMS membawa pada lembaran hidup baru yang lebih eksklusif.

KA Gaya Baru: naik kelas, hilang identitas?

Perubahan ini menimbulkan pertanyaan filosofis yang mendalam. Gaya Baru yang mana hendak dituju GBMS?

GBMS adalah kereta api yang seharusnya kusam, diselimuti cerita perantauan yang getir, dan pintu penuh beban. Kini tampil kinclong dengan lampu LED dan toilet yang bersih kebangetan. Seperti seorang musisi rocker legendaris yang tiba-tiba dikontrak label besar, diubah gaya rambutnya, dan dipaksa menyanyikan lagu-lagu barat yang melengking. Soundnya bagus, tapi jiwanya hilang.

KA Gaya Baru Malam Selatan New Generation adalah bukti bahwa kereta ekonomi pun harus tampil glowing demi rating dan review di media sosial. Di zaman yang serba konten ini, penderitaan dan perjuangan itu sudah tidak laku, yang laku adalah kenyamanan yang bisa difoto. Semoga GBMS tidak lupa diri dan tetap mau menampung barang bawaan para pedagang di pasar, meskipun kursinya sudah bisa revolving.

Penulis: Dodik Suprayogi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA KA Gumarang Ekonomi New Generation: Perjalanan Nyaman Jakarta ke Surabaya dengan Harga Ekonomis

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Oktober 2025 oleh

Tags: GMBS New GenerationKA Gaya Barukereta ekonomiKereta ekonomi new generation
Dodik Suprayogi

Dodik Suprayogi

Pegiat pertanian yang sedang menempuh pendidikan S2 di Universitas Trisakti.

ArtikelTerkait

KA Kahuripan, Kereta Murahan yang Jadi Anak Tiri PT KAI (Unsplash)

KA Kahuripan Adalah Kereta Murahan, yang Sekarang Menjadi Anak Tiri PT KAI: Gerbong Tua, AC Mati, Kursi Menyiksa

21 September 2025
Meratapi Fasilitas Kereta Ekonomi PSO sebagai Kereta Api Primadona Masyarakat Indonesia

Meratapi Fasilitas Kereta Ekonomi PSO, Kereta Api Primadona Masyarakat Indonesia

31 Juli 2023
Kebiasaan Penumpang Kereta Ekonomi Lebih Buruk Dibanding Penumpang Transportasi Lain Mojok.co

Kebiasaan Penumpang Kereta Ekonomi Lebih Buruk Dibanding Penumpang Transportasi Lain

24 November 2023
Pengalaman Naik KA Kahuripan: Masih Saja Kecewa, padahal Sudah Pasang Ekspektasi Serendah Mungkin Mojok.co

Pengalaman Naik KA Kahuripan: Masih Saja Kecewa, padahal Sudah Pasang Ekspektasi Serendah Mungkin

14 Juli 2025
Kereta Api Matarmaja, Kereta Ekonomi yang Bikin Penumpang Cenat-cenut Sepanjang Perjalanan

Kereta Api Matarmaja, Kereta Ekonomi yang Bikin Penumpang Cenat-cenut Sepanjang Perjalanan

9 Februari 2024
Siasat Naik Kereta Ekonomi Solo-Nganjuk agar Kursi Tidak Hadap Belakang Mojok.co

Siasat Naik Kereta Ekonomi Solo-Nganjuk agar Kursi Tidak Hadap Belakang

1 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.