Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Juventus, Klenik Kutukan Gol Muntari, dan Identitas Pecundang yang Perlu Diterima

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
8 Agustus 2020
A A
Menghitung Penghasilan Kojiro Hyuga di Juventus

Menghitung Penghasilan Kojiro Hyuga di Juventus MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Begitu Cristiano Ronaldo mencetak gol dari titik penalti, kalimat-kalimat ledekan untuk Juventus sudah membanjiri media sosial. Salah satunya yang menarik adalah soal kutukan gol hantu Muntari, yang terjadi di tahun 2011. Oya, satu lagi, fans Nyonya Tua sudah seharusnya menerima kenyataan kalau mereka memang pecundang.

Selain soal angka dalam statistik, satu aspek lainnya di sepak bola yang begitu digemari adalah klenik. Manusia menyukai hal-hal di luar kemampuan mereka. Menjadi sebuah pegangan atau semacam justifikasi ketika keadaan berjalan tidak sesuai keinginan. Apalagi kalau keadaan menjadi pecundang itu terjadi terus-menerus.

Gianluigi Buffon, misalnya, yang tidak pernah menjadi juara di panggung Eropa bersama Juventus, karena “jiwanya” sudah tergadai sejak meninggalkan Parma. Juventus apalagi, cuma mentok sampai juara kedua. Hebatnya, biasanya juara dua tidak pernah diingat oleh sejarah. Namun, juara duanya Juve itu diingat oleh dunia karena saking suramnya.

Apakah benar Buffon tak akan pernah mencicipi enaknya mengangkat piala Si Kuping Lebar? Benarkah Juventus tidak akan pernah juara Liga Champions lagi karena kualat sama Muntari? Klenik seperti itu memang enak dijadikan bahan obrolan, bahkan debat. Namun, pada kenyataannya, di panggung Eropa, Juve selalu kehilangan 2 aspek penting: efektivitas dan mental.

Segala analisis terkait dominasi Real Madrid di Liga Champions, bisa dengan serampangan saya simpulkan menjadi 2 aspek: efektif dan mental. Terutama ketika mereka menjuarai kompetisi antarklub termahal di dunia ini 3 kali berturut-turut. Mempertahankan gelar juara saja susahnya minta ampun, apalagi memenanginya hingga 3 kali berturut-turut. Mungkin, rekor ini yang akan paling sulit dipecahkan dalam waktu dekat.

Real Madrid tidak punya rahasia. Cara bermain mereka sangat sederhana. Namun, yang sederhana bukan berarti buruk rupa. Saking sederhananya, ditunjang kualitas individu, menjadi senjata yang sulit diredam lawan. Kamu bisa membaca cara sederhana Real Madrid membongkar lawan di tautan ini.

Juventus kehilangan efektivitas itu. Mereka gagal memaksimalkan Ronaldo sebagai predator kotak penalti. Di Juve, Ronaldo masih predator, sih, tapi predator titik putih semata. Di periode penting, skuat Nyonya tidak mampu mendukung efektivitas Ronaldo seperti di Real Madrid.

Kenapa, sih, fokusnya harus di Ronaldo? Izinkan saya menjelaskannya secara singkat.

Baca Juga:

Real Madrid, Klub yang Tidak Punya Zaman

Arsenal Seharusnya Bisa Mengalahkan Bayern di Liga Champions dan Ini Bukan tentang “Diving” Bukayo Saka

Ketika bicara efektivitas Ronaldo, sebenarnya irisannya ada di banyak aspek. Pertama, skuat Juventus yang memang tidak mendukung. Kedua, kemampuan individu yang juga tidak mendukung. Ketiga, ide pelatih yang tidak mengakomodasi segala kelebihan Ronaldo sebagai poacher. Oyes, Ronaldo bukan lagi winger cepat, di mata saya, dia poacher.

Perlu fans Juventus catat, gol di Liga Champions bobotnya lebih berat ketimbang di kompetisi domestik. Apalagi yang namanya gol tandang. Mengumpulkan gol tandang memberi keuntungan lebih. Artinya, lawan harus mencetak gol 2 kali lebih banyak. Di sini, kelebihan Ronaldo bisa dimaksimalkan Real Madrid, bukan Juve.

Kalau menembus pertahan Lyon tidak bisa, bagaimana kalau ketemu tim-tim seperti Manchester City atau Bayern Munchen? Ledekan kayak gitu terdengar menyakitkan, tapi ya maaf saja, ada benarnya, kok.

Skuat Juventus bukan skuat yang bisa memperkuat sisi efektif untuk berhasil di Liga Champions. Lini tengah mereka sangat tidak kreatif. Tidak punya “taji” untuk mendukung 3 pemain di depan. Lini belakang? Bahkan ketika trio BBC masih ada, lini belakang selalu kehilangan satu dorongan besar untuk menjadi juara: mental.

Silakan kombinasikan skuat yang tidak ideal dengan “cacat mental” sejak lama. Liga Champion, terkadang tidak memandang klub mana yang berlaga. Liga Champions hanya akan melakukan seleksi kepada klub yang punya 2 aspek penting: efektivitas dan mental. Bahkan Liverpool ketika menjadi juara pun mengandalkan 2 aspek tersebut.

Di atas kertas, di mata fans netral, skuat Juventus sudah cukup bagus. Namun, di baliknya, ada mental yang keropos dan tidak salah kalau disebut pecundang. Apakah revolusi bisa menjadi jawaban? Kalau untuk melanggengkan dominasi mereka di Serie A tentu bisa. Kalau untuk menjadi juara di Eropa, asal beli tidak akan menjadi solusi.

Apakah keberadaan Maurizo Sarri akan menjadi penghambat? Bisa ya, bisa tidak. Jika Sarri tidak dibangunkan skuat yang mendukung so called Sarri ball, ya jangan pernah berharap. Celakanya, membangun Sarri ball dibutuhkan dana besar. Apakah Juventus sudah siap?

Apakah mengganti pelatih akan menyelesaikan masalah? Belum tentu, jika Juventus tidak bisa menemukan pelatih yang paham cara “mengatasti” beratnya tekanan Liga Champions. Untuk tim seperti Juventus, tim-tim tradisional Italia, tidak banyak pelatih yang bakal cocok.

Kembali soal klenik, maaf saya mau menyebutnya sebagai sejarah saja. Juventus, ada baiknya menengok kembali cara rival domestik menjadi juara Liga Champions. Mereka tidak “neko-neko”, hanya memaksimalkan identitas yang pasti sudah menjadi darah dan daging klub-klub atau pemain Italia. Sangat (terlihat) sederhana, seperti Internazionale Milano, misalnya.

Bahkan AC Milan pun bisa menyeimbangkan sisi imajinasi dari beberapa pemain kreatif dengan ketangguhan mental dan identitas. Bagi tim-tim Italia, sejarah akan berpihak ketika mereka menjadi sangat efektif. Silakan buka lagi buku sejarah sepak bola dunia dan pahami cara-cara Italia mendominasi dunia.

Dan terkadang, di sepak bola, sejarah itu selalu berulang. Entah Juventus menemukan magisnya lagi seperti 2 dekade yang lalu, atau mengulangi sejarah sebagai pecundang paling paripurna.

BACA JUGA Milan Kalahkan Juventus, tapi Dapat Penalti, Milanisti Kecewa dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Agustus 2020 oleh

Tags: interjuventusLiga ChampionsMilansarri out
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

ole pemain underrated fans bola fans Manchester United MU jesse lingard manchester united liverpool Real Madrid #GlazersOut Gini doang nih grup neraka? MOJOK.CO

Fans Bola yang Berdalih Mengalah demi Rival Adalah Seburuk-buruknya Fans

16 Februari 2021
Bayern Munchen Memakukan Paku Terakhir di ‘Peti Mati’ Barcelona 8-2! MOJOK.CO

Bayern Memaku Paku Terakhir di ‘Peti Mati’ Barcelona: 8-2!

15 Agustus 2020
Arsenal Membutuhkan Siksaan Jantung demi Kesempurnaan (Unsplash)

Arsenal Menang dengan Cara Terburuk dari FC Porto di Liga Champions karena Mereka Memang Membutuhkan Siksaan Jantung Ini

13 Maret 2024
Run, Gareth Bale, Run!

Run, Gareth Bale, Run!

10 Januari 2023
Sepak Bola dan Sihir Adalah Kolaborasi yang Erat Tak Terbantahkan terminal mojok.co

Ada yang Lihat Hilal di Old Trafford?

7 Mei 2019
pemain underrated program olahraga fans klub sepak bola youtube net soccer eropa sepak bola indonesia pemain muda mojok

Membandingkan 5 Kanal YouTube Liga Top di Eropa, Mana yang Paling Menarik?

16 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.