Jurusan Pertanian Bukan untuk Mahasiswa “Sultan” yang Alergi Kotor-kotoran 

Jurusan Pertanian Bukan untuk Mahasiswa “Sultan” yang Alergi Kotor-kotoran Mojok.co

Jurusan Pertanian Bukan untuk Mahasiswa “Sultan” yang Alergi Kotor-kotoran (unsplash.com)

Saya pernah menempuh jurusan pertanian di salah satu perguruan tinggi. Sebagai alumni jurusan yang kurang populer ini, saya hanya ingin mewanti-wanti calon mahasiswa yang akan mendaftar. Jangan sampai kalian menyesal setelah masuk jurusan Pertanian. 

Sebelum membahasnya lebih lanjut, saya ingin menjelaskan kalau jurusan Pertanian itu banyak macamnya. Beberapa yang saya ketahui ada Agroekoteknolgi, Agroteknopreneur, dan lainnya. Di dalam jurusan itu juga akan ada pembagian konsentrasi lagi yang biasanya tersedia pada Semester 5. 

Saat saya kuliah, saya masuk ke jurusan pertanian karena kemauan sendiri. Saya dengan sadar mempertimbangkan segalanya, baik sisi positif maupun negatifnya. Namun, setelah benar-benar terjun ke jurusan ini, tetap saja ada kecewaannya. Nah, artikel ini saya tulis supaya kalian yang berniat terjun di jurusan ini bisa mempersiapkan lebih matang lagi. 

#1 Nggak suka sama mata pelajaran IPA, terutama Biologi

Kalian yang nggak suka mata pelajaran IPA, wabil-khusus biologi, jangan sekali-kali pilih jurusan ini. Nama jurusannya saja pertanian, sudah pasti mata kuliahnya berkaitan dengan makhluk hidup atau biologi. 

Jurusan Pertanian mempelajari pertumbuhan tanaman, anatomi tubuh dari serangga yang sering menyerang tanaman, belajar mengenai iklim dan cuaca atau klimatologi. Bahkan, mahasiswa jurusan ini juga belajar rekayasa genetika dalam tanaman. Nah, kalau nggak suka biologi, sudah pasti jurusan ini akan sangat menantang. 

#2 Jurusan Pertanian nggak untuk mahasiswa “sultan” yang alergi kotor-kotoran

Jurusan Pertanian ada praktik lapangan. Memang ada juga praktik laboratorium, tapi intensitas ke lahan jauh lebih sering. Panas-panasan di lahan sudah menjadi hal yang lumrah bagi mahasiswa pertanian. Itu mengapa, mahasiswa jurusan Pertanian harus selalu siap sedia topi dan kaus saat praktik di lahan.

Jangan bayangkan praktik lapangan ini hanya mengamati padi atau lahan pertanian ya. Mahasiswa harus rela kotor-kotoran karena berhubungan dengan tanah. Apalagi kalau sedang musim hujan, sudah pasti sepatu boot mahasiswa sudah nggak berbentuk lagi. 

Kalau kalian kelompok mahasiswa “sultan” yang enggan kotor-kotoran seperti, lebih baik urungkan niat lanjut di jurusan ini. Bakal merepotkan diri sendiri!

#3 Nggak suka berhubungan sama serangga

Kuliah di jurusan pertanian nggak melulu berhubungan dengan sawah, padi, tanah, atau kotor-kotoran. Di pertanian ada konsentrasi di bidang hama dan penyakit tanaman. Hama merupakan sebutan untuk hewan yang biasanya selalu merusak produksi pertanian, misalnya belalang, wereng, tungau, dan lalat buah.

Di semester kedua perkuliahan biasanya mahasiswa secara individu maupun kelompok diminta mencari serangga untuk diteliti di laboratorium. Mahasiswa diwajibkan menjalani praktek membedah tubuh serangga perusak tanamanan. Buat kamu yang takut akan serangga atau merasa jijik, jelas tahapan ini akan sangat berat. Lebih baik kamu pikirkan kembali niat untuk berkuliah di jurusan Pertanian daripada mogok di tengah jalan.

Di atas beberapa tipe mahasiswa yang nggak cocok kuliah di jurusan Pertanian. Intinya sih, kalian mahasiswa “sultan” yang enggan panas-panasan, kotor-kotoran, dan membedah serangga pertimbangkan ulang jurusan ini. Kalian yang benci sama mata pelajaran Biologi juga sebaiknya pilih jurusan lain saja. 

Penulis: Erfransdo
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 4 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Lanjut Kuliah di Semarang, Nggak Sembarang Orang Sanggup Menghadapi Kota Ini

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version