Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Kalau Cara Pandangnya pada Jurusan Manajemen kayak Gitu, Berarti Semua Jurusan S1 Nggak Ada yang Layak Dipilih

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
20 Mei 2025
A A
Kuliah di Jurusan Manajemen 8 Semester, Setelah Lulus Baru Sadar kalau Jurusan Ini Nggak Layak Dipilih

Kuliah di Jurusan Manajemen 8 Semester, Setelah Lulus Baru Sadar kalau Jurusan Ini Nggak Layak Dipilih (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kapan hari, artikel Kuliah di Jurusan Manajemen 8 Semester, setelah Lulus Baru Sadar kalau Jurusan Ini Nggak Layak Dipilih terbit dan tentu saja, saya baca artikel tersebut. Setelah saya baca, banyak hal yang bikin saya bertanya-tanya. Salah satunya, bagaimana bisa ada orang merasa salah pilihan setelah lulus. Ini nggak pernah terpikir di kepala saya.

Biasanya sih, orang sudah tahu salah pilihan di semester ketiga, keempat, kelima lah. Tapi setelah lulus, how? Tapi ya, manusia beda-beda. Seperti saya yang punya pandangan berbeda dengan penulisnya terkait jurusan manajemen.

Sebenarnya, secara garis besar, apa yang penulisnya bilang itu nggak (pernah) eksklusif terjadi di jurusan manajemen. Itu terjadi juga di jurusan saya lulus, sastra Inggris. Kalau mengacu pada poin yang dikemukakan penulis yaitu pelarian, mencetak generalis, dan semua bisa jadi ahli bahasa Inggris (kalau di tulisan, semua bisa jadi pengusaha), ya sastra Inggris jelas ticking the box.

Ganti sastra Inggris dengan jurusan lain, hasilnya pun kurang lebih sama.

Nah, saya akan bahas tiap poin. Biar penulis nggak merasa sendiri—maksudnya dalam hal salah ambil keputusan, serta menunjukkan masalah dalam dunia pendidikan kita.

Jurusan manajemen pelarian, yang lain pun sama saja

Kalau cuman masalah pelarian, saya rasa mahasiswa jurusan manajemen nggak usah merasa sendiri. Sewaktu saya kuliah, banyak yang bilang bahwa mereka nyesel ambil sastra Inggris dan jadiin ini pelarian. Beberapa dari mereka ended up really good dalam kuliahnya, beberapa malah cabut dan pindah jurusan.

Tapi mari kita bedah, kenapa banyak yang ngerasa salah jurusan atau merasa salah ambil keputusan? Sederhana, karena nggak semua calon mahasiswa dibimbing perkara masa depan.

Coba, saya tanya, kenapa kalian ambil kuliah. Jawaban paling umum, biar gampang dapat kerja. Iya, tapi kerja apa? Apa yang kamu bisa? Apa yang sebenarnya jadi keahlianmu?

Baca Juga:

4 Hal yang Bakal Saya Rindukan setelah Lulus dari UM Malang

S2 UGM Diperebutkan Lulusan S1 dari Kampus Mana Aja kecuali dari UGM Sendiri

Berdasar beberapa drakor yang saya tonton, siswa SMA dipanggil oleh gurunya, lalu mereka diberi arahan. Berdasar catatan rapor, mereka mengarahkan siswanya ke kampus ini. Nah, waktu SMA kalian digituin oleh guru BK dan wali kelas nggak? Nggak? Sama.

Beberapa orang yang saya kenal juga nggak dituntun oleh orang tuanya untuk ngomongin masa depan. Lha kalau nggak dituntun, wajar saja kalau ada mahasiswa macam teman penulis yang ambil jurusan manajemen karena nggak tahu mau ambil apa lagi. Ingat, jurusan manajemen itu adalah salah satu jurusan paling familiar bagi anak SMA. Setidaknya, bagi saya waktu masih sekolah.

Selama tidak ada bimbingan dan diskusi mendalam untuk anak sekolah perkara jurusan mana yang akan mereka ambil, ya banyak orang akan ngerasa salah jurusan pada kuliah. Lha gimana, buta map je.

Mencetak generalis (?)

Ya lumrahnya S1 itu ya generalis, kecuali untuk jurusan tertentu yang jelas kayak Teknik Sipil, dokter dan sejenisnya, serta ilmu-ilmu spesifik. Selain itu ya mencetak generalis, jelas.

Lagi-lagi, pake contoh sastra Inggris. Oke, memang ada konsentrasi di prodi saya. Masalahnya adalah, tetep yang diambil adalah ilmu permukaan. Kalau memang mau jadi spesialis, ya ambil kuliah lagi. Dokter pun juga gitu, kalau mau jadi spesialis, ya sekolah lagi kan?

Kayaknya agak gimana gitu kalau berharap S1 langsung bisa jadi spesialis. Kenapa? Ya kurikulumnya bikin kita belajar semua hal, biar nanti bisa tahu mau lanjut mendalami yang mana. Kayaknya kalau bilang jurusan manajemen buruk karena mencetak generalis, pandangannya perlu dibenerin dulu.

Jurusan lain pun bisa begitu (?)

Oke. Saya agak setuju dengan penulis bahwa pengusaha bisa datang dari mana saja, nggak hanya jurusan manajemen. Sama halnya kalau mau jago berbahasa Inggris, nggak usah masuk sastra Inggris atau pendidikan bahasa Inggris. Tapi, tapi, saya punya pandangan berbeda tentang ini.

Jadi pengusaha itu memang butuh kemauan, modal, dan apalah itu. Tapi, tebak, berapa pengusaha yang gagal karena nggak punya ilmunya?

Ada kawan saya, lulusan S1 Sastra Inggris, tapi ngambil S2 Manajemen UGM. Semata karena dia butuh ilmunya buat usahanya. Sekarang usahanya thriving, dan yang bisa dia bilang adalah, ini semua berasal dari ilmu-ilmu yang dia dapat. Artinya, semua orang bisa jadi pengusaha itu benar, tapi untuk berhasil, ilmu dari kampus juga berguna.

Nah, kalau penulis punya pendapat yang berbeda, tentu sah. Tapi nggak sedikit pengusaha yang ambil kuliah manajemen untuk menunjang usahanya. Nah, kalau gini, gimana?

Saya sulit cocok dengan pandangan bahwa ilmu kuliah itu harus bisa diterjemahkan saat itu juga jadi suatu produk atau bisa dibuktikan bahwa itu berhasil di dunia nyata saat itu juga. Nggak, fungsi ilmu itu nggak gitu. Fungsi ilmu itu memberi bekal dan mempersiapkan manusia tersebut di masa mendatang, sekalipun jika hidupnya tak bersinggungan dengan hal tersebut.

Matematiku keliatan tak berguna, karena tak ada yang nanya apakah kamu bisa menghitung luas jajar genjang di pekerjaan. Tapi itu membantumu jadi manusia yang logis dan terukur. Bahasa Indonesia keliatan tak berguna, karena kita bicara di kantor pakai bahasa daerah. Tapi, itu membuatmu jadi manusia yang bisa berkomunikasi dengan lancar dan jelas.

Ilmu jurusan manajemen baru cocok di level tinggi

Nah, ini saya setuju dengan penulis, bahwa ilmu jurusan manajemen baru berguna di jabatan tinggi. Banyak ilmu di kampus yang baru berguna ketika kita di posisi tertentu. Yang jadi masalah adalah, kenapa itu dianggap kekurangan, sih?

Kalau aku melihatnya sederhana ya. Dengan ilmu yang kita punya, anggap saja manajemen, jika suatu saat posisi tinggi itu lowong, perusahaan jadi melirikmu karena dianggap kamu punya ilmu tersebut.

Penulisnya sih bilang, kejauhan kalau baru lulus tapi langsung diterima jadi supervisor atau manajer. Sebenarnya sih, itu nggak jauh-jauh banget. Tapi justru penulisnya memberikan validasi kalau memang ilmu di kuliah itu bergunanya di masa depan. Seperti yang sudah saya bilang, fungsi ilmu itu mempersiapkan manusia tersebut di masa mendatang.

Intinya tuh gini. Jurusan manajemen atau jurusan apa pun, menurut saya semuanya berguna, karena itu membantu kita membentuk pola pikir. Jurusan kuliah seharusnya tidak menghalangi kita, atau malah jadi samsak atas kegagalan yang mungkin kita alami. Sudah sejak lama kita diberi fakta bahwa ijazah saja tak cukup untuk jadi modal kerja, dan pembicaraan ini sudah ramai selama satu dekade.

Kalau pembicaraannya masih muter-muter di sini, artinya kudu melihat dunia luar lebih banyak sih. Jika memang ilmu yang laku nggak ada di jurusannya, berarti ya kudu dipelajari. Tapi kalau harusnya ada, cuma nggak diajarin, berarti jelas yang salah ya kampusnya.

Kalau yang salah kampusnya, dah, nggak ada obat.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Derita Salah Jurusan Kuliah, Menjalani 14 Semester di ITS dengan Mimpi Buruk dan Penyesalan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Mei 2025 oleh

Tags: jurusan manajemenkuliah S1salah jurusan
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

31 Istilah yang Wajib Dihafal Mahasiswa Manajemen Pemasaran

31 Istilah yang Wajib Dihafal Mahasiswa Manajemen Pemasaran

13 Oktober 2023
Jurusan Manajemen Tidak Layak Dibenci (Unsplash)

Jurusan Manajemen Tidak Layak Dibenci dan Lulusannya Tetap Gampang Mencari Kerja

11 September 2023
Beberapa Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Memutuskan Pindah Jurusan Kuliah terminal mojok

Beberapa Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Memutuskan Pindah Jurusan Kuliah

6 Agustus 2021
4 Hal yang Bakal Saya Rindukan setelah Lulus dari UM Malang

4 Hal yang Bakal Saya Rindukan setelah Lulus dari UM Malang

29 Oktober 2025
gap year

Pertimbangkan Gap Year Kalau Masih Bingung Pilih Jurusan

23 Juni 2019
salah jurusan

Maba, Bukan Hanya Rentan Salah Jurusan, Tapi juga Salah Pilih Organisasi

30 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.