Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Jurusan Filsafat, Sebaik-baiknya Pencetak Peternak Lele Andal

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
28 September 2021
A A
4 Golongan Peternak Lele Dilihat Dari Perilaku dan Metode Budidaya Yang Digunakan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Setelah enam tahun di Fakultas Filsafat dan tak kunjung lulus jua, saban tahun, saya melihat sebuah pola yang ajeg. Pola ini merupakan kesempatan bekerja pasca-lulus dari fakultas yang katanya paling suram jika membicarakan masa depan.

Pola pertama adalah mereka yang waton entuk pekerjaan. Bodo amat perihal jabatan, yang penting bisa kerja. Banyak anak filsafat kontemporer ini yang ketika lulus kuliah, jadi pegawai bank. Banyak yang bilang ini merupakan degradasi lulusan jurusan filsafat.

Tapi, para cerdik cendekia sekalian mungkin luput satu hal, bagi mahasiswa lulusan filsafat, dapat kerjaan saja udah sujud syukur alhamdulillah. Tapi sekalinya jadi, lulusan filsafat memang jadi beneran. Sebut saja Puthut EA, Dea Anugrah, Eka Kurniawan, hingga Beni Satryo. Tapi, kalian harus paham satu hal, nggak semua lulusan filsafat bernasib mujur seperti Puthut EA.

Pola kedua, seperti apa yang sudah kalian duga sebelumnya, yakni adalah mereka yang meneladani sikap sempurna Socrates ketika menghadapi kaum Sofis—atau nama lainnya ya nganggur dan mbacot dari satu cakruk ke cakruk lainnya.

Sejak pandemi ini, satu pola lagi jebul muncul dengan lantang ke permukaan. Yakni mereka yang memutuskan untuk jadi peternak lele saja pasca-mudik ke kampung halaman. Saya salah satu contohnya, walau belum lulus, saking hopeless-nya, saya sudah menyiapkan satu kolam berisikan bibit lele dan sudah panen sebanyak enam kali.

Ibu saya pernah ngendikan begini, “Mending masuk sekolah perawat, ketimbang masuk filsafat.” Saya yang nggleleng mengatakan bahwa saya bisa membuktikan, di filsafat saya bakalan jadi orang. Enam tahun berlalu, saya pun membuktikan semua itu. Ya, saya membuktikan bahwa menuruti apa kata ibu, nggak ada salahnya juga.

Ada satu guyonan di Fakultas Filsafat yang sepertinya menjalar dari tahun ke tahun. Begini, “Anak lain, ketika lulus dan nganggur, bakalan stres. Kalau anak filsafat beda, karena sejak masuk kuliah, mereka sudah disiapkan untuk jadi pengangguran.”

Lulusan filsafat, katanya sih akan menjadi lulusan yang paling tahan mental perihal pengangguran. Ha gimana nggak tahan mental, Buooos, sejak open recruitment KKN saja sudah ada woro-woro, “Daftarkan segera, segala jurusan—kecuali jurusan filsafat.”

Baca Juga:

Ternak Lele Berujung Penyesalan, Tersiksa karena Bau Busuk Kolam dan Rasa Malu ketika Teman Berkunjung

Mahasiswa Jurusan Sosiologi Nggak Perlu Iri dengan Jurusan Filsafat yang Peluang Kerjanya Sempit

Saya pun bertanya, kenapa jurusan filsafat nggak boleh daftar? Jawaban mereka logis juga, katanya, “Kita mau cari anggota KKN yang kerja, bukan hanya sekadar merenung memikirkan nasib bangsa tanpa eksekusi yang nyata.” Buajinduuul.

Setelah dipikir masak-masak, selain jadi penulis kondang, lulusan filsafat memang cocok jadi peternak lele. Jika dibuat klasemen, posisi satu jelas penulis. Posisi kedua sastrawan. Posisi ketiga boleh lah jadi PNS. Nah, posisi keempat adalah peternak lele.

Menjadi peternak lele itu merupakan sikap kontemplatif yang adiluhung. Dan lulusan filsafat paham betul medan terjal itu. Louis O. Kattsoff, pengarang buku Pengantar Filsafat yang menjadi kitab bagi maba-maba filsafat pernah bilang, kegiatan kefilsafatan adalah merenung.

Kolam lele yang mambunya sebelas dua belas dengan telek lencung, bisa jadi medan pelarungan pemikiran untuk merenung. Merenung ini bukan ngalamun lho, ya. Ha nek ngalamun, di cakruk saja beda. Tetapi, merenung itu lebih kepada menyusun sistem pengetahuan dan memahami dunia di mana kita berpijak.

Ketimbang di suasana singup perpustakaan filsafat yang parfumnya bikin pening kepala, perenungan ini lebih syahdu jika dilakukan di pinggiran kolam lele. Ketika melihat lele, ada semacam reflektif yang paripurna, juga mengubah konsep kesadaran luar biasa perihal apa itu alam semesta.

Hegel misalnya, menyusun sistem kefilsafatannya dengan berdialektika. Yakni saling bertukar pikiran serta kritik dari orang lain. Atau Berkeley dengan sebuah sistem berupa berdialog. Nah, ini saatnya bagi para mereka peternak lele yang merasa jadi pecundang lulusan filsafat untuk membuat sistem kefilsafatan yang baru; bermonolog di depan para lele.

Lho, saya nggak bercanda. Menurut saya, para lele ini nggak lebih berengsek dari kawan-kawan di kelasmu yang hobi bertanya saat presentasi, namun goblok ketika berdiskusi. Para lele ini lebih tenang, licin, dan sigap jika kalian beri pelet.

Menurut saya lele-lele ini jauh lebih memberikan pelajaran. Setidaknya, ketimbang para dosen yang hobinya setengah semester pertama baca PPT, lantas setengah semester lagi nyuruh mahasiswa presentasi. Lele-lele ini lebih ulet dalam menyusun suatu bagan yang konsepsional. Arti lain, lele-lele yang pating kecupak di kolam ini memberikan kesadaran generalisasi dan abstraksi dalam pikiran kalian sendiri.

Lha nek dosen hanya baca PPT atau rencangmu yang presentasi, rencana kerja kefilsafatan apa yang kalian dapatkan kecuali angop dan ngantuk? Lele-lele jauh lebih perhatian. Ketika kalian sedang nongski, para lele ini akan riuh membuka mulutnya dan ngibas-ngibas kumisnya hanya untuk mendengarkan kalian sambat babagan urip.

Mata kuliah apa wes yang paling wangun yang diajarkan di fakultas filsafat? Marxisme? Bahkan sebuah paham yang kelewat kuno ini bisa kalian adaptasi ketika memutuskan untuk menjadi peternak lele. Coba saja pandang wajah lele-lele kalian, lalu rasakan betapa tersiksanya hidup umpek-umpekkan di dalam kolam lele yang sempit dan kecil itu.

Hanya mahasiswa jurusan filsafat yang mau memikirkan nasib lele hingga sebegitu dalamnya. Mahasiswa perikanan juga sih, tapi biarkan artikel ini jadi panggung anak jurusan filsafat.

Bagi kalian yang mau masuk jurusan filsafat, jangan ragu lagi. Stigma menjadi atheis sekarang sudah bergeser menjadi lulusan terbaik untuk ternak lele. Saya yakin kok, semisal di Prancis sana ada ikan indie sejenis lele, alih-alih mbribik Simone De Beauvoir, Jean-Paul Sartre pasti bakalan muntir jadi filsuf eksistensialis dan memilih untuk fokus ke dunia karier ternak lele.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2021 oleh

Tags: jurusan filsafatmarxismeternak lele
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Surat Terbuka untuk Pembenci Lele Goreng, Kalian tuh Kenapa? Benci atau Emang Selera Ente Bermasalah?

Surat Terbuka untuk Pembenci Lele Goreng, Kalian tuh Kenapa? Benci atau Emang Selera Ente Bermasalah?

19 Oktober 2023
5 Rekomendasi Buku buat Fresh Graduate selain Tips Ternak Lele

Rekomendasi Buku buat Fresh Graduate selain Tips Ternak Lele

30 Juni 2022
Ternak Lele tanpa Ilmu, Berujung Penyesalan dan Rasa Malu (Unsplash)

Ternak Lele Berujung Penyesalan, Tersiksa karena Bau Busuk Kolam dan Rasa Malu ketika Teman Berkunjung

13 Juni 2025
Jurusan Filsafat di Mata Mahasiswa Jurusan Sosiologi: Bikin Iri dan Ingin Pindah Jurusan  Mojok.co

Jurusan Filsafat di Mata Mahasiswa Sosiologi: Bikin Iri dan Ingin Pindah Jurusan 

22 April 2024
Marxisme Nggak Laku, Tapi Kita Harus Berharap Padanya

Marxisme Nggak Laku, Tapi Kita Harus Berharap Padanya

8 Maret 2020
semakin banyak membaca buku filsafat, memilih ternak lele semakin realistis mojok.co

Makin Banyak Membaca, Ternak Lele Makin Realistis Saja

11 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.