Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Jurusan Agribisnis: Didesain untuk Kita yang Kadar IPA-nya Rendah

Kadhung Prayoga oleh Kadhung Prayoga
8 Januari 2021
A A
Jurusan Agribisnis: Didesain untuk Kita yang Kadar IPA-nya Rendah terminal mojok.co

Jurusan Agribisnis: Didesain untuk Kita yang Kadar IPA-nya Rendah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Masa-masa akhir SMA jelas menjadi masa yang menjemukan. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Mau kuliah bingung masuk jurusan apa, kampus mana, dan beragam pertanyaan beruntun lainnya. Alih-alih memantapkan hati, justru yang ada bergulat dengan diri sendiri. Saat itu jelas idealisme saya masih sangat tinggi sebagai anak muda.

Saya ingin masuk jurusan A, jurusan B, tapi endingnya idealisme saya kalah oleh Matematika dan Fisika. Memang, sih, saya IPA tapi IPA-nya garis kiri, masuk IPA karena paksaan orang tua. Kalau ada yang di sini memilih kuliah karena menghindari Matematika dan Fisika, kita sekufu. Satu guru, satu ilmu.

Dengan pertimbangan utama itu, jurusan Teknik sudah pasti saya coret dari list. Saya tidak mau setiap hari bertemu angka dan rumus. Terlebih pada saat itu atau bahkan mungkin sampai hari ini, anak jurusan Teknik itu penggambarannya selalu tidak bisa menikmati hidup. Ya, meskipun solid dan kalau lulus banyak pekerjaan menanti.

Daftar kedua yang sudah pasti masuk daftar coret adalah Kedokteran. Saya sadar diri kalau tidak pinter-pinter amat dan fulus juga tidak mengalir deras. Sampai akhirnya pilihan itu mengarah ke Jurusan Agribisnis. Jurusan yang tidak terlalu dikenal, tapi sekarang bisa-bisanya jadi primadona.

Namun, saya rasa apa yang saya rasakan 10 tahun lalu masih relevan hingga hari ini. Setidaknya ketika saya sudah jadi dosen Agribisnis, tidak banyak perubahan yang berarti. Sama saja kondisinya ketika dulu saya masih menjadi mahasiswa.

Ketika dulu masuk ke Jurusan Agribisnis, tak pernah terbayang jurusan macam apa ini. Bagaimana mau membayangkan? Lha wong di medio 2011-an informasi terkait Jurusan Agribisnis masih terbilang langka. Tidak seperti sekarang yang infonya seperti keberadaan Indomaret, bisa ditemui di mana saja.

Uniknya, terdapat pola yang sama yaitu banyak mahasiswa masuk ke Jurusan Agribisnis karena sangat oportunistik. Kini, ketika di kelas saya sering bertanya kepada para mahasiswa, “Kenapa masuk Agribisnis?” Jawaban mereka beragam, mulai dari kuota yang diterima besar hingga ikut-ikutan teman saja. Jarang yang kemudian memilih Jurusan Agribisnis di pilihan pertama.

Ternyata kondisi ini sama dengan apa yang saya alami dulu. Waktu berputar, tetapi alasan ini masih abadi. Ketika awal masuk kuliah dulu, salah satu dosen cukuplah membesarkan hati saya dengan berkata, “Masuk Agribisnis itu pilihan yang tepat karena ada 3 bidang yang tidak akan pernah mati yaitu pangan, pendidikan, dan kesehatan.” Jelas sebagai mahasiswa baru, dada membusung dan kebanggan menyeruak tiada banding. Namun, seiring waktu berjalan inilah yang saya rasakan ketika menjadi mahasiswa Jurusan Agribisnis.

Baca Juga:

Blora, Kabupaten yang Bingung Menentukan Arah Pembangunan: Industri Belum Jadi, tapi Malah Ikutan Menggarap Lahan Pertanian

Ambigunya Jurusan Agribisnis, Masuk Fakultas Pertanian tapi 80% yang Dipelajari Justru Ilmu Ekonomi

#1 Agribisnis didesain untuk kita yang kadar IPA-nya rendah

Jurusan Agribisnis itu selalu berada di bawah naungan Fakultas Pertanian. Berhubung induknya adalah Pertanian yang sangat IPA banget, maka calon mahasiswa yang bisa mendaftar ke sini juga harus jebolan IPA. Awal kuliah terasa biasa saja, sampai akhirnya keanehan itu terjadi mulai semester dua. Isi kuliahnya hanya berfokus pada 3 bidang besar yaitu, Manajemen Agribisnis, Ekonomi Pertanian, dan Penyuluhan.

Terkadang disinggung juga masalah Sosiologi Pedesaan dan Komunikasi. Lalu di mana IPA-nya? Hanya sesekali sebagai dasar. Jadi, murni ini dikhususkan untuk mereka yang mau murtad dari IPA. Biologi dan Kimia hanya sebagai pemanis, Fisika good bye, Matematika seperti kalkulus juga tidak akan pernah kita jumpai. Slamet, itulah batin saya berkata pada saat itu. Setidaknya tujuan awal tercapai untuk tidak memusingkan diri. Memang, Jurusan Agribisnis itu didesain untuk kita-kita yang kadar kemurnian IPA-nya sangat rendah.

Jadinya, setelah lulus pun saya hanya seperti lulusan pertanian yang abal-abal. Lantaran tidak mengerti pertanian dalam hal budidaya, hama penyakit, atau kualitas tanah. Tahu pun hanya dasar-dasarnya. Sialnya, orang-orang di desa saya tidak mengerti kalau memang spesialisasi saya bukanlah di lahannya, tetapi lebih disiapkan untuk sisi hilir. Jadi, ketika pulang kampung banyak orang yang bertanya masalah pertanian saya hanya bisa plonga-plongo. Mau jawab, kok, ya tidak ngerti-ngerti amat. Kalau tidak jawab, kok, ya, katanya anak Fakultas Pertanian. Jadi, jalan satu-satunya ya ngeles sana-sini atau tanya ke mbah Google.

#2 Praktikum adalah jalan ninja

Benar sekali, praktikum itu sudah seperti makanan wajib bagi anak Jurusan Agribisnis. Semua mata kuliahnya bisa dipastikan ada praktikumnya. Kalau praktikum dari mata kuliah Agribisnis sendiri sih sebenarnya tidak berat-berat amat.

Namun, ketika praktikum dari mata kuliah Jurusan Agroekoteknologi yang lebih pertanian banget, bisa dipastikan saya lumayan keteteran. Tidak tidur, makan di kampus, ngumpul di gazebo sudah menjadi rutinitas. Sebagai mahasiswa, saya juga rela bolos kuliah demi menyelesaikan laporan praktikum. Lha gimana wong asisten praktikumnya lebih galak daripada dosennya. Padahal, ya, nggak tau juga itu nilai praktikumnya digunakan atau tidak.

Praktikum anak Jurusan Agribisnis memang terbilang enak karena biasanya dilakukan di dalam ruang atau hanya menggunakan laptop. Makanya ketika mendapat praktikum dari mata kuliah Agroekoteknologi yang mengharuskan ke laboratorium atau ke lahan kami jelas kelabakan.

Ke sawah saja anak Agribisnis banyak yang menggunakan payung atau jaket. Alasannya satu, mereka nggak mau panas atau kotor-kotoran. Kelakuan yang seperti ini tak jarang menjadikan anak Jurusan Agribisnis menjadi bahan omongan tetangga sebelah. Umumnya yang akan terlontar adalah, “Anak Agri itu bisanya cuma dandan”. Hayo, siapa yang dulu ikut ngatain kayak gitu? Mazhab yang anak Agribisnis gunakan adalah kebersihan sebagian dari iman. Jadi, mohon dimaklumi, ya.

#3 Sering Dianggap Jurusan Bakul Sayur

Dari semua pertanyaan soal perkuliahan, mungkin pertanyaan inilah yang paling dibenci oleh anak Jurusan Agribisnis. Sudah lazim ketika ada acara kumpul keluarga atau teman maka ditanya, “Kuliah jurusan apa?”

Susah payah kita menjelaskan Jurusan Agribisnis dari sisi ilmiah sampai sisi menyombongkan akan percuma. Pakde, budemu, sampai anak turunnya juga nggak akan paham. Respons mereka akan sama saja, “Oh, bakul sayuran maksudmu?”. Kan ya hell banget orang-orang model begini. Baru masuk kuliah saja, hati ini rasanya tercabik-cabik.

Namun, memang tidak salah juga berpikir seperti itu karena jarang lulusan Agribisnis yang menjadi petani atau berkarier di sektor pertanian. Mayoritas tentu memilih bekerja di sektor perbankan. Sampai dibuat plesetan S.P itu bukan Sarjana Pertanian tapi Sarjana Perbankan.

Sampai-sampai Pak Jokowi saja pernah menyentil alumni IPB karena hal-hal macam ini. Sebenarnya, pilihan bekerja ini tidak tanpa alasan. Sampai sekarang, ketika ada lowongan pekerjaan jarang sekali ada yang dikhususkan untuk anak Jurusan Agribisnis. Makanya, kami juga mencari yang bisa didaftari oleh semua jurusan dan itu hanya disediakan oleh perbankan.

Tidak hanya dari keluarga, ujaran merendahkan itu juga datang dari teman-teman seperbucinan. Stiker yang menempel di jidat anak Jurusan Agribisnis adalah anak-anak lalapan atau penyetan. Kenapa bisa seperti itu? Lantaran, umumnya Fakultas Pertanian itu lokasinya berjejer dengan Fakultas Peternakan dan Fakultas Perikanan. Jadi, seperti paket komplit kalau kami berkolaborasi membentuk Warung Penyetan Lamongan. Ada penyuplai nasi, lele, dan ayamnya. Menjadi anak Agribisnis itu sebenarnya lebih kepada ujian psikis, setidaknya itulah yang saya rasakan.

BACA JUGA Kalau Pemerintah Sudah Buntu Meregenerasi Petani, Bikin Aja Reality Show-nya! dan tulisan Kadhung Prayoga lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: jurusan agribisnispertanian
Kadhung Prayoga

Kadhung Prayoga

Anak petani yang tidak mau bertani, tetapi terjerumus menjadi pembelajar yang mengkaji kehidupan petani.

ArtikelTerkait

Menyesal Jadi Mahasiswa Jurusan Agribisnis, Jurusan Tanggung yang Nggak Jelas Prospek Kerjanya Mojok.co

Menyesal Jadi Mahasiswa Jurusan Agribisnis, Jurusan Tanggung yang Nggak Jelas Prospek Kerjanya

25 Januari 2024
Alasan Anak Petani Tidak Bercita-cita Menjadi Petani terminal mojok.co

Alasan Anak Petani Tidak Bercita-cita Menjadi Petani

20 Oktober 2020
Ambigunya Jurusan Agribisnis, Masuk Fakultas Pertanian tapi 80% yang Dipelajari Justru Ilmu Ekonomi jurusan pertanian

Ambigunya Jurusan Agribisnis, Masuk Fakultas Pertanian tapi 80% yang Dipelajari Justru Ilmu Ekonomi

21 Juli 2025
5 Rekomendasi Channel YouTube buat Kamu yang Ingin Belajar Pertanian terminal mojok

5 Rekomendasi Channel YouTube buat Kamu yang Ingin Bertani

26 September 2021
Agribisnis, Prodi Lintas Jurusan Secara Nggak Sengaja terminal mojok

Agribisnis, Prodi Lintas Jurusan Secara Nggak Sengaja

28 Juli 2021
petani cabai

Curahan Hati Petani Cabai

26 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.