Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Julukan Kota Apel dan Kota Bunga Cocoknya buat Kota Batu, Bukan Kota Malang

Mohammad Faiz Attoriq oleh Mohammad Faiz Attoriq
15 April 2023
A A
Julukan Kota Apel dan Kota Bunga Cocoknya buat Kota Batu, Bukan Kota Malang

Julukan Kota Apel dan Kota Bunga Cocoknya buat Kota Batu, Bukan Kota Malang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang nggak kenal Kota Malang? Kota yang baru saja berulang tahun ke-109 ini bukan kota biasa. Kota ini bak magnet bagi para pendatang yang akan bekerja atau menuntut ilmu di sini. Layaknya kota lain di Indonesia, Kota Malang juga memiliki julukan karena ada sesuatu atau ciri khas yang melekat padanya. Iya, kota ini sudah lama dikenal dengan julukan Kota Apel dan Kota Bunga.

Akan tetapi kalau dipikir-pikir, seumur-umur saya tumbuh dan berkembang di Kota Malang, saya justru nggak menemukan perkebunan apel atau bunga di sini. Makanya saya merasa janggal kalau kota ini disebut-sebut sebagai Kota Apel dan Kota Bunga. Sementara itu, di sisi lain Malang, ada Kota Batu yang punya banyak lahan bunga beserta sentra penjualan bunga dan perkebunan apel.

Julukan historis

Usut punya usut, kedua julukan untuk Kota Malang tersebut hanya berdasarkan historis. Mirip dengan sanggahan Gresik Kota Santri yang ternyata hanya romantisme sejarah. Idealnya, julukan yang melekat pada suatu daerah seharusnya relevan dengan apa yang terjadi atau dimiliki di saat ini.

Oke, kita bahas kenapa Kota Malang dijuluki Kota Apel dulu, ya. Jadi, dulu Belanda mengembangkan wilayah perkebunannya dari Pasuruan ke tetangganya, yaitu Kota Malang dan Kota Batu, karena waktu itu cuacanya beda tipis.

Sebenarnya hal ini juga berlaku untuk bunga, tapi ada bedanya. Kalau Kota Batu memang karena banyak kebun bunga, sementara kalau Kota Malang karena dulu banyak taman bunga dan hawanya cocok.

Lha, sekarang? Eksistensi apel dan bunga semakin berkurang seiring bertambahnya waktu.

Kota Apel

Sekarang kita berpikir lagi, apakah Kota Malang sekarang ini punya kebun apel, atau pohon apel yang bisa berbuah? Nggak ada lagi di sini. Kenapa? Ya karena suhu udara di sini sudah agak panas dibandingkan Batu yang letaknya di pegunungan, bahkan bisa disebut kota tertinggi.

Kota Batu masih memproduksi apel karena suhu udara di sana optimal untuk budi daya apel. Meski harus saya akui di sana juga sudah mulai agak panas, tapi masih mending daripada Kota Malang. Sayangnya, Batu mulai menghadapi persoalan perambahan hutan dan vegetasi atas nama wisata, sehingga ada pelesetan KWB dari Kota Wisata Batu menjadi Kota Wisata Beton.

Baca Juga:

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Meskipun terletak sekitar 400-an meter di atas permukaan laut,  Malang yang menjadi kota teramai kedua di Jawa Timur memiliki kendaraan yang banyak. Aktivitas di sini juga padat. Maka nggak heran kalau tiap tahun suhu udara di sini meningkat.

Saya masih ingat, dulu kalau motoran di Malang masih terasa dingin. Lha, sekarang? Gerah, Bos! Pepohonan di Jalan Ijen, Jalan Bandung, atau Jalan Veteran nggak terlalu menolong. Kenapa gitu? Ya selama pembangunan di sini makin masif menggusur pepohonan dan volume kendaraan terus meningkat, jangan harap suhu di sini bisa kayak dulu.

Jadi, apa kesimpulannya? Yang bener Kota Batu yang pantas menyandang julukan Kota Apel.

Kota Bunga

Sekarang mari kita bandingkan, kota mana yang lebih banyak bunganya, Malang atau Batu? Ya jelas Kota Batu lah.

Alasannya jelas karena di Batu nggak cuma banyak penjual bunga, tapi budi daya bunga juga tumbuh baik di sana karena letaknya di pegunungan. Sementara Kota Malang? Ya kalau ada toko tanaman hias atau bunga sih sebenarnya ada. Tapi kalau kayak gitu kan di kota lain juga banyak

Banyaknya taman yang dimiliki juga sebenarnya nggak lantas membuat Kota Malang disebut Kota Bunga. Kalau begitu, Surabaya juga bisa disebut Kota Bunga dong, kan banyak tamannya?

Apa taman isinya bunga saja? Jelas nggak, ada juga pepohonan atau cuma perdu dan tanaman hias yang nggak berbunga.

Kalau julukan Kota Bunga ini disematkan saat era kolonial Belanda sih saya paham. Maklum, dulu kan Malang masih dingin dan belum banyak kendaraan. Pepohonan masih dijaga asri, jadi wajar kalau banyak bunga di sini.

Jadi, sampai sini paham ya kalau Malang sebenarnya nggak bisa lagi disebut Kota Bunga? Kalau Kota Batu masih masuk akal, meskipun nggak banyak yang menyebut “Batu Kota Bunga”, sih.

Buat kalian yang masih menyebut Kota Malang sebagai Kota Apel atau Kota Bunga, mending segera bertobat mulai dari sekarang, Gaes.

Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kota Malang, Apel, dan Beberapa Rasa Kecewa Saya Sebagai Pendatang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 April 2023 oleh

Tags: kota apelKota Batukota bungakota malang
Mohammad Faiz Attoriq

Mohammad Faiz Attoriq

Si pria random yang tubirnya meletup-letup

ArtikelTerkait

kota malang tipe tukang parkir

Kota Malang Sebaiknya Segera Ganti Julukan Jadi Kota Seribu Parkir

17 Februari 2021
Halte Bentuk Buah dan Sayur Landmark Kota Batu yang Gagal, Cuma Jadi Sarang Sampah Mojok.co

Halte Bentuk Buah dan Sayur Landmark Kota Batu yang Gagal, Malah Bikin Kumuh

3 Juli 2024
Rindu Kota Batu Zaman Dahulu yang Jauh Lebih Nyaman dan Damai daripada Sekarang Mojok.co

Rindu Kota Batu Versi Zaman Dahulu yang Jauh Lebih Nyaman dan Damai daripada Sekarang

27 Juni 2025
5 Warung Bakso di Kota Batu yang Wajib Dicoba

5 Warung Bakso di Kota Batu yang Wajib Dicoba

28 Juli 2022
Kecamatan Dau, Terlalu "Kota" untuk Disebut Kabupaten Malang

Kecamatan Dau, Terlalu “Kota” untuk Disebut Kabupaten Malang

6 Agustus 2024
5 Tempat di Malang yang Bikin Mahasiswa Alumni Bernostalgia Terminal Mojok

5 Tempat di Malang yang Bikin Mahasiswa Alumni Bernostalgia

7 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

6 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.