Journaling memang terdengar cukup asing di telinga masyarakat Indonesia, tapi jika yang digunakan adalah istilah menulis buku diari, tentu semua orang pasti akan mengetahuinya. Menulis jurnal maupun diari selama ini memang dianggap merupakan hobi yang remeh. Cuma modal buku dan pulpen, serta rangkaian kejadian dan hal-hal yang ingin dituliskan membuat semua orang bisa melakukan hobi tersebut.
Apabila selama ini kalian masih menganggap menulis jurnal merupakan hobi murah dan sederhana, sebaiknya pikir-pikir lagi. Sebab, untuk membuat jurnal yang menarik dan instagramable butuh pernak-pernik serta perlengkapan yang bisa menghabiskan uang dalam jumlah lumayan banyak.
Selain karena harga perlengkapan journaling yang mahal jika ditotal, menulis jurnal juga membuat kemampuan seseorang berkreasi menjadi semakin terasah. Ini lantaran harus memikirkan tema, tata letak tulisan, isi jurnal, bahkan sampai hiasan-hiasan dan pernak-pernik yang dipakai untuk menghias pun harus dipikirkan secara matang agar hasil dari journaling kita memuaskan.
Bagi saya, semakin menarik hiasan yang ada dalam jurnal, maka akan membuat saya semakin semangat mengisinya. Sebab, sebagai orang yang menyukai keindahan visual namun hidupnya tidak estetik macam saya, menghias jurnal memberi saya kepuasan tersendiri. Semakin cantik jurnalnya, semakin saya semangat untuk menghias dan mengisinya.
Alasan saya melabeli kegiatan menulis jurnal ini mahal adalah tidak lain karena peralatan yang digunakan untuk menghias jurnal cukup membuat saya merogoh kocek lumayan dalam. Mulai dari mencari buku yang pas untuk digunakan sebagai media journaling. Buku yang digunakan ini tidak bisa sembarangan, harus buku yang memiliki kertas cukup tebal dan serat yang rapat, sehingga saat digunakan untuk menulis menggunakan spidol tidak akan sampai tembus ke halaman selanjutnya. Karena jika tembus tentu akan memengaruhi hasil akhir saat mengisi jurnal.
Dengan kriteria buku yang seperti ini, tentu membutuhkan buku yang berkualitas bagus dan tentunya tidak semurah jika kita membeli buku diari yang bisa digembok di abang-abang tukang mainan. Bahkan, saya pernah melihat para journal enthusiast (sebutan untuk para penggemar journaling) memiliki buku yang berharga jutaan rupiah yang digunakan sebagai media journaling.
Itu baru buku, belum perlengkapan untuk menulis seperti dari pulpen, pensil, spidol, dan highlighter alias stabilo. Perlengkapan menulis yang terkesan murah ini jika dihitung-hitung justru merupakan pos pengeluaran terbesar dalam urusan menulis jurnal. Karena tidak semua pulpen dan spidol memiliki hasil akhir yang bagus untuk digunakan menulis jurnal. Terutama untuk urusan lettering, tentu tidak bisa sembarangan menggunakan spidol Snowman warna-warni isi 12 warna yang biasa digunakan untuk mewarnai anak TK. Minimal menggunakan spidol merek Artline lah.
Untuk keperluan menulis standar, setahu saya jarang sekali ada pegiat journaling yang menggunakan pulpen merek Pilot atau Standar yang harganya Rp2 ribuan. Kebanyakan mereka menggunakan pulpen merek Sarasa yang harganya hampir Rp20 ribu untuk satu pulpen. Dan yang pasti, jika memiliki hobi journaling pulpen yang dimiliki ada puluhan jumlahnya.
Beralih ke perlengkapan untuk menghias. Journaling memiliki ciri khas, yaitu penggunaan ornamen-ornamen untuk mempercantik halaman demi halaman buku yang digunakan untuk menulis jurnal. Penggunaan ornamen ini juga tidak bisa sembarangan. Harus benar-benar dipikirkan temanya, paduan warnanya, dan juga tema yang digunakan dalam jurnal yang kita buat.
Sebenarnya, untuk urusan menghias memang sangat didasarkan pada kreativitas masing-masing individu. Tidak perlu saklek menggunakan tema yang serasi. Jika ingin warna-warni dan tema yang campur aduk pun tidak masalah. Toh itu masalah preferensi dan bisa disesuaikan dengan perlengkapan yang sudah dimiliki sebelumnya.
Kebanyakan para journal enthusiast cenderung memiliki stok untuk ornamen-ornamen hiasan pada jurnal mereka. Hal ini tentu cocok dilakukan apabila kalian memang bisa secara rutin menulis serta menghias jurnal karena akan lebih hemat dibanding jika harus membeli barang baru tiap akan melakukan journaling.
Meskipun terkesan hobi yang sederhana, journaling memang tidak bisa dianggap hobi yang murah. Di samping itu, journaling juga hobi yang bermanfaat dan bisa digunakan sebagai terapi untuk melepas penat, serta menjadi sarana mengasah kreativitas. Dengan terbiasa menulis jurnal, jadwal dan rencana-rencana kita akan lebih tertata rapi, dan bagi orang yang sering lupa dengan hal-hal yang akan dikerjakan, jurnal ini akan bermanfaat sebagai alat tracking to-do list kita. Jadi, dijamin tidak ada pekerjaan yang terlewat jika kita sudah terbiasa mencatatnya.
BACA JUGA Kumpulan ‘Mendadak Hobi’ di Tahun 2020 atau tulisan Sri Pramiraswari Hayuning Ishtara lainnya.