Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Johar Baru, Kecamatan Paling Mengenaskan di Jakarta Pusat: Paling Padat, Paling Kumuh, Paling Gagal Kelola

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
18 April 2025
A A
Johar Baru, Kecamatan Paling Mengenaskan di Jakarta Pusat: Paling Padat, Paling Kumuh, Paling Gagal Dikelola

Johar Baru, Kecamatan Paling Mengenaskan di Jakarta Pusat: Paling Padat, Paling Kumuh, Paling Gagal Dikelola (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Johar Baru Jakarta Pusat gagal dikelola bersama sehingga menimbulkan berbagai masalah…

Apa yang muncul di benak kalian ketika mendengar kata Jakarta Pusat? Monas? Istiqlal? Tanah Abang? Atau thrifting di Pasar Senen? Lantaran ada embel-embel pusatnya, Jakarta Pusat kemudian jadi semacam episentrum Kota Jakarta.

Namanya episentrum, tentu wilayahnya dianggap mewah dan modern dengan gedung-gedung megah pencakar langit. Padahal tidak selalu demikian, beberapa kecamatan di dalamnya, justru menyimpan ironi dan tampak mengenaskan. Salah satu yang menurut saya jadi daerah yang sangat mengenaskan di Jakarta Pusat adalah Johar Baru.

Johar Baru Jakarta Pusat, kawasan favorit para perantau dari penjuru Indonesia

Sebelum menjadi kecamatan mandiri pada tahun 1993, Johar Baru masuk menjadi bagian dari Kecamatan Cempaka Putih. Tujuan dilakukan pemekaran tersebut nggak lain untuk kemudahan administrasi dan pelayanan publik mengingat tingginya kepadatan penduduk di daerah tersebut.

Akan tetapi dalam perkembangannya, Johar Baru malah tumbuh layaknya bunga yang berbau busuk. Di dalamnya penuh dengan masalah karena menghadapi arus urbanisasi yang nggak terkendali dan kepadatan yang bikin sesak napas. Pasalnya, tempat ini seperti jadi kawasan favorit para perantau yang datang dari berbagai penjuru Indonesia.

Seperti saya bilang sebelumnya, kepadatan adalah corak mengenaskan yang tampak begitu nyata di Johar Baru Jakarta Pusat. Pasalnya luas dari daerah ini hanya 2,39 kilometer persegi, sementara data BPS DKI menyebutkan jumlah penduduknya mencapai kurang lebih 145.283 jiwa. Akibatnya, kepadatan penduduknya mencapai 60.788 jiwa per kilometer persegi. Gambaran ini membuat Johar Baru tak hanya jadi kecamatan paling padat di Jakarta Pusat, tapi termasuk yang paling padat di Indonesia.

Kepadatan penduduk menimbulkan berbagai masalah

Kepadatan penduduk di Johar Baru menimbulkan persoalan multisektor. Dari aspek sosial, masyarakat di dalamnya tentu mengalami keterbatasan ruang hidup. Rumah-rumah mereka sempit dengan ventilasi dan sanitasi yang buruk.

Lantaran berdempet-dempetan, sulit menemukan privasi di daerah ini. Sering terjadi ketegangan dan gesekan sosial antarsesama warga, bahkan untuk perkara yang sederhana. Kondisi tersebut membuat tumbuh kembang anak-anak di sana jadi terganggu. Mereka nggak punya ruang terbuka untuk bermain.

Baca Juga:

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

Warga di Johar Baru Jakarta Pusat akan selalu khawatir ketika musim hujan karena rawan banjir. Sementara ketika musim panas, mereka menghadapi ancaman kebakaran. Ketika hal itu terjadi, sulit bagi mobil pemadam untuk mengakses jalan karena jalan-jalan di sana begitu sempit. Permukiman yang padat dengan sanitasi buruk juga menjadi kolaborasi yang epik untuk menjadikan daerah ini sebagai sarang penyakit.

Penyebaran penyakit di Johar Baru adalah persoalan yang sering dibiarkan hilang secara alami. Fasilitas semacam pusat kesehatan sangat terbatas. Warga harus ke kecamatan sebelah untuk mendapatkan layanan kesehatan ketika sakit. Pada masa pandemi COVID-19, Johar Baru termasuk zona merah dengan penyebaran tercepat karena sulit melakukan social distancing. Yah, sangat wajar mengingat kepadatan penduduk di sana.

Di sisi lain, tingkat kriminalitas yang sangat tinggi membuat aspek keamanan jadi hal mewah di sini. Ada banyak pencopetan, pencurian, dan tawuran di sini. Bahkan sudah bukan rahasia lagi jika daerah ini jadi tempat peredaran barang-barang terlarang.

Johar Baru dijuluki GTA-nya Jakarta Pusat karena punya tantangan keamanan yang sangat serius. Mungkin CJ (tokoh utama dalam GTA San Andreas) akan kaget dan takjub ketika masuk ke daerah ini. Kok bisa ada daerah yang persoalannya melebihi San Andreas?

Saya jadi kepikiran, jangan-jangan salah satu latar dalam novel Sisi Tergelap Surga karya Brian Khrisna diambil dari daerah ini. Kumuh dan penuh persoalan.

Gagal dikelola bersama

Kalau boleh membedah secara sederhana, penyebab utama yang membuat Johar Baru Jakarta Pusat menjadi seperti sekarang karena aktivitas urbanisasi ke sini yang berlangsung masif dan cepat tanpa tata kelola atau perencanaan jangka panjang. Nggak ada upaya pengecekan penduduk yang merantau secara berkala dan konsisten. Hal itu sering membuat Johar Baru seperti jadi tujuan pertama perantau ketika tiba di Jakarta.

Kemudian nggak ada banyak program relokasi atau renovasi kawasan kumuh secara menyeluruh. Semua itu membuat tingkat kesenjangan dengan wilayah seperti Menteng atau Cempaka Putih sangat mencolok, padahal masih dalam satu wilayah administratif (Jakarta Pusat).

Para pemangku kebijakan sepatutnya sadar, kepadatan ekstrem di Johar Baru bukan sekadar angka statistik, tapi menunjukkan wajah krisis tata ruang dan penghidupan yang layak. Mereka butuh program yang jelas mengenai peremajaan kawasan kumuh, pengadaan rusun yang layak, dan penyediaan fasilitas publik seperti ruang terbuka, puskesmas, dan fasilitas air yang memadai.

Sekali lagi, Johar Baru bukan sekadar daerah tanpa nyawa di peta Jakarta Pusat. Daerah ini adalah cerminan dari apa yang gagal dikelola bersama. Ketika ketimpangan dibiarkan, ketika ruang hidup layak hanya jadi privilese segelintir orang, maka negara secara terang-terangan sedang menyuburkan ketidakadilan yang bisa menjalar ke mana saja.

Pertanyaannya, sudikah kesengsaraan itu dibiarkan awet dan turun temurun dirasakan oleh warga di Johar Baru? Sampai kapan negara akan menoleh ke arah lain, sementara ada Kota Kumuh yang berisi para calon generasi penerus?

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kalau Kamu Tinggal di Karawaci Tangerang dan Kerja di Jakarta Pusat, Kamu Harus Segera Ngekos Jika Ingin Sehat Jiwa Raga.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 April 2025 oleh

Tags: Jakartajakarta pusatJohar Baru
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

5 Alasan Punya Mobil Pribadi di Jakarta Itu Sekarang Sudah Nggak Worth It

5 Alasan Punya Mobil Pribadi di Jakarta Itu Sekarang Sudah Nggak Worth It

3 Mei 2025
Membandingkan Karakteristik 3 Jalan Raya dari Jakarta ke Bogor, Mana yang Paling Aman untuk Dilalui?

Membandingkan Karakteristik 3 Jalan Raya dari Jakarta ke Bogor, Mana yang Paling Aman untuk Dilalui?

28 Oktober 2023
Begini Rasanya Menjadi Penumpang KA Bengawan Kelas Ekonomi, Pegel Dikit Nggak Ngaruh!

Begini Rasanya Menjadi Penumpang KA Bengawan Kelas Ekonomi, Pegel Dikit Nggak Ngaruh!

14 Januari 2024
Fresh Graduate Solo Culture Shock Kerja di Jakarta, Cukup Jadi Pengalaman Sekali Seumur Hidup Aja Mojok.co

Dilema Jalanan Jakarta: Macet Melelahkan, tapi kalau Sepi, Isinya Orang Tolol Kebut-kebutan

4 Juli 2024
Gaji 18 juta di Jakarta vs Gaji 9 juta di Kota Asal, Pertanyaan Paling Mudah untuk Warga Jogja, Pilih Jakarta lah!

Gaji 18 juta di Jakarta vs Gaji 9 juta di Kota Asal, Pertanyaan Paling Mudah untuk Warga Jogja, Pilih Jakarta lah!

15 April 2025
Perempatan Sunan Giri, Perempatan Paling Problematik di Jakarta Timur

Perempatan Sunan Giri, Perempatan Paling Problematik di Jakarta Timur

8 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.