Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jogja: Mengaku Terbuat dari Angkringan, tapi Tak Tahu Teh Kampul Itu Apa

Siwi Nur oleh Siwi Nur
14 Agustus 2022
A A
Jogja: Mengaku Terbuat dari Angkringan, tapi Tak Tahu Teh Kampul Itu Apa bogor

Jogja: Mengaku Terbuat dari Angkringan, tapi Tak Tahu Teh Kampul Itu Apa (Achmad Habib via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Teh kampul ternyata masih asing di angkringan Jogja, dan itu aneh

Sejak tinggal di Jogja hingga kini, aku masih sering latah membandingkan kuliner di Jogja dan Solo. Padahal sudah diwanti-wanti sama senior rantau di Jogja, kalau jangan sekali-kali membanding-bandingkan makanan di Jogja dengan Solo, terutama untuk masalah angkringan. Kalau di Solo dan kawasan satelit di sekitarnya, lebih akrab dengan istilah HIK (Hidangan Istimewa Kampung) dibanding angkringan. Tapi, jika ditilik dari sejarahnya, ternyata istilah HIK baru muncul di tahun 1980-an.

Sejarawan Solo, Heri Priyatmoko dalam wawancaranya dengan Solopos (2/11/2021) menyebut dalam riset yang ia lakukan, HIK (yang awalnya akrab dengan sebutan angkringan) ini aslinya berasal dari Solo, bukan Jogja. Bahkan, HIK asli Solo ini sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Mungkin itu juga yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan angkringan di Jogja dan Solo itu ada bedanya, di antaranya soal menu. Ada satu menu ikonik yang hampir ada di semua HIK di Solo, tapi tidak bisa ditemukan di angkringan biasa di Jogja, yaitu teh kampul atau teh krampul.

Kalau di Solo, tiap pesan, “Es teh kampul setunggal nggih,” si penjual tak akan banyak tanya. Lain cerita saat di Jogja. Aku dan temanku, seorang pemuja teh kampul, berulang kali mencoba pesan teh kampul di angkringan dan warung makan di Jogja, tapi justru berujung memberikan tutorial pembuatannya. Bahkan dengan berani, temanku ini memberi saran, agar teh kampul dimasukkan dalam menu mereka.

Secara perwujudan, teh kampul ini mirip dengan teh jeruk atau biasa orang Indonesia menyebut lemon tea (padahal bukan lemon). Bedanya, jeruk dalam teh di angkringan Jogja itu diperas dan dicampur dengan teh. Nah, kalau teh kampul, sesuai dengan namanya kampul (kemampul, yang artinya mengapung), jeruk wedang khas angkringan itu, dipotong tipis lalu dimasukkan begitu saja ke dalam teh. Jadilah teh kampul! Potongan jeruknya mengapung di dalam segelas teh, bisa hangat atau es. Konsepnya seperti infused water.

Begitu temanku selesai memberikan arahan pembuatan teh kampul, penjaga warung itu berdecak, “Oh… Menarik mbak, bisa jadi opsi tambahan di menu.” Wah temanku menang tender, tapi nggak untung apa-apa. Karena melihat kepuasan temanku menyebarkan ajaran teh kampul ini, akhirnya aku termotivasi juga. Dimulai dari angkringan di dekat kantorku. Dan ternyata memang tak banyak orang yang tahu tentang teh kampul yang sangat biasa di Solo ini. Batinku, “Ternyata Solo lebih terbuat dari angkringan dibandingkan Jogja.”

Teh HIK di Solo tak bisa didebat!

Terlepas dari ajaran teh kampul yang diprakarsai temanku yang berasal dari Boyolali ini, seduhan teh HIK di Solo itu memang tidak bisa didebat. Sebagai kota penggagas angkringan yang sesungguhnya, sajian teh, baik hangat atau es, di Solo itu identik dengan kenthel alias pekat. Dan rahasia di balik kekentalannya itu adalah perpaduan cem-ceman (seduhan). Teh di Solo tidak hanya terbuat dari seduhan satu merek teh saja, tapi bisa tiga hingga empat merek teh.

Biasanya, tidak semua pemilik HIK mau membongkar rahasia kenthel teh mereka. Tapi aku mendapatkan spill dari bapakku yang akrab dengan pemilik angkringan dekat rumah. Kata bapakku, rumusnya “mbah jenggot balapan nyapu”. Bagi kalian yang mau buka usaha angkringan, mungkin bisa mencoba resep “rahasia” ini. Kalau seduhan ini sukses membuatmu menyadari betapa teh Solo itu tiada tandingannya, bisa tulis di kolom komentar. Tapi kalau bagi kalian tidak enak, mungkin kalian bukan sasaran pasar HIK-HIK di Solo, dan mungkin teh angkringan di Jogja lebih cocok buatmu.

Baca Juga:

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Saking enak dan khasnya seduhan teh di Solo, ada temanku asal Bojonegoro yang mengaku sebagai fundamentalis teh, selalu membandingkan dan mencari seduhan teh terbaik di Jogja yang bisa menyaingi seduhan teh HIK di Solo. Kabarnya, sampai saat ini dia masih mencari.

Solo memang tak seluas Jogja, wisatanya juga tak sevariatif Jogja. Tapi kalau perkara teh dan angkringan, Solo tak bisa didebat. Sekalipun istilah “Jogja terbuat dari rindu, pulang dan angkringan” sudah menyebar luas dan tertanam dalam sanubari hingga membuat publik menganggap angkringan berasal dari Jogja, tapi Solo-lah yang melahirkan angkringan.

Sumber gambar: Achmad Habib via Wikimedia Commons

Penulis: Siwi Nur
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Alasan Angkringan Jogja yang Enak, Penjualnya Selalu Pagob

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Agustus 2022 oleh

Tags: angkringanJogjasoloteh kampul
Siwi Nur

Siwi Nur

Buruh ngetik dan ngedit yang saat ini tinggal di Jogja.

ArtikelTerkait

Pelayanan Adminduk Surabaya Pantas Diacungi Jempol, dan Bikin Daerah Lain Makin Iri dengan Surabaya jogja kuliah di Jogja

Jujur Saja, Surabaya Jauh Lebih Pantas Menyandang Gelar Kota Pelajar, Bukan Jogja, yang Jelas-jelas Tak Ramah untuk Pelajar

26 Februari 2024
4 Rekomendasi Sarapan Kurang dari Rp10 Ribu di Jogja biar Nggak Soto dan Gudeg Melulu

4 Rekomendasi Sarapan Kurang dari Rp10 Ribu di Jogja biar Nggak Soto dan Gudeg Melulu

12 Februari 2025
Ironi Sukoharjo Jawa Tengah: Punya Slogan Sukoharjo Makmur, tapi Penduduknya Memilih Kabur untuk Merantau kabupaten sukoharjo, solo baru kereta batara kresna wonogiri ka batara kresna

3 Usulan untuk Pemerintah Kabupaten Sukoharjo biar Nggak Malu-maluin Daerahnya Sendiri (Lagi)

20 Juli 2024
Solo Technopark: Kawasan Futuristik yang Sangat Optimistik

Solo Technopark: Kawasan Futuristik yang Sangat Optimistik

20 Februari 2023
Jika Warga Jogja Antikritik, Siapa yang Senang?

Jika Warga Jogja Antikritik, Siapa yang Senang?

12 Mei 2022
Pom Bensin Pertamina Adisucipto Jogja Bikin Saya Nggak Malas Isi Bensin karena Fasilitasnya Komplet

Pom Bensin Pertamina Adisucipto Jogja Bikin Saya Nggak Malas Isi Bensin karena Fasilitasnya Komplet

10 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.