Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jogja Istimewa, tapi Pengguna Jalannya Bikin Sengsara!

Wachid Hamdan oleh Wachid Hamdan
28 Juni 2023
A A
Saya Justru Menyesal Tidak Jadi Kuliah di Jogja pariwisata jogja caleg jogja

Saya Justru Menyesal Tidak Jadi Kuliah di Jogja (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kita akan selalu sepakat, kalau Jogja akan selalu dianggap istimewa. Tak akan saya ceritakan betapa istimewanya Jogja, orang saya yakin ketika kalian mendengar tentang kota ini, mata Anda berbinar ingin segera mengunjunginya.

Tapi saya yakin juga, ada beberapa hal yang bikin Anda lumayan ragu untuk mengunjungi Jogja. Salah satunya, saya yakin kondisi dan pengguna jalannya.

Mau bagaimana lagi, Jogja sudah banyak berubah. Dulu, era 2010-2015-an, tidak ada kendala berarti yang mencoreng keasyikan jalanan Jogja. Namun, berita tentang klitih, tawuran antarsuku, serta konflik-konflik yang menguak bikin kita agak ragu. Lumrah, tak ada gading yang tak retak. Tiap kota punya masalahnya sendiri.

Tapi saya mau fokus ke persoalan pengguna jalan. Pengendara bermotor di jalanan Yogyakarta, makin ke sini justru malah tambah meresahkan. Persoalan beberapa jalan yang diberi polisi tidur tinggi, jalanan semrawut, dan banyaknya kecelakaan ini sebenarnya bermuara pada satu hal: sikap dari para pengguna jalan.

Saya akan cerita beberapa jenis pengendara yang tingkahnya bikin Jogja tak seasyik dulu.

Rombongan ngaberz yang tingkahnya ngalahi sultan

Rombongan remaja bermotor matic yang dimodifikasi secara ekstrem sekarang mulai menjamur di Jogja. Suara knalpot mereka seakan menguji kesabaran saya di jalanan.

Pernah satu waktu, yaitu di akhir 2022, saya hendak mengembalikan mobil rental yang saya gunakan untuk keperluan luar kota. Tujuan saya adalah daerah Maguwo, dan saat itu saya tengah melewati daerah Pokoh, Wedomartani, Yogyakarta, ke arah lokasi rental. Nah, di sinilah tingkah geng motor ini memacu urat kesabaran. Dengan enteng, mereka memblokade jalan dengan membuat tiga baris memenuhi seluruh badan jalan.

Mereka melaju dengan santui seolah menikmati Minggu pagi. Padahal waktu itu jam menunjukkan pukul 19.00 WIB. Karena ulah mereka, saya yang dikejar waktu untuk mengembalikan mobil di jam 19.30-an jadi terhambat. Untuk menyalip saja, mereka tidak mau memberi jalan.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Saya sudah memperingatkan dengan klakson, tapi tidak mereka respons. Setelah itu, saya berikan kedipan dengan lampu jauh agar mereka memberikan jalan, tapi tetap nggak ngefek. Kesal dengan itu, saya berikan sentuhan di pedal gas. Agak nekat memakan jalur lawan arah, dan saya pepet mereka menggunakan bodi mobil. Ya, benar. Kejadian berikutnya, saya berikan pula kalimat tayyibah yang saya keluarkan sekuat tenaga dari tenggorokan. Untung para pengendara dari lawan arah, dengan tulus memberi jalan.

Desain knalpot kayak sengat kalajengking

Kejadian ini sering saya alami di daerah Pasar Demangan. Saat berhenti di lampu merah mau ke Jalan Solo, kadang saya menemui pengendara motor yang menggunakan knalpot yang nunggingnya itu tidak aturan. Saat berada di belakangnya, saya tidak dapat menghindar dari embusan asap yang langsung menyembur ke wajah. Baunya benar-benar bikin pusing. Kalau mau nunduk ya, malu. Mau mundur di belakang, sudah ada motor lain. Mau ke samping kanan atau kiri, ada mobil dan bus Trans Jogja. Lengkap sudah penderitaan itu.

Selain nungging, suara knalpot itu juga memekakkan telinga. Apa sih, sebenarnya motif mereka menggunakan knalpot tersebut? Sudah gitu ketika lampu baru mau hijau, doi ngacir duluan dan nggak mikir pengendara lain yang kaget dengan suara motor yang knalpotnya nungging gitu.

Pengendara yang nyebrang kayak ayam

Sikap pengendara yang unik bin ngeselin ini tidak hanya saya yang mengalami. Beberapa kawan saya juga sebal dengan cara berkendara para kaum hawa yang modelnya kayak ayam. Ini biasa terjadi ketika ada perempuan yang berhenti di sisi jalan dan hendak menyebrang ke sisi jalan di depannya. Bukannya tengok dan ukur kesempatan, malah main nyelonong.

Biasanya, kalau gitu, mereka kaget gara-gara ada mobil/motor lain yang melintas. Saat mereka kaget ketika, bukannya langsung jalan, malah berhenti di tengah jalan. Lha?

Kejadian ini dikonfirmasi kawan saya yang keseharianya sebagai sopir di salah satu rental mobil di wilayah Jogja. Ia berpesan agar para kaum hawa yang ingin menyeberang, tolong kesadarannya untuk lebih fokus dan tidak serampangan. Kalau sudah masuk jalur, jangan ragu-ragu. Segera amankan dengan gas terus, Jangan malah berhenti, yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.

Penyerobot lampu kuning dan pasukan berbaris

Hal menyebalkan berikutnya ini sering saya alami ketika berhenti di lampu merah. Beberapa perilaku yang sangat tidak terpuji adalah para pengguna motor yang suka membuat barisan melebihi garis marka. Selain itu, juga para pengendara motor yang sudah ngacir saat lampu baru kuning.

Perilaku pengendara bermotor yang gemar membuat barisan layaknya anak-anak lagi PBB (pasukan baris-berbaris) sering saya jumpai di lampu merah Kronggahan, utara RSA UGM. Bisa kalian bayangkan, para pengguna motor ini sudah tahu kalau membuat satu baris tambahan di kanan marka. Sebenarnya, hal ini sangat mengganggu bagi pengendara dari lawan arah. Baik dari timur ataupun barat. Tragedi ini cukup sering terjadi di perempatan ini.

Bisa dibayangkan bila para pengendara yang sangat budiman ini membuat dua baris yang melebihi marka. Itu hampir memakan setengah jalur lawan arah! Nah, nanti kalau keserempet nggak terima. Kalau gitu sebenarnya siapa yang gokil? Yang berhenti di lampu merah, atau pengendara dari lawan arah yang menggunakan jalur dengan semestinya?

Selanjutnya, adalah tingkah para penyerobot lampu kuning. Ini saya jumpai di lampu merah Kronggahan, Monjali, Condongcatur, dan beberapa lampu merah yang berada di wilayah ring road. Ini sangat berbahaya wahai pengguna motor yang bijaksana! Soalnya, itu adalah waktu untuk bersiap-siap. Bukan untuk jalan. Karena masih ada sisa-sisa pengendara dari jalur lain yang masih melaju kencang. Nanti kalau kecelakaan kan repot. Belum lagi, BPJS itu antreannya lama!

Itulah beberapa jenis pengendara yang bikin Jogja makin tak asyik. Rasanya menyedihkan melihat Jogja yang istimewa ini malah dibikin nggak menyenangkan gara-gara pengendara super absurd.

Penulis: Wachid Hamdan Nur Jamal
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mati Tua di Jalanan Yogyakarta

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Juni 2023 oleh

Tags: Jogjaknalpot brongngaberzPengguna Jalan
Wachid Hamdan

Wachid Hamdan

Musafir pencari jalan terang.

ArtikelTerkait

4 Perbedaan Gado-gado Jogja dan Gado-gado Jakarta yang Bikin Lidah Orang Ibu Kota seperti Saya Kaget Mojok.co

4 Perbedaan Gado-gado Jogja dan Gado-gado Jakarta yang Bikin Lidah Orang Ibu Kota seperti Saya Kaget

22 Agustus 2025
Kepala Manyung Bu Fat, Kuliner Pedas Semarang yang Wajib Dicoba

Maaf-maaf Saja, bagi Saya, Semarang Lebih Superior ketimbang Jogja dan Bandung

24 Juni 2023
Rumble Strips Jalan Letjen Suprapto Jogja, Solusi yang Malah Berubah Jadi Masalah

Rumble Strips Jalan Letjen Suprapto Jogja, Solusi yang Malah Berubah Jadi Masalah

28 September 2024
Ironi Jogja: Kota Ramah Sepeda, tapi Infrastruktur untuk Pesepeda Begitu Minim

Ironi Jogja: Kota Ramah Sepeda, tapi Infrastruktur untuk Pesepeda Begitu Minim

12 September 2022
Rekomendasi Kuliner di Pasar Lempuyangan Jogja yang Sayang untuk Dilewatkan

Rekomendasi Kuliner di Pasar Lempuyangan Jogja yang Sayang untuk Dilewatkan

19 September 2023
Membayangkan Betapa Nelangsa Jogja kalau UGM Tidak Pernah Berdiri Mojok.co

Membayangkan Betapa Nelangsa Jogja kalau UGM Tidak Pernah Berdiri

3 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.