Boros air karena bisa mandi sampai enam kali sehari saking panasnya
Di Bandung, saya biasa mandi dua kali sehari. Kalau nggak gerah-gerah amat, mandi sekali sehari cukup, sih. Tetapi ketika tinggal di Jogja, saya bisa mandi sehari enam kali saking panasnya. Entah udara Jogja sepanas itu atau memang saya yang lemah, yang jelas sebagai orang Bandung saya nggak kuat dengan udara panas Jogja.
Di siang hari, ketika sedang panas-panasnya, baru selesai mandi saja keringat saya sudah langsung bercucuran. Saya nggak bisa membayangkan seandainya saya pindah ke Jogja, bisa-bisa merana akibat tagihan air membengkak. Gimana lagi, kalau udaranya panas bawaannya pengin mandi terus yang mengakibatkan boros air. Kayaknya mending kedinginan daripada kegerahan, deh.
Nggak ada angkot, susah mau bepergian naik transportasi umum
Sesudah beberapa hari tinggal di Jogja, saya langsung dibikin terheran-heran karena nggak ada angkot di sana. Niat hati ingin main ke Malioboro, eh, harus jalan dulu ke halte bus terdekat menunggu Trans Jogja. Cukup repot karena saat itu nggak ada transportasi umum yang siap sedia kayak angkot.
Beda sama di Bandung yang sampai saat ini berseliweran angkot. Terlepas dari kisah menyebalkannya angkutan satu ini, nyatanya angkot masih berjasa sebagai transportasi umum yang siap sedia membawa penumpang.
Setiap daerah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan Jogja justru mengajarkan saya untuk bersyukur bisa tinggal di Bandung. Jogja memang daerah istimewa, banyak kuliner dan destinasi wisata, tapi untuk jadi tempat tinggal, mohon maaf bagi saya Bandung masih lebih bagi dari segi suasananya.
Penulis: Handri Setiadi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jogja dan Masalah Banjir yang Tak Kunjung Usai: Diguyur Hujan Sekali, Banjirnya Berkali-kali.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















