Penonton pasti akan repot sekali. Itu komentar saya di dalam hati ketika mendengar kabar Bruno Mars akan manggung di Jakarta International Stadium alias JIS. Sudah menjadi rahasia umum akses keluar dan masuk stadion yang satu itu begitu menguras energi. Setiap ada konser selesai digelar di sana, selalu ada saja keluhan JIS mencuat.
Tidak terkecuali konser Bruno Mars yang digelar 11, 13, 14 September 2024 yang lalu. Akses JIS kembali menjadi sorotan. Penonton macetnya akses keluar dan masuk JIS. Tidak sedikit yang harus terjebak selama berjam-jam.
Daftar Isi
Permasalahan klasik
Akses JIS yang buruk adalah persoalan klasik. Jalan menuju stadion yang diresmikan sejak 2022 itu dinilai terlalu sempit, begitu pula dengan kantong parkir yang tersedia di stadion. Padahal JIS diperkirakan bisa menampung hingga 80.000 penonton.
Beberapa kali kekacauan akses stadion ini menyita perhatian. Salah satunua, Konser Tunggal Dewa pada 19 Februari 2023 lalu. Ketidaksiapan penyelenggara dalam mengatur kerumunan menjadi salah satu sumber kekecewaan penonton. Di samping itu, penonton kecewa dengan pemilihan venue. JIS dinilai tidak mumpuni untuk acara sebesar Konser Tunggal Dewa.
Tidak hanya sekali atau dua kali. Kekecewaan terhadap JIS hampir selalu ada setelah konser diadakan di sana. Anehnya, pengelola JIS maupun penyelenggara acara seperti tidak punya jalan keluar atas persoalan itu.
Memang, penyelenggara sudah menghimbau penonton untuk menggunakan kendaraan umum untuk menuju venue. Imbauan itu baik sebenarnya, tapi panitia kurang memikirkan akses untuk pulang. Konser biasanya berakhir malam hari, bahkan bisa mencapai hampir tengah malam dengan proses keluar venue. Di waktu itu, transportasi publik sudah tidak beroperasi. Penonton juga akan berebut apabila menggunakan taksi online.
Penyelenggara biasanya sudah menyediakan kantong parkir lain selain di JIS, lengkap dengan shuttle bus untuk mengangkut penonton. Namun, tetap saja, siasat itu tidak berdampak signifikan terhadap akses keluar dan masuk JIS. Tetap macet.
Menonton konser di JIS perlu banyak bersabar
Teman saya adalah salah satu korban buruknya akses menuju JIS. Konser Bruno Mars pekan lalu adalah kali pertama baginya menonton konser di JIS. Selama ini memang menghindari nonton konser di sana karena cerita teman-temannya dan keluhan di media sosial. Hanya saja, dia tidak bisa benar-benar menghindar ketika penampilannya adalah idolanya sejak lama, Bruno Mars.
Benar saja apa yang dikatakan netizen di media sosial, akses keluar masuk JIS sangat buruk. Teman saya berangkat ke venue menggunakan taksi online. Dia berangkat cukup cepat demi menghindari kemacetan. Nyatanya, teman saya tetap terjebak macet sekitar 1 km menuju venue. Kurang lebih 1 jam dia harus menunggu.
Kondisinya tidak lebih baik ketika bubaran konser. Banyak orang harus antre selama berjam-jam demi bisa naik shuttle bus dari JIS ke kantong parkir lain. Tidak sedikit dari mereka harus berjalan kaki ke kantong parkir karena tidak sabar menunggu shuttle bus.
Berbondong-bondong orang yang berjalan kaki jelas bikin padat jalanan yang terhitung sempit itu. Akhirnya, kemacetan tidak bisa terhindarkan. Apalagi, tidak sedikit parkir liar di bahu jalan. Benar-benar menguji kesabaran.
Tips menonton konser, mengandalkan komunitas
Belajar dari pengalaman orang-orang, teman saya akhirnya mencari siasat untuk menonton konser di JIS agar lebih nyaman. Untung saja dia menemukan komunitas di media sosial yang mengatur transportasi menuju dan keluar dari JIS ketika ada acara, terutama konser.
Biasanya komunitas ini dimanfaatkan oleh penggemar K-pop untuk menonton konser. Diakui oleh kawan saya, dia sangat terbantu dengan keberadaan komunitas ini. Apalagi bagi mereka yang baru pertama kali menonton di JIS dan sendirian.
Jadi, bagi kalian yang hendak menonton di JIS, sebaiknya persiapkan diri kalian baik-baik. Selain kudu panjang sabar menghadapi akses yang buruk. Kalian juga kudu pandai-pandai mencari komunitas menonton konser seperti teman saya agar nggak repot-repot amat.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.