Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Jika Gibran dan Kaesang Layak Menjadi Politisi, Itu Karena Hasil Survei

Bonefasius Zanda oleh Bonefasius Zanda
6 Agustus 2019
A A
Daripada Blusukan Daring, Gibran Rakabuming Mending Lakukan Hal yang Lebih Wangun kaesang pilkada jokowi terminal mojok.co

Daripada Blusukan Daring, Gibran Rakabuming Mending Lakukan Hal yang Lebih Wangun kaesang pilkada jokowi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Hasil survei yang dilakukan Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi Surakarta menyebutkan bahwa tingkat popularitas tertinggi dipegang oleh Gibran. Sedangkan Kaesang menempati urutan ketiga.

Rupanya hasil survei ini telah menuai banyak aksi pro dan kontra. Secara pribadi saya berada pada sisi pro. Alasanya, karena saya sangat menghargai pilihan dan kebebasan sesamaku manusia. Lagian hasil survei ini tak ada ngaruhnya untuk saya. Dan kalaupun kedua anak presiden itu betul-betul serius menjadi politisi, emang masalah. Dan sakitnya tuh ada di mana?—nggak ada kan?

Untuk itu, fokus ulasan kritikan saya adalah dialamatkan pada orang-orang yang kontra—yang merasa diri paling hebat. Bahkan langsung memposisikan diri mereka sebagai Mahkamah Konstitusi.
Banyak sekali argumen-argumen indah yang meluncur dari mulut orang-orang kontra itu—berikut beberapa di antaranya. Pertama, katanya Gibran dan Kaesang sangatlah tidak elok untuk menjadi politisi selagi Ayah mereka—Jokowi—masih menjabat Presiden. Kedua, peluang terjadinya conflict of interest dengan Jokowi sangat terbuka lebar. Ketiga, Jokowi dan keluarganya sedang membangun politik dinasti.

Wahai orang-orang tukang nyinyir, dengar baik-baik dan nikmatin suara indahku ini ya. Inilah nada-nadanya—pertama, Indonesia adalah negara democrazy, eh demokrasi. Itu berarti setiap orang bebas untuk berekspresi. Termasuk jikalau Gibran dan Kaesang memilih untuk menjadi politisi. Sebab, itu adalah sebuah ekspresi mulia yang harus dihargai. Kedua, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi yang keluar dari mulut Gibran dan Kaesang, bahwa mereka berdua akan segera terjun dalam dunia politik. Jadi tak usah berkelebihan macam orang paling kudus gitu.

Saya jadi heran dan bahkan mules. Belum resmi jadi politikus—dan bahkan mungkin—bisa saja—Gibran dan Kaesang tak suka dunia politik, tapi malah cara penilaian dari orang-orang kontra seolah-seolah kedua anak presiden itu sudah jadi politisi.

Mirisnya lagi mulai mengaitkan dengan hal-hal yang sebenarnya lucu dan nggak nyambung. Masa sih akan terjadi conflict of interest. Lalu dengan begitu tegasnya juga bahwa Jokowi sedang membangun politik dinasti. Bayangkan saja, saya bisa gila. Belum jadi politisi saja, banyak orang sudah mulai terganggu jiwa raganya. Apalagi kalau saatnya Gibran dan Kaesang betul-betul jadi politisi. Ohhh, pasti banyak yang bunuh diri. Itu lebih baik. Biar negara demokrasi ini jangan jadi democrazy karena ulah kalian. Ehhh, titip salam jalus ya bagi kalian yang kontra itu.

Kalau pun Gibran dan Kaesang akhirnya memutuskan untuk menjadi politisi, itu adalah hak dan kebebasan sebagai warga negara. Apalagi negara Indonesia adalah negara demokrasi dan sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.

Dan saya sebagai warga negara yang baik, justru sangat mendukung Gibran dan Kaesang untuk menjadi politisi. Sebab dalam arena politik, yang menjadi raja adalah rakyat. Rakyatlah yang menentukan apakah Gibran dan Kaesang layak atau tidak menjadi seorang pemimpin—bukan Jokowi bersama keluarganya. Lagian jikalau hanya mengandalkan keluarga, itu nggak bakalan kuat dan menang.
Jadi sekali lagi saya katakan kepada kalian yang kontra bahwa tak ada kaitanya dengan politik dinasti. Lagian hingga saat ini, Jokowi selalu menegaskan bahwa dia sangat menghargai setiap pilihan anak-anaknya—apalagi anak-anaknya itu sudah dewasa.

Baca Juga:

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

Pastinya kita semua sudah tahu apa yang seharusnya dilakukan dan tidak pantas dilakukan. Sebab yang menjalanin pilihan itu adalah anak-anaknya—bukan ayahnya. Jadi jangan sok-sokan jadi hakim lah.
Jika Jokowi sendiri sangat menghargai pilihan anak-anaknya itu, lalu ruang akan terjadinyan konflict of interest itu di mana ya. Lalu tindakan yang bakalan mempermalukan atau merendahkan martabat serta popularitas ayahnya Jokowi juga di mana ya. Tak ada sama sekali, bukan. Kalau ada silakan tanggap tulisanku yang tak berfaedah ini. Ehemm.

Cobalah hayati hidup ini dengan hal-hal yang lebih mendidik. Kalau mau jadi seorang analis, jadilah analis yang nyambung. Jangan asal hambur kata-kata yang tak berbobot. Sudah saatnya, mari sadar diri—bahwa Gibran dan Kaesang itu—bahkan—belum benar-benar jadi politisi.

Jadi analisisnya jangan seolah-seolah maha tahu dan maha suci. Saat ini kemungkinan Gibran dan Kaesang itu jadi politisi hanya berdasarkan hasil survei. Oleh karena itu, nyambungnya dengan politik dinasti dan conflict of interest itu letaknya di dunia mana? Silakan dijawab yhaaa~

Terakhir diperbarui pada 9 Februari 2022 oleh

Tags: bupati surakartagibranhasil surveiJokowikaesangPolitik IndonesiaPolitik Kepentingansolo
Bonefasius Zanda

Bonefasius Zanda

ArtikelTerkait

3 Alasan Mas Gibran Pantas Menang Pilwalkot Solo Tanpa Bantuan Pak Jokowi terminal mojok.co

Politik Kepentingan adalah “Agama Baru” yang Selalu Disembah Sujud

30 Mei 2019
Jogging di Stadion Manahan Solo Menyenangkan asal Bisa Berdamai dengan Hal-hal Ini Mojok

Jogging di Stadion Manahan Solo Nyaman asal Bisa Berdamai dengan Hal-hal Ini

24 Desember 2024
Rekomendasi Relawan dan Influencer yang Pantas Dapat Jatah Jabatan terminal mojok.co

Rekomendasi Relawan dan Influencer yang Pantas Dapat Jatah Jabatan

6 November 2020
Pak Jokowi, Saya Mau Cerita soal Kilang Minyak Tuban yang Tidak Bapak Tahu

Pak Jokowi, Saya Mau Cerita soal Kilang Minyak Tuban yang Tidak Bapak Tahu

27 Desember 2019
Membandingkan Perjalanan Solo-Jogja, Mending Naik Bus Suharno Atau KRL?

Membandingkan Perjalanan Solo-Jogja, Mending Naik Bus Suharno Atau KRL?

3 Oktober 2023
6 Rekomendasi Kuliner Solo yang Bikin Menyesal Berat kalau Sampai Terlewat  Mojok.co

6 Rekomendasi Kuliner Solo yang Bikin Menyesal Berat kalau Sampai Terlewat  

26 Juli 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.