Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jembatan Kretek Wesi Sampangan, Penguji Kesabaran Warga Semarang Atas Sebelum Turun Gunung

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
16 September 2025
A A
Jembatan Kretek Wesi Sampangan, Penguji Kesabaran Warga Semarang Atas Sebelum Turun Gunung

Jembatan Kretek Wesi Sampangan, Penguji Kesabaran Warga Semarang Atas Sebelum Turun Gunung

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi warga Kecamatan Gunungpati dan sekitarnya, Jembatan Kretek Wesi Sampangan bukan hanya sekadar infrastruktur penghubung. Lebih dari itu, ia sudah seperti bagian dari rutinitas harian—penyelamat mobilitas sekaligus penguji kesabaran yang tak pernah absen. Setiap pagi dan sore, pemandangan antrean kendaraan yang mengular sudah menjadi hal lumrah. Gerak kendaraan yang melambat, bahkan sesekali diam total, seolah menjadi simbol bahwa tak semua perjalanan menuju kota bisa berlangsung mulus.

Suara klakson bersahutan, motor menyalip semaunya, dan mobil-mobil yang saling berebut ruang di ruas jalan sempit menjadi bagian dari simfoni khas Jembatan Sampangan. Bagi warga Gunungpati dan sekitarnya, jalur paling dekat dan efisien menuju pusat aktivitas di Semarang Bawah—sekaligus satu-satunya pilihan yang benar-benar bisa diandalkan ya lewat jembatan ini.

Maka dari itu, sabar di Jembatan Kretek Wesi Sampangan ini bukan sekadar sikap, tapi semacam keterampilan bertahan hidup sebelum benar-benar turun gunung untuk mencari rezeki atau beraktivitas ke pusat kota.

Jembatan sudah dua, tapi masalah masih sama

Secara teknis, Jembatan Kretek Wesi Sampangan kini jumlahnya memang sudah ada dua: satu jalur untuk arah naik dan satu lagi untuk arah turun. Tapi sayangnya, lebar badan jalan di kedua sisi jembatan masih belum ikut melebar. Alhasil, penambahan jembatan belum sepenuhnya berdampak signifikan untuk mengurangi kemacetan. Kendaraan tetap mengular, terutama di jam sibuk khususnya berangkat dan pulang kerja. Fenomena seperti mobil yang mepet bahu jalan, motor mencari celah, dan suara klakson tetap jadi latar belakang yang masih saja jadi pemandangan lumrah di sini.

Saya masih ingat betul ketika pertama kali jadi mahasiswa baru di UNNES pada 2018. Jembatan ini awalnya hanya ada satu, dan digunakan untuk dua arah. Waktu itu, macetnya jauh lebih parah—bahkan sering kali benar-benar tak bergerak. Hingga akhirnya pada 2020, jembatan kedua mulai dibangun di sisi barat, dengan panjang sekitar 50 meter dan lebar 9 meter, termasuk trotoar untuk pejalan kaki.

Keberadaannya tentu bisa sangat membantu masyarakat dalam melakukan aktivitas. Tapi karena ruas jalan penghubung di kedua ujung jembatan tetap sempit, kemacetan hanya sedikit bergeser, bukan benar-benar lenyap.

Wilayah dekat bangunan vital seperti pasar dan beberapa kampus

Selain menjadi jalur utama bagi warga Gunungpati dan sekitarnya untuk menuju pusat Kota Semarang, kawasan Jembatan Kretek Wesi Sampangan juga dikenal menjadi salah satu titik paling sibuk yang dikepung oleh berbagai bangunan vital.

Di radius beberapa puluh meter saja, berdiri Pasar Sampangan yang sejak subuh sudah hidup, riuh dengan aktivitas jual beli. Belum lagi deretan kampus besar yang ada di sekitar jembatan ini turut menambah padatnya ritme. Ada UNNES, UNWAHAS, STIKUBANK, Unika Soegijapranata, AKPELNI, Universitas Veteran, sampai Universitas 17 Agustus. Kebayang kan bagaimana riuhnya ruas jalan di sekitar jembatan ini saat pagi dan sore hari?

Baca Juga:

Alumni UNNES: Setelah Lulus pun Harus Berdamai dengan Stereotipe Miring

7 Kampus di Semarang Ini Bikin Kalian Yakin bahwa Semarang Adalah Tempat Terbaik untuk Menimba Ilmu

Dengan jumlah aktivitas yang begitu tinggi, lalu lintas di sekitar Jembatan Kretek Wesi Sampangan memang tak pernah benar-benar tenang. Mahasiswa bergegas mengejar kelas pagi, warga belanja kebutuhan rumah tangga, pegawai buru-buru masuk kantor, dan semua berkumpul di satu simpul: jalan sempit di sekitar jembatan. Bahkan di luar jam sibuk, kondisi masih sering padat, seolah jalanan tak pernah benar-benar diberi jeda.

Jalan alternatif? Kalaupun ada, belum tentu efektif—karena sebagian besar warga tetap menggantungkan mobilitas pada jalur utama ini.

Jalur penting tapi pelebaran jalan masih sulit

Sebagai perantau yang sudah beberapa tahun tinggal di Semarang Atas, saya mulai terbiasa dengan “ritual” harian yang terjadi pada Jembatan Kretek Wesi Sampangan. Dari pagi buta hingga petang, kawasan ini memang tak pernah benar-benar lengang. Wajar saja, karena di sinilah simpul penting yang menghubungkan berbagai aktivitas warga dari Gunungpati, Sekaran, hingga ke pusat kota.

Mahasiswa, pedagang pasar, karyawan, semua bertemu di satu jalur yang—sayangnya—kapasitas jalannya belum mampu menampung beban harian tersebut. Padahal kawasan ini cukup strategis, tapi rasanya belum cukup ditunjang infrastruktur yang sepadan.

Tentu saya pun paham bahwa pelebaran jalan bukan perkara mudah. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan—dari soal lahan, anggaran, sampai kepentingan warga setempat. Tapi saya yakin tetap ada harapan, semoga perlahan tapi pasti, perhatian terhadap penguraian kemacetan di Jembatan Kretek Wesi Sampangan makin serius.

Karena sehebat apa pun daya tahan dan adaptasi warga, jalan yang lancar tanpa hambatan tentu akan sangat membantu banyak orang. Tidak harus mengubah sekarang, tapi setidaknya ada langkah kecil yang menunjukkan bahwa denyut aktivitas di kawasan ini memang dianggap penting, bukan sekadar rutinitas yang terus dihadapi dengan pasrah atau sumeleh ati.

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jalan Bangkong Semarang, Jalan Rahasia UNNES ke UNDIP. Sudah Rawan Ambles, Angker Lagi tapi Anehnya Nggak Bikin Kapok

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 September 2025 oleh

Tags: jembatan kretek wesi sampanganSemarang atassemarang bawahUNNES
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

Alumni UNNES: Setelah Lulus pun Harus Berdamai dengan Stereotipe Miring

Alumni UNNES: Setelah Lulus pun Harus Berdamai dengan Stereotipe Miring

26 November 2025
Kampus bak Kebun Binatang hingga “Jalur Gaza”, Hal-hal seputar UNNES Semarang yang Nggak Lumrah di Kampus Lain Mojok.co

Kampus bak Kebun Binatang hingga “Jalur Gaza”, Hal-hal Seputar UNNES Semarang yang Nggak Lumrah di Kampus Lain

17 September 2025
Jalur Gaza, Jalan Tembusan yang Bisa Memperlancar LDR-an Anak UNNES dan Undip

Jalur Gaza, Jalan Tembusan yang Bisa Memperlancar LDR-an Anak UNNES dan Undip

16 Agustus 2023
Saya Kelar Mengerjakan Tesis dalam 4 Bulan, dan Ini Cara Saya

Saya Kelar Mengerjakan Tesis dalam 4 Bulan, dan Ini Cara Saya

21 Januari 2024
Jangan Ngaku Mahasiswa UNNES Semarang kalau Masih Asing dengan 3 Gang Ini Mojok.co

Jangan Ngaku Mahasiswa UNNES Semarang kalau Asing dengan Gang-gang Ini

1 Oktober 2025
Salah Kaprah Masyarakat Terkait Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang Bikin Mahasiswa Menderita

Salah Kaprah Masyarakat Terkait Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang Bikin Mahasiswa Menderita

16 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.