Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Japan Sinks: People of Hope: Pentingnya Peran Negara dalam Menangani Bencana

Almira Wiji Rahayu oleh Almira Wiji Rahayu
20 Januari 2022
A A
Japan Sinks: People of Hope: Pentingnya Peran Negara dalam Menangani Bencana

Japan Sinks: People of Hope: Pentingnya Peran Negara dalam Menangani Bencana (pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pada Oktober tahun lalu, stasiun TV besar Jepang, TBS, menayangkan sebuah dorama fiksi ilmiah berjudul Japan Sinks: People of Hope (dalam bahasa Jepang: Nihon Chinbotsu: Kibo no Hito). Sehabis penayangan di Jepang, Netflix juga mendistribusikan dorama ini dan disambut hangat oleh audiens global. 

Singkatnya, Japan Sinks: People of Hope berceritakan tentang wilayah Kanto yang dikabarkan akan tenggelam setelah seorang ilmuwan bernama Dr. Tadokoro (Kagawa Teruyuki) membagikan teori Kanto Tenggelam. Teori tersebut menuai kontroversi karena menyebutkan bahwa COMS adalah salah satu penyebab wilayah Kanto akan tenggelam. Padahal, COMS sendiri adalah sistem yang dibuat oleh Pemerintah Jepang sebagai wujud pemerintah untuk menjadikan Jepang sebagai negara maju ramah lingkungan yang akan bebas emisi karbon di tahun 2050. 

Hampir mirip dengan serial tentang bencana alam ataupun perubahan iklim lainnya, dorama ini diawali dengan pemerintah yang tidak percaya dengan ilmuwan yang membuat teori yang seakan-akan merusak reputasi negara. Hanya satu pegawai pemerintah yang percaya akan teori tersebut yakni Amami Keishi (Oguri Shun) yang bekerja di Kementrian Lingkungan, sekaligus sebagai anggota Japan’s Future Council, sebuah dewan berisikan anak muda untuk mendukung kemajuan negara.

Pada awalnya, Amami memang kurang percaya. Namun, ia jadi percaya akan teori itu karena pengalaman pribadinya yang nyaris tertarik ke dalam retakan dasar laut saat menyelam bersama sohibnya Tokiwa Koichi (Matsuyama Kenichi), staf di Kementrian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri, serta ketua Japan’s Future Council. Merasa bertanggungjawab, Amami menelusuri lebih lanjut tentang Dr. Tadokoro beserta teori kontroversi itu. 

Dorama Jepang ini diadaptasi dari sebuah novel berjudul Japan Sinks yang ditulis oleh Komatsu Sakyo pada 1973. Selain diadaptasi menjadi serial TV, versi animasi dengan judul Japan Sinks: 2020 juga sudah dapat dinikmati di Netflix. Fakta bahwa cerita yang ditulis pada 1973 masih relevan hingga saat ini menunjukkan bahwa perubahan iklim masih menjadi persoalan utama kita semua. 

Ada banyak hal menarik yang dapat dikupas dari dorama ini. Selain ketidakpercayaan pemerintah pada potensi tenggelamnya wilayah Kanto, pemalsuan data demi nama baik pribadi juga terekspos di sini. Salah satu pencetus dan penanggung jawab COMS adalah seorang profesor bernama Prof. Sera. Di saat Dr. Tadokoro gencar memberikan bukti konkret untuk mendukung teorinya, Prof. Sera malah memalsukan data demi menjaga nama baiknya sebagai seorang profesor. Tentu saja, pemerintah lebih memercayai Prof. Sera daripada Dr. Tadokoro yang sempat terlibat dalam skandal bisnis di masa lalu. 

Apakah keburukan pemerintah dan orang-orang di dalamnya sudah selesai? Tentu saja tidak. Amami yang terus mencari kebenaran teori Kanto Tenggelam seringkali menghubungi Dr. Tadokoro. Sontak hal ini membuat kecurigaan pemerintah terhadap Amami. Puncaknya adalah ketika Amami meminta tolong seorang jurnalis bernama Shiina (Watanabe Anne) untuk menulis berita tentang teori Jepang Tenggelam, prediksi dari Dr. Tadokoro setelah sebagian wilayah Kanto benar-benar tenggelam. Amami dikeluarkan dari Japan’s Future Council karena menyebarkan rahasia negara. Nyatanya, jika tidak segera diungkap ke publik, masyarakat wilayah Kanto akan tenggelam di negaranya sendiri.

Di dalam Japan Sinks: People of Hope, penonton juga dapat mengetahui bagaimana pentingnya peran seorang jurnalis. Oleh karena Shiina menulis tentang Jepang yang akan benar-benar tenggelam, ia dikeluarkan dari kantornya karena dianggap tidak mendukung pemerintah. Hal ini sangat dekat dengan realitas di mana jurnalis masih dianggap sebagai ancaman bagi pemerintah. Bahkan karier hingga nyawa seorang jurnalis bisa saja terancam karena dianggap menjelek-jelekkan pemerintah. Keadaan jurnalis yang tidak berdaya karena pemerintah mengingatkan kita terhadap peristiwa di suatu negara.

Baca Juga:

Demi Pacar, Saya Rela Menyukai Minuman Matcha yang Selama Ini Dibenci karena Rasanya Mirip Rumput

Pengalamanku sebagai Warga Lokal Jepang Merasakan Langsung Sistem Siaga Bencana di Jepang: Jauh Lebih Siaga Menghadapi Bencana, Jauh ketimbang Indonesia

Negara mana ya, bentar saya ingat dulu. OH IYA, LATVERIA. Bukan, bukan Indonesia.

Kalau keadaan sudah separah itu, apa yang pemerintah Jepang lakukan? Kabar baiknya, mereka segera sadar akan seluruh wilayah Jepang yang akan tenggelam setelah teori Kanto Tenggelam benar terjadi. Untungnya, mereka telah mengevakuasi masyarakat wilayah Kanto untuk meninggalkan wilayah tersebut berkat Amami yang terus saja mendesak Perdana Menteri untuk melakukan imbauan kepada masyarakat. Sehingga, korban yang berjatuhan tidak banyak. Amami yang berjasa untuk menangani hal ini pun dipanggil kembali untuk mengabdi di Japan’s Future Council. 

Setelah itu, prediksi Dr. Tadokoro tentang seluruh wilayah Jepang yang akan tenggelam juga menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Inilah momen yang paling seru dan menegangkan dalam dorama ini, bagaimana cara mereka menyelamatkan seluruh rakyatnya agar tidak tenggelam di tanah airnya sendiri? Hanya ada satu jawaban yakni evakuasi seluruh masyarakat ke negara lain atau imigrasi. Penonton akan diperlihatkan betapa rumitnya bagi pemerintah untuk berkoordinasi dengan semua pihak dari pemerintah sendiri sampai perusahaan swasta. Belum lagi negosiasi dengan negara-negara lain dengan permainan politik yang sangat menegangkan. 

Salah satu kelebihan dorama ini adalah adanya harapan yang cerah tentang penanganan bencana alam dari sisi pemerintah. Tidak seperti beberapa film atau serial tentang bencana alam lain yang dunianya sudah kacau balau dan ditambah pemerintah yang tidak bisa diandalkan, Japan Sinks: People of Hope memperlihatkan adanya peran penting pemerintah sebagai orang-orang yang membuat regulasi guna melindungi rakyat-rakyatnya dari bencana. Mungkin itulah mengapa judul dorama ini terdapat frasa “People of Hope”. Walau bencana alam ini tidak dapat dihindari, masih ada orang-orang yang menjamin masyarakat untuk terus dapat menjalani hidup. 

Walau dorama ini lebih menitikberatkan pada permainan politik pemerintah tentang penanganan bencana alam, Japan Sinks: People of Hope masih asyik ditonton di waktu luang. Penonton akan disuguhkan ilustrasi bagaimana manusia dan alam adalah sebuah kesatuan. Manusia merusak alam, alam akan membalas perbuatan manusia. Tidak hanya itu, pengetahuan tentang seismologi juga diperlihatkan secara tipis-tipis di dorama ini.

Oh ya, mengenai prediksi Jakarta tenggelam, apa yang telah kita siapkan? Apakah kita masih denial tentang prediksi tersebut?

Penulis: Almira Wiji Rahayu
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: doramajapan sinksjepangshun oguri
Almira Wiji Rahayu

Almira Wiji Rahayu

Full-time student, fangirl, and reader. Part-time writer. Language, literature, and pop culture enthusiast.

ArtikelTerkait

4 Perbedaan Wisuda di Jepang dan Indonesia Terminal Mojok

4 Perbedaan Wisuda di Jepang dan Indonesia

20 April 2022
Menyiksa Diri dari Bali ke Jepang Bersama AirAsia, Maskapai LCC Terbaik di Dunia

Menyiksa Diri dari Bali ke Jepang Bersama AirAsia, Maskapai LCC Terbaik di Dunia

15 Maret 2024
5 Alasan Anak Muda Jepang dan Korea Selatan Menunda Pernikahan terminal mojok.co

5 Alasan Anak Muda Jepang dan Korea Selatan Menunda Pernikahan

17 Februari 2022

Ketika Tonari no Totoro Ambil Setting di Indonesia

27 April 2020
Salon de thé François industri musik jepang mojok

Nobunaga yang Beli Mi, Hideyosi yang Masak, Ieyasu yang Makan: Kisah Penyatuan Jepang

25 September 2020
Pengalaman Jajan Kue Basah di Jepang Seperti Nagita Slavina (Unsplash)

Kayak Nagita Slavina, Ini Pengalaman Saya Jajan di Pasar Kue Basah di Jepang

22 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.