Sekarang sudah tahun 2021, namun pandangan negatif kepada K-Popers masih sering terdengar. Mulai dari bawa-bawa idolanya, tingkah-lakunya, selera musiknya, bahkan sampai kehidupannya pun digibahin. K-Popers sih sudah tahan banting dengan kata-kata alay, barbar, terlalu fanatik, dan lain-lain, padahal yang ngomong gitu juga ngefans banget sama Messi. Atau ada juga yang bilang, “Apaan sih BTS mulu,” padahal mah yang dikomentari bukan BTS, melainkan Stray Kids. Hahaha. Padahal sudah 2021 loh ini masa belum bisa menghargai perbedaan, sih?
Banyaknya bocil-bocil yang berulah menjadi salah satu alasan mengapa stigma negatif K-Popers itu masih ada. Nggak salah sih, lantaran Korean Wave itu lagi zaman-zamannya dan kecepatan memperoleh informasi melalui internet semakin mudah diakses. Melihat bocil-bocil sekarang yang kebanyakan sudah pada pegang smartphone, pasti sulit buat mengontrol hal ini. Namun tetap saja K-Popers itu biasanya nggak bakal bertingkah barbar kalau nggak disenggol duluan. Ayo, siapa tuh yang nyenggol K-Popers duluan? Ngusik hidup orang banget, sih.
Saya pernah membuat postingan di SW alias Snap WhatssApp tentang idola saya. Saya pikir nggak akan ada yang berkomentar buruk karena saya sudah selektif menyimpan nomor teman-teman saya. Namun, nyatanya ada satu orang, pernah satu SMP dengan saya, mengomentari postingan saya dengan kata “alay”. Kebetulan saya dan dia memang nggak terlalu dekat juga, tanpa basa-basi langsung saja saya block kontaknya. Saya pikir untuk apa diladeni kalau nantinya malah membuang-buang waktu dengan hal yang nggak berguna seperti itu. Tak lama belakangan ini, saya sempat melihat Snapgram-nya dan dia memposting sedang menonton drakor serta mendengarkan lagu “Dynamite”. Saya hanya tersenyum dan tertawa mengingat hal itu. K-Popers karma does exist.
Nah, bagi para jamaah Mojokiyah yang memang nggak suka hal-hal berbau Korea, silakan saja. Toh nggak ada yang maksa kalian buat ikutan suka Korea dan jadi K-Popers juga. Cukup diam, hide, atau sekalian saja block kalau perlu. Perlu diketahui juga, ada kalimat keramat yang nggak boleh kalian ucapkan pas di depan K-Popers. Bisa-bisa nanti diserang, padahal kalian yang nyenggol duluan, ups!
#1 “Apaan sih suka kok sama idola yang gay”
Aduh, baru kalimat pertama ini saja sudah fatal banget akibatnya. Apa sih hubungan idola sama sexuality seseorang? Cuma karena penampilan idola mereka yang kece abis, pakai makeup, nyanyi sambil dance, bisa-bisanya kalian menyimpulkan bahwa seseorang itu gay? Padahal sexuality seseorang itu salah satu hal yang sensitif, lho! Berbentuk pertanyaan tentang sexuality saja itu harus tahu tempat, loh ini malah langsung asal tebak. Apalagi menambah kata-kata seperti, “Idola kamu kan gay, kamu gay juga, ya?”, apa nggak semakin marah? Gimana juga, sexuality itu nggak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan, menjadi idol kan salah satu pekerjaan juga.
#2 “K-Popers kerjaannya halu doang”
Ya, saya juga membenarkan hal ini. Namun, kalau dibilang sehari-hari kerjaannya nge-halu doang ya nggak juga. Toh kami manusia yang makan, mandi, kerja, nugas, dan jalan-jalan sama seperti manusia pada umunya, kok. Kebanyakan K-Popers itu fangirling atau fanboying dan halu buat ngelepas penat saja. Siapa sih yang nggak pusing sama tugas-tugas dan dihantui deadline? K-Popers punya caranya sendiri, entah itu dengan mendengarkan lagu-lagu idolanya, nonton performance idolanya, atau nonton acara semacam variety show utuk menghibur dirinya.
#3 “Ngapain sih beli album dan perintilan mahal-mahal? Mending duitnya ditabung”
Jangan salah, banyak kok K-Popers yang rela nggak jajan dan menabung dulu demi beli album, light stick, photo card, dan merch idol lainnya. Memang nggak ada salahnya juga kalian mengingatkan mereka untuk menabung, tapi agaknya kalimat semacam itu lebih terlihat semacam sindiran dibanding mengingatkan. Bagi K-Popers, beli merch juga sebagai salah satu bentuk mendukung idolanya, loh! Toh, duit mereka ini, kan? K-Popers juga loyal, kok. Kalau ada idolanya yang mau ulang tahun, pasti banyak birthday project yang dirayakan, salah satu bentuknya berupa sumbangan. Bagi kalian yang suka nyinyir, “Daripada beli album mending uangnya disumbangin,” coba saya tanya memangnya kamu sudah nyumbang?
Mulai sekarang kurang-kurangi deh hal-hal yang menyinggung perasaan orang lain, apalagi kalau kalian merasa sudah dewasa, ya. Nggak baik mengusik kehidupan orang yang bahkan sama sekali nggak merugikan hidup kalian. Seperti kata saya di atas tadi, cukup diam saja. Kalau risih ya hide dan block sekalian, daripada berkomentar dengan kata-kata yang kurang mengenakan, lebih baik gunakan waktu buat hal-hal yang berguna.
BACA JUGA K-Popers Militan, Golongan Pemuda yang Tersakiti Bangsa Sendiri.