Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dear Love, Jangan Pernah Takut Bilang Cukup Untuk Toxic Relationship, Kamu Berhak Bahagia

Ulfa Setyaningtyas oleh Ulfa Setyaningtyas
24 Mei 2020
A A
cermin lelaki, toxic relationship MOJOK.CO

toxic relationship MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Kamu akrab dengan istilah toxic relationship?  Nggak menutup kemungkinan kamu bisa terjebak dalam hubungan tidak sehat semacam ini. Saya pribadi percaya bahwa sebuah hubungan itu harus bersifat dua arah. Saling memahami, saling mendukung, saling energi positif, dan saling memerjuangkan.

Hubungan yang dilandasi perasaan cinta tulus dan saling menghargai akan melahirkan energi positif. Namun, ketika dua orang (sebagai pasangan) sudah tidak lagi memiliki sinergi, bisa dikatakan bahwa hubungan tersebut mulai kehilangan arah.

Toxic relationship bisa berakhir pada sebuah konsekuensi yang berbahaya. Satu hal yang pasti: bertahan bersama orang yang salah hanya akan menyakiti diri sendiri. Oleh karena itu, sebaiknya jangan dianggap remeh masalah ini sejak awal berhubungan. Tidak sulit sebenarnya untuk menyadari hubungan kita termasuk sehat atau toxic.

Bagaimana cara mengenali gejala toxic relationship? Sebetulnya nggak susah-susah amat. Namun, kamu dan pasangan harus bisa dewasa menyikapi berbagai perasaan yang muncul.

Toxic relationship bisa muncul ketika kamu sudah mulai merasa khawatir yang berlebihan. Misalnya, justru merasa tidak aman dan nyaman ketika bersama pasangan. Ada muncul keraguan yang melahirkan kecurigaan atau ketidakpercayaan pada pasangan. Ujungnya, muncul tekanan tak perlu kepada mental. Alih-alih merasa bahagia, kamu justru lelah ketika menghadapi pasangan sendiri.

Tapi tunggu dulu. Apakah pasanganmu juga merasakan hal yang sama ketika bersamamu? Karena bisa jadi, kecurigaan itu muncul dari rasa insecure diri sendiri, bukan karena pasangan. Kalau sudah begini, mulailah membuka diskusi sama pasangan.

Perlu kita ingat, pihak yang biasanya memicu toxic relationship punya kebiasaan yang berulang. Misalnya, berbohong untuk hal-hal kecil, atau kebohongan untuk menutupi kebohongan lainnya. Dia akan mencari pembenaran akan segala kesalahan.

Kita dikonfrontasi, pihak yang bersalah justru lebih keras menyikapi keadaan. Dia akan memanggil kembali kesalahan-kesalahan masa lalu, yang mana sebaiknya tidak diungkit di masa kini. Apalagi ketika ternyata, kesalahan di masa lalu sebetulnya bukan masalah besar.

Baca Juga:

Membayangkan Film “Ada Apa dengan Cinta” Tidak Pernah Ada

5 Istilah Seputar Percintaan Gen Z yang Perlu Diketahui Generasi Lain

Karena situasi semakin tidak terkendali, kamu mulai masuk tahap menyalahkan diri sendiri dari sebuah toxic relationship.

“Oh iya ya, benar juga ya. Aku yang salah.”

Kamu akan memaklumi kesalahan dan terjadilah drama maaf-maafan. Padahal, you know what, kamu tidak bersalah! Menumpuk kesalahan tanpa menyelesaikannya hanya membuat hubungan semakin rentan.

Setelah itu, siklus kembali “normal” yang sebetulnya nggak normal. Karena ketika konflik kembali terjadi, pola yang sama akan terjadi. Kamu mencari kejelasan, tetapi yang ada malah menjadi pihak yang “minta maaf”. Kalau sudah begini, normal bagimu adalah normal yang toxic.

Tidak ada diskusi yang sehat ketika toxic relationship berjalan lebih lama. Yang ada hanya rasa saling menyalahkakan, egois, tidak menghargai pendapat, meremehkan, merendahkan, atau memperlakukan pasangan seenaknya sendiri.

Sayangnya, meskipun banyak orang yang sadar sedang terjebak toxic relationship, mereka tidak berani mengambil keputusan untuk melepaskan diri dari hubungan tersebut. Dear Love, kasihan sama hatimu sendiri, dong. Wake up!

Kalau sudah seperti itu, nggak perlu menilai tulus atau tidaknya sebuah hubungan. Terkadang, pemakluman, “Nanti, dia pasti berubah jadi lebih baik,” adalah pemikiran yang mengerikan. Itu kamu kayak lagi menjaga akar konflik tetap kuat. Dan kelak yang kamu panen cuma rasa sakit di hati.

Saya percaya, kok, kalau sebuah hubungan perlu diperjuangkan. Namun, ketika yang berjuang hanya satu pihak, mending putus saja sudah. Nggak worth it, Love.

Kalau hubungan udah ngasih negative vibe, kini saatnya kamu belajar mencintai diri sendiri. Jangan takut untuk bilang “cukup”. Kamu layak bahagia ketimbang terjebak di sebuah toxic relationship.

So, My Love, be loyal to your self first. Kamu berharga. Kayak katanya Robert Tew, “Sometimes what you’re most afraid of doing is the very thing that will set you free.”

Ingat ya, dear Love, cinta memang pakai hati, tapi dunia tidak bekerja tanpa logika.

BACA JUGA Membayangkan Tontonan Rakyat Indonesia Jika Netflix dan Liga Inggris Menyusul Indoxxi dalam Daftar Blokiran atau tulisan Ulfa Setyaningtyas lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2021 oleh

Tags: Cintaegoisputusselingkuhtoxic relationship
Ulfa Setyaningtyas

Ulfa Setyaningtyas

ArtikelTerkait

tanda gebetan tertarik dinilai dari ucapan saat kencan pertama mojok.co Boleh Ngomong Sesuatu, Nggak?

Tanda Gebetan Tertarik pada Kita, Dilihat dari Ucapan Mereka saat Kencan Pertama

8 Agustus 2020
8 jenis cinta, dicintai pasangan

8 Jenis Cinta yang Perlu Kamu dan Pasanganmu Tahu

23 Mei 2020
mamak

Surat Terbuka Untuk Para Mamak di Seluruh Dunia

23 Agustus 2019
Kenapa ya Perempuan Gemar Nyusruk ke Toxic Relationship? (Unsplash)

Kenapa ya Perempuan Gemar Nyusruk ke Toxic Relationship?

30 Juni 2023
orang jelek cinta pacaran tahu diri Memahami Tweet Jefri Nichol: Ngapain Marah-Marah, kalau Kenyataanya Kita Memang Jelek?

Orang Jelek Emang Berhak Jatuh Cinta, tapi Harus Tahu Diri Dong

9 Juni 2020
Harusnya Aku yang di Sana

Yang Paling Nyesek Dari “Harusnya Aku yang di Sana”

16 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.