Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jalur Pantura Rembang-Tuban, Jalan Paling Indah Se-Pantura dengan Pemandangan Bibir Pantai yang Memikat

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
20 Februari 2024
A A
Jalur Pantura Rembang-Tuban, Jalan Paling Indah Se-Pantura dengan Pemandangan Bibir Pantai yang Memikat Mojok.co

Jalur Pantura Rembang-Tuban, Jalan Paling Indah Se-Pantura dengan Pemandangan Bibir Pantai yang Memikat (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jalur Pantura yang terkenal gersang dan jelek ternyata punya sisi indah, tepatnya di ruas jalan Rembang hingga Tuban. 

Lahir sebagai anak blasteran Jawa-Flores membuat saya sering bolak-balik antara Jawa dan Flores pada momen-momen tertentu. Salah satunya saat Lebaran. Jangan bayangkan perjalanan pulang ke Flores cukup dengan duduk manis di pesawat, saya lebih sering menempuh perjalanan darat dan laut. Memang lebih memakan waktu, tapi seru!

Biasanya, saya akan menggunakan bus atau travel dari Semarang ke Surabaya. Dari pelabuhan di Surabaya, saya baru naik kapal menuju Flores. Saat saya tinggal di Semarang, pelabuhan di sana tidak lagi menerima sandaran kapal Pelni. Itu mengapa saya memang harus ke Surabaya terlebih dahulu. 

Sebenarnya ketika pulang naik pesawat terbang, saya juga lebih memilih keberangkatan dari bandara Surabaya. Sebab, penerbangan dari Bandara Ahmad Yani Semarang ke Flores pasti transit ke Surabaya terlebih dahulu dan harganya lebih mahal. Penerbangan dari Semarang bisa Rp500.000 lebih mahal daripada dari Surabya.  

Kebiasaan pergi ke Surabaya itu membuat saya tidak begitu asing dengan jalur Pantura. Bus atau travel yang saya naiki dari Semarang ke Surabaya biasanya melewati jalur nasional yang ikonik ini. Jalur Pantura yang sepanjang 1.136 km setidaknya menghubungkan 5 provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

Nyatanya Pantura tidak melulu gersang, ada sisi yang menyegarkan

Awalnya saya kira jalur Pantura seperti yang banyak dibicarakan banyak orang, gersang dan jalurnya buruk. Mungkin di beberapa ruas memang demikian ya, tapi tidak dengan yang jalur pantura yang saya lewati. Sepanjang perjalanan dijamin nggak bosan karena disuguhi pemandangan indah. 

Sebelum memasuki provinsi Jawa Timur melalui Kabupaten Tuban, jalur pantura membentang dari Kabupaten Brebes hingga Rembang, Jawa Tengah. Nah, di sepanjang rute itu pengguna jalan akan disuguhi hijaunya persawahan, pemukiman warga yang berjejer, dan alun-alun tiap kota. Namun, menurut saya, pemandangan paling memanjakan mata dimulai ketika bus atau travel yang saya tumpangi memasuki Rembang menuju Tuban. 

Memasuki Kecamatan Kaliori, kecamatan paling barat Kabupaten Rembang, kalian akan melihat rumah-rumah warga bergaya pesisir di sisi kiri dan kanan jalan. Hampir setiap rumah punya pohon yang menambah kesegaran pemandangan. Beberapa kali warga terlihat lalu-lalang beraktivitas sehari-hari, tapi sama sekali tidak mengganggu pengguna jalan. Nuansanya seolah ingin mengingatkan pengguna jalan bahwa mereka akan akan memasuki daerah pesisir pantai.

Baca Juga:

Alasan Orang Lamongan Lebih Sering Healing ke Tuban daripada Gresik

3 Hal yang Jarang Orang Bicarakan Soal Rembang

Jalur Pantura Rembang-Tuban memanjakan mata dengan pemandangan bibir pantai

Kekaguman saya makin menguat ketika memasuki Kecamatan Lasem. Kecamatan ini menandakan jalur Pantur mulai mengarah ke pesisir pantai utara Pulau Jawa. Tepian bibir pantai mulai terlihat ketika memasuki kecamatan ini. Pantai pertama yang akan dilewati bernama Pantai Bonang Binangun.

Seolah belum cukup, setelahnya pengguna jalan akan disuguhi panorama pantai dan perbukitan Watu Layar. Menurut banyak cerita, tempat tersebut menjadi petilasan Sunan Bonang untuk menyendiri di sela-sela kegiatan beliau menyebarkan agama Islam. Konon, di kecamatan ini juga terdapat makam dari Sunan Bonang.

Ke arah timur lagi, pengguna jalur Pantura akan memasuki Kecamatan Sluke. Dari Kecamatan ini hingga Kecamatan Kragan, pemandangan pesisir pantai benar-benar memanjakan mata para pengguna jalan. Setidaknya sepanjang sekitar 20 kilometer, penggunakan jalan akan melihat susunan kapal-kapal nelayan di pinggir pantai dan potret gelombang laut pantai utara yang ditiup oleh angin.

Di sepanjang jalur ini, sepengetahuan saya, setidaknya ada enam pantai berjejer mulai dari Pantai Sluke, Pantai Jatisari, Pantai Robyong, Pantai Balongan, Pantai Cemara, dan Pantai Perbatasan yang jadi penanda perbatasan antara wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Semua pemandangan itu bisa dinikmati dengan jalur yang sedikit berkelok-kelok dengan tebing-tebing yang cukup tinggi di sisi selatan jalan. Selain itu, aroma khas ikan asin yang dijajakan di sepanjang jalan menciptakan kesan unik dan berkesan saat perjalanan.

Pemandangan semakin cantik di sore hari

Dopamine dari pemandangan laut tidak berhenti di Rembang. Memasuki Tuban, pengguna jalur Pantura juga masih disuguhkan gambaran laut Jawa bagian utara ini. Yang paling Indah ketika memasuki Pantai Cemara Tuban dan Alun-Alun Tuban. Memandangi laut di atas moda transportasi rasanya seperti membiarkan pikiran berlari-lari di atas hamparan laut yang sedang dipandang itu.

Semua itu semakin berkesan ketika melewatinya di kala sore hari saat matahari terbenam, sembari bus menyetel lagu-lagu dari Duta Patah Hati, yaitu mendiang Didi Kempot. Memandangi segala ciptaan Tuhan itu di balik kaca bus yang melaju dengan kecepatan sedang seolah memahami perasaan penumpangnya. Rasanya membiarkan hati menyembuhkan dirinya dari luka-luka masa lalu.

Kalau membawa mobil pribadi, pengunjung bisa berhenti sejenak dan melamun bersama hempasan angin yang menyentuh wajah dengan lembut. Bisa juga sambil menikmati kuliner seperti ikan bakar yang dipesan dari pedagang makanan sekitar.

Keindahan yang disajikan Jalur Pantura Rembang-Tuban bukan berarti ruas ini nggak memiliki kekurangan. Lebar jalan yang tergolong sempit membuat  jalur ini kerap mengalami kemacetan. Selain itu, ruas Rembang-Tuban juga kerap terjadi kecelakan karena tidak ada pembatas di bagian tengah jalanan. Oleh karena itu, kalian yang melintasi jalan ini tetap perlu berhati-hati. Jangan terlalu terlena dengan keindangan pemandangan yang disajikan. 

Kalau boleh sedikit memberi saran lain, jangan melalui jalur ini dalam kondisi galau dan sendirian menggunakan motor. Bisa-bisa kalian malah menjadikan jalur ini sebagai sarana meratapi nasib sambil berkendara. Mending kalau galau, ajak teman aja deh, biar kalau lewat jalur ini dan malah ngelamun, ada yang bisa menggantikan dan menyadarkan. Bahaya nanti malah kesambet kemudian membahayakan pengendara lain lagi.  

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Jalan Sarjono Ambarawa, Jalan Terindah Se-Jawa Tengah yang Bisa Jadi Tempat Healing Gratis

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Februari 2024 oleh

Tags: jalan paling indahjalur panturapanturarembangTuban
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Kereta Api Sancaka Utara, Kereta Penolong Warga Pantura untuk Menjangkau Daerah Selatan

Kereta Api Sancaka Utara, Kereta Penolong Warga Pantura untuk Menjangkau Daerah Selatan

5 Februari 2025
Derita Tanpa Akhir Penumpang Bus Pantura Surabaya Semarang (Unsplash)

Derita Tanpa Akhir yang Dirasakan Penumpang Bus Pantura Surabaya Semarang

22 Februari 2025
mbah moen

Peninggalan Mbah Moen dan Tugas Kita Sebagai Ahli Warisnya

8 Agustus 2019
jalan pantura mojok

Di Balik Jalan Pantura yang Aduhai Jelek, Saya Merasa Ada Hikmah yang Kudu Diambil

14 Desember 2020
Jalur Pantura Kendal Nggak Berubah dari Dulu, Masih Mengancam Nyawa Pengendara

Jalur Pantura Kendal Nggak Berubah dari Dulu, Masih Mengancam Nyawa Pengendara

7 Maret 2025
PO Dewi Sri, Penguasa Pantura dengan Tiket Harga Merakyat

PO Dewi Sri, Penguasa Pantura dengan Tiket Harga Merakyat

16 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.