Jika pernah berkendara di sepanjang jalur Banyuwangi-Jember, tentu kalian sudah tak asing dengan daerah Genteng Banyuwangi ke arah selatan melewati Gumitir. Melakukan perjalanan dari Banyuwangi-Jember via Gumitir membutuhkan waktu tempuh sekitar 3 jam jika menggunakan kendaraan pribadi. Yang perlu diwaspadai adalah kendaraan yang lewat sini dan membahayakan pengguna jalan karena kecepatan mengemudi mereka kadang di atas rata-rata.
Padahal batas kecepatan kendaraan di jalan raya sudah diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 111 TahunĀ 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan. Dalam peraturan tersebut, kecepatan paling rendah adalah 60km/jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100km/jam untuk jalan bebas hambatan. Sementara untuk jalan antarkota, kecepatan paling tinggi adalah 80km/jam dan 50km/jam untuk kawasan perkotaan. Terakhir, kecepatan paling tinggi di kawasan permukiman adalah 30km/jam.
Masalahnya, jalur Banyuwangi-JemberĀ yang sempit dan dekat dengan jurang bisa mencelakakan siapa pun yang berkendara di sini. Meleset dikit saja nyawa taruhannya. Jika kalian ingin melakukan perjalanan ke Banyuwangi melewati Jember, ada beberapa kendaraan yang wajib kalian waspadai. Sebisa mungkin hindari timbang celaka.Ā Ā
Daftar Isi
- #1 Truk tangki bensin bisa melaju lebih kencang dan kadang bergerak agresif jika tak membawa muatan
- #2 Mobil pick-up sayur memang kecil, tapi jangan dianggap remeh
- #3 Truk tebu biasa dijumpai di jalur Banyuwangi-Jember yang menanjak dan berkelok
- #4 Bus antarkota juga patut diwaspadai di jalur Banyuwangi-Jember
- #5 Mobil travel juga wajib diwaspadai
#1 Truk tangki bensin bisa melaju lebih kencang dan kadang bergerak agresif jika tak membawa muatan
Truk tangki bensin dengan panjang sekitar 53 kaki untuk trailer tunggal sering kali menjadi sumber antrean panjang di jalan raya. Kendaraan lain yang ingin mendahului harus ekstra sabar mengingat ukuran truk ini memakan hampir seluruh badan jalan. Itu baru satu trailer, lho, bayangkan jika yang melintas adalah truk tangki gandeng dengan panjang mencapai 100 kaki. Saat tangki penuh, truk biasanya melaju perlahan sehingga lebih mudah diantisipasi.
Akan tetapi ceritanya bisa berbeda jika truk ini kosong tak membawa muatan. Truk yang lebih ringan bisa melaju lebih kencang dan kadang bergerak agresif di jalur Banyuwangi-Jember. Dengan ukurannya yang besar, truk ini sering mendominasi jalur, membuat pengendara lain kesulitan menyalip.Ā
Tak jarang, pengemudi truk tangki mengambil jalur berlawanan untuk mendahului kendaraan di depannya. Situasi seperti ini bisa berisiko tinggi, terutama bagi pengendara sepeda motor dan mobil kecil yang melintas di jalur Banyuwangi-Jember. Sepeda motor harap minggir, silakan turun dari badan aspal agar kalian selamat. Tetap waspada, jaga jarak aman, dan bersikap bijak di jalan agar perjalanan tetap lancar dan selamat.
#2 Mobil pick-up sayur memang kecil, tapi jangan dianggap remeh
Bagi saya, perjalanan pagi atau malam di jalur Banyuwangi-Jember sama saja, selalu ramai. Jalan ini dipadati berbagai kendaraan yang lalu-lalang melintasi setiap kecamatan yang ada. Salah satu yang paling mencolok adalah mobil pick-up sayur yang melaju bak di jalan tol meskipun jalannya penuh kendaraan. Kecepatan mereka bisa mendekati 100 km/jam, tak peduli jalan macet atau tidak. Jika bisa terbang, mungkin sudah mereka lakukan. Tak heran, kecelakaan yang melibatkan mobil pick-up sayur cukup sering terjadi di jalan ini.
Mobil pick-up sayur memang kecil, tapi jangan dianggap remeh. Lincahnya menyalip kendaraan besar seperti truk gandeng membuat mereka sulit disaingi. Begitu ada celah di jalan, mereka langsung tancap gas dengan gerakan secepat kilat. Jangan harap kendaraan kecil seperti motor dan mobil pribadi bisa mendahului mereka dengan mudah.
Kalau kalian ingin selamat, lebih baik hindari saingan dengan mobil pick-up sayur. Semakin kalian mencoba menyalip, mereka justru semakin menambah laju kendaraan. Saran dari saya adalah jaga jarak, tetap tenang, dan biarkan mereka berlalu. Keselamatan kalian lebih penting daripada kebut-kebutan.
#3 Truk tebu biasa dijumpai di jalur Banyuwangi-Jember yang menanjak dan berkelok
Jika pernah melintasi jalur Banyuwangi-Jember, kalian pasti pernah bertemu truk tebu. Truk ini sering memuat tebu dari Kecamatan Glenmore menuju pabrik gula di Jember dan sebaliknya. Dengan muatan penuh, kecepatan truk ini di jalan hanya sekitar 40-60 km/jam. Satu truk saja bisa membuat antrean panjang, apalagi truk gandeng.
Tak jarang, tebu yang diangkut berjatuhan di jalan, membuat permukaan jalan menjadi kotor dan licin. Hal ini menjadi tantangan bagi pengendara lain, terutama di jalur menanjak dan berkelok seperti Gumitir. Risiko kecelakaan bisa meningkat dua kali lipat.Ā
Truk tebu bisa menciptakan antrean hingga satu kilometer, terutama jika beriringan dengan truk besar lainnya. Lebih berbahaya lagi, muatannya sering kali melebihi kapasitas hingga menjulang tinggi melebihi batas bak truk, meningkatkan risiko truk oleng atau bahkan mundur di tanjakan. Saat berkendara di belakang truk tebu, jaga jarak aman dan hindari berada tepat di belakangnya di jalan menanjak atau menikung. Lebih baik menyalip jika ada kesempatan dan ketika arah berlawanan sepi.Ā
#4 Bus antarkota juga patut diwaspadai di jalur Banyuwangi-Jember
Sudah jadi rahasia umum jika bus antarkota juga kerap menjadi tantangan sendiri di jalan raya. Mereka kerap berhenti mendadak untuk menaik-turunkan penumpang di sembarang tempat, membuat pengendara di belakang harus memperlambat kendaraan sehingga memicu kemacetan. Belum lagi banyak bus dengan kondisi kurang layak tetap melaju dengan kecepatan tinggi, memaksa pengendara motor dan mobil kecil harus ekstra hati-hati.
Ukuran bus yang besar memakan hampir seluruh badan jalan, membuat manuver untuk menyalip jadi lebih berisiko. Tak hanya soal kecepatan, saat bus berjalan pelan dengan kecepatan 30-40 km/jam sambil mencari penumpang, antrean kendaraan di belakangnya jadi semakin panjang.
Kunci menghadapi situasi ini adalah kesabaran dan perhitungan yang matang. Manfaatkan momen yang tepat untuk menyalip saat aman. Jika bus melaju dengan kecepatan tinggi, lebih baik beri jarak dan hindari risiko yang tak perlu. Namun jika bus melaju dengan pelan, lebih baik menyalip untuk menghindari kemacetan semakin panjang. Perlu diingat, pastikan arah berlawanan kalian sedang sepi agar lebih mudah untuk menyalip.Ā
#5 Mobil travel juga wajib diwaspadai
Berbeda dari kendaraan lain yang mungkin masih bisa dihindari, mobil travelĀ menjadi salah satu kendaraan yang patut dihindari di jam malam. Jika rute perjalananmu melintasi jalur Surabaya-Banyuwangi atau Malang-Banyuwangi via Jember, bersiaplah bertemu mobil-mobil yang kerap memacu kendaraan layaknya pembalap jalanan.
Mobil travel ini punya kecepatan seperti mobil pick-up sayur yang bisa melaju hampir 100 km/jam. Mereka dengan mudah menyalip kendaraan apa pun, seberapa panjang pun antrean di depannya, dan sering kali sukses melakukannya dengan kecepatan yang membuat jantung berdebar.
Bayangkan kalian tertidur di dalamnya dan tubuh terguncang ke sana kemari. Tentu saja tidur jadi jauh dari kata nyaman. Jika kalian tidak punya mental baja, lebih baik mengalah dan beri jalan saja. Menyalip mobil travel di malam hari butuh nyali besar dan tentunya kesabaran yang lebih besar lagi. Tetap waspada dan prioritaskan keselamatan kalian.
Itulah beberapa kendaraan yang harus diwaspadai jika berada di jalur Banyuwangi-Jember atau sebaliknya. Jika kalian memiliki pengalaman yang belum saya tuliskan. Tambahkan sendiri di tulisan selanjutnya.Ā
Penulis: Nuruma Uli Nuha
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat caraĀ iniĀ ya.