Jalur Alas Pujon Malang Menyimpan Bahaya bagi Pengendara

Jalur Alas Pujon Malang Menyimpan Bahaya bagi Pengendara (Unsplash)

Jalur Alas Pujon Malang Menyimpan Bahaya bagi Pengendara (Unsplash)

Jalur Alas Pujon menjadi rute favorit bagi orang Malang atau Batu ke barat, misal ke Kediri atau Jombang, atau sebaliknya. Kenapa bukan Blitar? Jarak tempuhnya terlalu memutar dan memakan waktu juga. Kalau lewat Kejapanan, saingannya berat: “Transformers” adu mekanik, tidak aman untuk kendaraan kecil mobil atau sepeda motor.

Lewat sini pasti sejuk karena berada di ketinggian. Jalur Alas Pujon Malang itu tercatat kurang lebih 1.000 MDPL dan banyak pepohonan meski mulai dirambah untuk pembangunan rest area, resort, atau pujasera. Beberapa orang mengaku merasa nyaman lewat sini meski jalannya berkelok-kelok, termasuk beberapa mahasiswa dari eks Karesidenan Kediri atau Bojonegoro dengan berbagai romantismenya.

Meski banyak yang bilang ini jalur favorit, tapi jalur yang melewati wisata Waduk Selorejo dan Kota Wisata Batu bagi saya justru red flag banget. Terlalu lebay untuk diromantisasi dengan segenap jiwa muda ala mahasiswa. Kalo bisa, jangan pernah lewat sini. Kenapa?

Jalur Alas Pujon Malang membuat mabuk

Saya bukan orang yang gampang mabuk di perjalanan. Tapi, kalau sampai mabuk, artinya kalau bukan sopirnya keterlaluan, ya jalannya yang meresahkan. Tiap lewat jalur Jalur Alas Pujon Malang, saya sering pusing seperti orang vertigo, bahkan kadang pernah sampai mual dan rasanya sangat mengganggu.

Pernah suatu ketika saya punya rencananya mau ke kampung halaman ayah saya di Ngawi. Nah, biar hemat biaya tol, kami lewat Jalur Alas Pujon Malang, masuk tol di Kertosono. Bukannya cepat sampai dan hemat biaya, justru waktu terbuang banyak di sana gara-gara mual. Daripada sampai muntah, mending perjalanan dihentikan sebentar sampai benar-benar pulih. Menyebalkan memang.

Ada cerita yang lebih parah lagi. Waktu study tour SMA ke Bandung, rombongan bus lewat Pujon, bukan lewat Kejapanan atau Blitar. Walhasil saya pusing dan susah makan siang saat itu. Satu bus beraroma minyak kayu putih bercampur muntahan teman SMA yang mabuk. Entah kenapa saya dari dulu selalu dianugerahi nasib apes.

Makanya, tiap ada yang mengajak pergi ke arah barat misal ke Jogja, kalau ditawari lewat Pujon, saya langsung menolak. Kalo bisa, lewat tol via Surabaya, lewat Blitar, atau sekalian naik KA yang bikin saya bebas dari sensasi mabuk.

Baca halaman selanjutnya….

Jalur Alas Pujon Malang Rawan longsor

Di balik pesona Pujon dan Songgoriti yang menggoda karena pemandangan yang memanjakan mata, tersimpan bahaya besar: ancaman longsor. Seringnya insiden longsor di sini entah menutupi jalan atau jalannya yang ambrol, selalu saja bikin ketar-ketir, terlebih kalau musim hujan.

Jalur Pujon dari sisi Batu didominasi pegunungan yang berkelok-kelok dengan tebing yang tegak. Tapi, sebagian sudah dikeruk untuk dijadikan penginapan atau rest area. Kalau hujan, kemungkinan longsor bisa terjadi. Kalau sepanjang jalan dari Pujon sampai Kasembon, rata-rata jalannya berada di pinggir sungai besar dan tebing bukit yang dikeruk, wajar jika ada berita jalan ini tergerus saat arus sungai deras gara-gara hujan.

Jadi, jalur ini red flag banget untuk saya. Jadi khawatir banget kalau lewat sini pas hujan-hujan, terus ada longsor. Bukannya cepat sampai, malah terhambat atau dikhawatirkan disuruh putar balik karena terputus.

Tapi, selama perjalanannya dari kalangan keluarga sendiri, jarang banget lewat Jalur Alas Pujon Malang lagi. Kalau saya sendiri, kalau ke barat mending naik KA saja. Relatif aman dari mabuk atau longsor, ya kalau terjadi longsor di Karangkates itu nggak parah kalau dibandingkan dengan lewat Pujon. Tapi, semua tergantung selera Anda mau lewat mana dan naik apa, kalau saya cari selamat saja.

Penulis: Mohammad Faiz Attoriq

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Jalur Alas Pujon, Jalur Favorit Mahasiswa Plat S dan Plat AG yang Kuliah di Malang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version