Kalau bicara soal jalan tol, yang ada di kepala biasanya nggak jauh-jauh dari aspal, ngebut, saldo e-toll kurang, atau petugas tol yang senyumnya formal banget. Tapi, coba lewat Jalan Tol Ungaran-Salatiga. Semua stereotip itu langsung buyar.
Sebagai warga asli Jawa Tengah, saya suka banget lewat ruas tol ini. Bahkan kadang saya sengaja muter agak jauh dulu biar bisa masuk gerbang tol ini. Biasanya, saya akan masuk dari Tembalang dan lanjut ke ruas Ungaran. Kalau lewat pagi-pagi, matahari baru nongol di balik gunung, bikin semuanya kayak diatur sutradara film. Di sore hari, senjanya bikin langit jingga kemerahan, kayak filter Instagram. Semua ini disuguhin buat kamu, cuma dengan bayar tarif tol.
Di tol lain, perjalanan biasanya cuma urusan cepat-cepatan sampai tujuan. Tapi di sini, beda cerita. Bukit-bukit hijau, sawah yang rapi kayak karpet, dan udara yang (walaupun masih polusi, ya) sedikit lebih adem. Pokoknya, perjalanan ini bukan cuma soal nyetir, tapi juga pengalaman visual yang nggak bakal kamu dapet di tempat lain.
Daftar Isi
Cantiknya Jalan Tol Ungaran-Salatiga ini bisa jadi masalah
Saking cantiknya, Jalan Tol Ungaran-Salatiga ini malah berbahaya buat pengemudi. Nggak sedikit orang yang terlalu sibuk liat pemandangan sampai lupa kalau mereka lagi nyetir. Fokus ke jalan? Susah. Apalagi kalau kamu tipe yang gampangan. Maksudnya, gampang teralihkan perhatiannya. Bayangin lagi asyik ngeliatin view, tiba-tiba mobil depan ngerem mendadak. Ini yang bikin kamu harus ekstra hati-hati kalau lewat sini.
Ini belum termasuk kalau kamu bawa keluarga yang nggak kalah heboh. Anak-anak di belakang ribut, “Liat itu gunungnya! Wah, keren banget,!” Sementara orang di sebelahmu sibuk nyuruh kamu pelan-pelan biar bisa lihat lebih jelas. Udah kayak jadi supir wisata, bukannya pengemudi jalan tol. Pemandangan ini memang nikmat buat mata, tapi jadi tantangan buat konsentrasi. Nggak jarang pengemudi justru ngurangin kecepatan cuma karena pengen menikmati lebih lama. Hasilnya? Ya di klakson sama warga lokal yang udah tiap hari lewat. Atau di maki-maki sama pengemudi travel yang ngejar setoran.
Intinya, kalau lewat Jalan Tol Ungaran-Salatiga, siap-siap buat perang batin antara pengen menikmati view atau fokus ke jalan. Idealnya, sih, kamu biarkan penumpang di sebelah yang menikmati pemandangan sambil sesekali ambil foto, sementara kamu tetap fokus jadi pengemudi yang bertanggung jawab. Tapi ya namanya manusia, kadang tangan gatel pengen ikut motret. Kecantikannya bisa jadi jebakan kalau kamu nggak cukup waspada. Memang yang cantik kadang suka menjebak. Eh…
Rest area ala wisata alam
Rest area di Jalan Tol Ungaran-Salatiga ini juga berbeda. Kalau di tol lain, rest area cuma tempat mampir buat ngopi atau isi bensin, di sini kamu bisa dapet pemandangan yang lumayan oke. Nggak sedikit orang yang sengaja berhenti cuma buat foto-foto. Biasanya mereka yang baru pertama lewat sini bakal kelihatan jelas: heboh buka kamera, jepret sana-sini.
Ada juga tipe yang cuma duduk santai sambil ngeliatin. Tidak lain dan tidak bukan, mereka ini udah veteran tol Ungaran-Salatiga. Nggak kaget lagi sama pemandangan, tapi tetep menikmati. Warlok gitu lah.
Kenapa tol ini istimewa?
Jalan Tol Ungaran-Salatiga ini jadi istimewa karena bikin kamu lupa kalau perjalanan itu biasanya membosankan. Di sini, kamu nggak cuma lewat, tapi juga menikmati. Pemandangannya bikin hati tenang. Menjadi pengingat kecil kalau hidup nggak melulu soal buru-buru.
Jadi, kalau ada yang nanya, apa tol terbaik di Indonesia, jawab aja Jalan Tol Ungaran-Salatiga. Bukan cuma soal aspal atau kecepatan, tapi karena dia punya sesuatu yang tol lain nggak punya. Tapi tetep, jangan lupa, sebelum masuk tol ini, cek saldo e-toll-mu. Jangan sampai nyusahin pengendara lain karena kamu lupa top-up saldo e-money dan berakhir bingung di pintu tol. Nyusahin.
Penulis: Ken Elsaning Savitri
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Tol Jogja-Bawen Punya 3 Terowongan yang Menembus Perut Bukit, Ini Lokasinya