Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jalan Raya Dieng-Kejajar, Jalur yang Membuat Pengendara Mengeluh hingga Misuh

Yanuar Abdillah Setiadi oleh Yanuar Abdillah Setiadi
14 Mei 2024
A A
Jalan Raya Dieng-Kejajar, Jalur yang Membuat Pengendara Mengeluh hingga Misuh Mojok.co

Jalan Raya Dieng-Kejajar, Jalur yang Membuat Pengendara Mengeluh hingga Misuh (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jalan Raya Dieng-Kejajar bukan untuk pengendara yang kesabarannya setipis tisu.

Pada Rabu lalu, untuk pertama kalinya, saya memutuskan untuk mendaki salah satu gunung yang berada di dataran tinggi Dieng, yaitu Gunung Prau. Kebetulan, saya dan tiga orang kawan turun dari puncak gunung pada kamis siang. Tepat pukul 12.30 kami tiba di basecamp pendakian Gunung Prau via Patak Banteng. Seusai beres mengurus registrasi kedatangan, saya pun memutuskan untuk solat dan bersih-bersih di luar area basecamp. Tepat pukul 14.00, kami melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.

Pada artikel sebelumnya, saya sudah menuliskan betapa menderitanya melalui Jalan Raya Karangkobar. Jadi, pada perjalanan pulang ke rumah kali ini, kami memutuskan untuk lewat jalur Wonosobo kota. Artinya, saya harus melintasi Jalan Raya Dieng-Kejajar.  

Ternyata, jalur tersebut tidak jauh berbeda dengan Jalan Raya Karangkobar. Ibarat kata, kedua jalur tersebut adalah saudara kembar yang hanya berbeda kabupaten saja. Jalan Raya Dieng-Kejajar ini membuat saya mengelus dada sembari mengeluh. Bahkan, sesekali waktu saya sampai misuh. Kenapa bisa begitu?

#1 Jalan Raya Dieng-Kejajar dipenuhi pengendara lokal yang superior dan angkuh

Hujan yang sedari tadi rintik di dataran tinggi Dieng sudah mereda tatkala saya melintasi Jalan Dieng-Kejajar. Meski demikian, jejak hujan masih membasahi aspal yang mengeluarkan bau petrikor. Saat saya sedang memacu kendaraan dengan santai dan elegan, tiba-tiba ada sebuah mobil berplat nomor AA yang membunyikan klakson. Klakson tersebut memberi tanda si pengendara hendak mendahului saya. 

Tanpa pikir panjang, saya pun menepikan kendaraan dan mempersilahkan mobil berwarna putih tersebut untuk melintas. Tak lama berselang, mobil telah menyalip kendaraan saya dengan kecepatan tinggi. Tidak sampai disitu, mobil bak yang sedang tidak memuat barang tersebut dengan cekatan menyalip dua kendaraan roda empat di depan saya sekaligus. Saya hanya bisa melihat kejadian itu sambil geleng-geleng kepala. 

Bayangkan saja, dalam kondisi Jalan Dieng-Kejajar yang menurun dengan kemiringan sekitar 40 derajat, mobil tetap menyalip dengan kecepatan tinggi. Padahal, hanya berjarak 8 meter dari jalan yang menurun tersebut ada sebuah tikungan tajam. Saya paham betul, kalau mobil itu adalah milik warga lokal. Tapi, ya mbok tolong, jangan ugal-ugalan. Lagian, kalau sampeyan celaka, pengendara lain juga bisa kena getahnya lho. 

#2 Mobil yang parkir kendaraan di tanjakan memang ngajak ribut

Tak jauh dari tikungan tajam yang meliuk seperti huruf C di Jalan Raya Dieng-Kejajar, saya berpapasan dengan sebuah mobil yang berhenti tatkala sedang menanjak. Saya mengira kalau mobil tersebut sedang mogok. Nyatanya saya tidak mendapati batu atau kayu yang mengganjal di ban mobil sedan tersebut. 

Baca Juga:

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

Rasa heran dalam diri saya semakin memuncak tatkala kemacetan di belakang mobil tersebut mengular. Meski tak begitu panjang, tapi kemacetan cukup mengganggu lalu-lalang kendaraan Jalan Dieng-Kejajar. Sudah tau jalannya menanjak dan sempit, kok masih sempat parkir di tengah jalan. 

#3 Rem motor yang sedikit bermasalah adalah petaka nyata di Jalan Raya Dieng-Kejajar

Sebetulnya, sebelum melakukan perjalanan ini, saya setengah yakin dengan kondisi motor. Bukan karena saya tidak rajin servis, saya merasa tidak yakin lantaran kontur jalan yang hendak ditempuh. Selain itu, terakhir kali servis motor, saya hanya disarankan untuk ganti oli saja. Ya mau gimana lagi, wong mesinnya aja masih oke, kok.

Namun, perjalanan berangkat yang dipenuhi tanjakan dan turunan curam membuat kondisi rem motor sedikit mengendur. Ada ketakutan di benak saya jika sampai kampas rem motor habis. Kalau habis, bisa blong ini motor. 

Saya pun tidak mau gegabah. Di sepanjang jalan ini, saya menekan tuas rem dengan halus. Menekan tuas rem dengan mendadak saya minimalisir. Tujuannya, agar piringan cakram motor tidak semakin panas. Untung saja, hingga saya melewati Jalan Dieng-Kejajar, rem motor masih sehat wal afiat.

Beberapa kejadian yang dialami tersebut membuat saya mengeluh di sepanjang jalan. Pokoknya, Jalan Raya Dieng-Kejajar ini nggak cocok buat kalian yang nggak suka tantangan, bisa-bisa mengeluh sepanjang jalan. Apalagi buat kalian yang gampang misuh. Bisa jadi, ada puluhan hingga ratusan hewan kaki empat yang akan keluar dari mulut kalian dengan spontan. Nggak percaya? Jajal bae, Sedulur!

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA  Jalan Alternatif Magelang-Boyolali antara Merbabu dan Merapi, Indah Sekaligus Menantang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Mei 2024 oleh

Tags: diengJalan Raya Dieng-KejajarkejajarMotorpengendara
Yanuar Abdillah Setiadi

Yanuar Abdillah Setiadi

Santri. Murid Cak Nun, Rocky Gerung, Sujiwo Tejo. Instagram: @yanuarabdillahsetiadi

ArtikelTerkait

Mall di Jakarta Mendiskriminasi Pengguna Motor. Nggak Semua Menyediakan Parkiran Khusus Motor, Kalaupun Ada Letaknya Jauh dari Gedung Mall

Mall di Jakarta Mendiskriminasi Pengguna Motor. Nggak Semua Menyediakan Parkiran Khusus Motor, Kalaupun Ada Letaknya Jauh dari Gedung Mall

17 Juni 2024
Satria f suzuki nex honda beat mojok

Suzuki Satria F Ternyata Nggak Seenak yang Dibayangkan

25 November 2020
Tips Plesiran ke Dieng Wonosobo agar Terhindar dari Pungli dan Tidak Pulang Bergelar Almarhum

Tips Plesiran ke Dieng Wonosobo agar Terhindar dari Pungli dan Tidak Pulang Bergelar Almarhum

17 November 2025
Yamaha Fazzio: Motor yang Awalnya Terlihat Aneh, tapi Lama-Lama Bikin Kepincut Mojok.co

Yamaha Fazzio: Motor yang Awalnya Terlihat Aneh, tapi Lama-Lama Bikin Kepincut

19 November 2025
Alasan Cewek Tetap Pilih Motor Matic padahal Nggak Bisa Engkol Manual

Alasan Cewek Tetap Pilih Motor Matic padahal Nggak Bisa Engkol Manual

21 Juni 2024
Tips Penting untuk Pengendara Vespa Pemula terminal mojok.co

Vespa Primavera Sean Wotherspoon: Digoreng Makelar padahal Biasa Saja

4 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.