Nggak ada tempat yang pas untuk bersedih di Surabaya selain Jalan MERR.
Bersedih di tengah kota besar seperti Surabaya adalah hal yang sulit. Sibuknya pekerjaan dan hiruk pikuk kotanya seakan nggak mengizinkan orang untuk bersedih di kota ini. Maklum saja, bersedih memang perlu waktu dan tempat tersendiri. Tempat yang jauh dari kerumunan manusia dan tentu saja sepi.
Akan tetapi, di balik hiruk pikuk kehidupan Surabaya, ada satu jalan yang biasa saya lewati sekadar untuk menangis. Adalah Jalan Dr Ir H Soekarno atau yang sering disebut Jalan MERR (Middle East Ring Road) oleh orang Surabaya. Jalan yang memanjang dari Kecamatan Gunung Anyar hingga Kecamatan Kenjeran ini menjadi saksi orang-orang yang sedang bersedih. Meski namanya cukup membangkitkan semangat patriotik karena menggunakan nama proklamator kita, Jalan MERR adalah sebaik-baiknya tempat di Surabaya yang cocok untuk merayakan kesedihan.
Daftar Isi
Air mata di sepanjang 10,98 kilometer
Bisa saya katakan, Jalan MERR Surabaya ini menjadi saksi bisu bagi perjalanan panjang kesedihan saya di Kota Pahlawan. Mulai dari bersedih soal hubungan percintaan, masalah kuliah, masalah pekerjaan, dan masalah lainnya. Jalan lurus yang memiliki panjang sekitar 10,98 kilometer ini bukan hanya menjadi penghubung antarwilayah di Surabaya, tetapi juga menjadi penghubung emosi psikologis dengan segala masalah saya. Mungkin kalau kita lihat di Google Maps, Jalan MERR sekadar garis lurus panjang, tapi bagi saya yang sering melintasinya, jalan ini bak sebuah novel dengan beragam plot twist yang tak terduga.
Begitu saya berkendara di Jalan MERR Surabaya, saya seperti memasuki dunia paralel yang memanjang tanpa batas. Pengendara di kanan dan kiri dan mobil yang berlomba-lomba untuk mencapai tujuan dengan kecepatan tertinggi di Surabaya menjadi saksi jatuhnya air mata saya. Meratap di jalan terpanjang di Surabaya ini saya akui mengasyikkan. Dan, semua kesedihan, saya tumpahkan di sini.
Baca halaman selanjutnya: Jalannya lurus minim cahaya, cocok buat menangis…
Jalan MERR Surabaya, jalan lurus yang minim cahaya
Salah satu alasan mengapa jalan yang lurus panjang tanpa putus ini cocok untuk merayakan kesedihan adalah nuansanya. Dipenuhi pepohonan yang rindang membuat siapa pun yang melewati Jalan MERR Surabaya ini pangling, terutama pada malam hari. Lampu PJU yang belum LED membuat kesan redup. Beberapa titik lampu itu juga dihalangi oleh dahan pohon yang bikin suram pandangan. Tapi bagi saya, suramnya Jalan MERR di malam hari justru membuat saya tak perlu repot-repot lagi menutupi air mata kesedihan.
Maka jangan heran kalau melintasi jalan ini di malam hari, kita akan merasakan nuansa seperti sedang berada di episode film patah hati. Mungkin ini adalah cara jalan ini memberikan nuansa drama di tengah gemerlapnya Kota Surabaya yang monoton dan keras.
Sudah seharusnya kita merayakan kesedihan
Jika ada jalan di Surabaya yang bisa dijuluki sebagai “jalan kesedihan”, mungkin Jalan MERR ini adalah pilihan yang tepat. Tanpa perlu mengorbankan waktu untuk mencari tempat yang sesuai, MERR dengan leluasanya menyediakan arena bagi siapa pun yang ingin merayakan kesedihan mereka. Mungkin saya bisa membuat hashtag baru di media sosial dengan #MERRnangis, untuk semua orang yang ingin melepaskan beban emosional di tengah kemacetan dan keruwetan Kota Surabaya.
Mungkin juga, bagi para pencinta musik mellow atau lagu-lagu sedih, Jalan MERR Surabaya bisa jadi tempat paling inspiratif. Dengan latar belakang suara klakson yang monoton dan suasana malam yang sepi, serta suramnya pencahayaan, jalan panjang ini bisa menjadi studio rekaman terbaik untuk merekam perasaan sedih dalam bentuk lagu melankolis. Siapa tahu di balik hiruk pikuk Surabaya, muncullah suatu lagu tentang bagaimana kesedihan memang pantas dan harus dirayakan.
Bagi saya, MERR memang bukan tempat yang penuh dengan bunga dan senyum, tetapi di balik semua itu, MERR memiliki daya tarik tersendiri bagi seseorang yang menyukai suasana kesunyian dan penjara emosi. Kita nggak perlu lagi merayakan kesedihan di tempat-tempat yang terlalu mainstream di Surabaya, sebab nggak ada. Jalan MERR Surabaya adalah jalan kesedihan kita semua.
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Hal Konyol yang Bisa Kalian Temukan di Jalanan Kota Surabaya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.